Telat Makan Adalah Maut: Jangan Remehkan Dampaknya bagi Kesehatan

Kebiasaan telat makan sering kali dianggap hal yang sepele. Padahal, melewatkan waktu makan secara terus-menerus dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan tubuh. Bukan hanya sekadar membuat tubuh lemas, tetapi juga bisa memicu berbagai gangguan yang membahayakan organ dalam dan menurunkan kualitas hidup seseorang secara signifikan.

Salah satu dampak paling umum dari telat makan adalah meningkatnya produksi asam lambung. Ketika perut kosong terlalu lama, asam lambung yang tetap diproduksi akan mengiritasi dinding lambung. Akibatnya, muncul gejala seperti nyeri ulu hati, mual, perut kembung, hingga muntah. Jika terjadi berulang, kondisi ini bisa berkembang menjadi gastritis kronis bahkan tukak lambung yang berbahaya dan memerlukan perawatan medis jangka panjang.

Selain itu, telat makan juga berdampak pada fungsi otak dan kondisi psikologis seseorang. Asupan energi yang tidak terpenuhi akan membuat kadar gula darah turun drastis, sehingga menurunkan konsentrasi, membuat tubuh terasa lemas, kepala pusing, hingga emosi tidak stabil. Mood yang buruk, mudah marah, dan sulit fokus dalam bekerja atau belajar merupakan efek lanjutan dari kurangnya energi yang seharusnya diperoleh dari makanan yang cukup dan tepat waktu.

Tak hanya itu, sistem kekebalan tubuh pun bisa terganggu. Tubuh yang kekurangan nutrisi akibat telat makan menjadi lebih rentan terhadap serangan virus dan bakteri. Imun yang lemah dapat memicu infeksi dan memperlama masa pemulihan jika seseorang sedang sakit. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh secara keseluruhan.

Dalam situasi tertentu seperti menjalankan tugas berat, mengikuti pelatihan fisik, atau menghadapi tekanan kerja tinggi, telat makan bisa menjadi pemicu utama terjadinya kelelahan ekstrem, hilangnya kesadaran, atau bahkan pingsan. Hal ini tentu sangat berbahaya, terutama bagi tenaga kesehatan, personel militer, dan pekerja di lapangan yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental secara optimal.

Pola makan yang teratur dan seimbang menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan pencernaan dan kestabilan metabolisme tubuh. Bukan hanya soal apa yang dimakan, tetapi kapan kita makan juga menentukan seberapa baik tubuh menjalankan fungsinya. Idealnya, tubuh menerima asupan makanan setiap 4–6 jam agar kadar gula darah stabil dan asam lambung tidak mengiritasi lambung yang kosong.

Karena itu, penting untuk membangun kebiasaan makan teratur. Jadikan makan tepat waktu sebagai prioritas, bukan sebagai pilihan terakhir di sela kesibukan. Jika perlu, atur alarm atau pengingat untuk waktu makan agar tidak terlewat. Siapkan camilan sehat jika tidak sempat makan besar, dan hindari menunda makan dengan alasan pekerjaan atau aktivitas lain.

Kesadaran akan pentingnya makan tepat waktu adalah bagian dari mencintai diri sendiri. Jangan biarkan tubuh terus bekerja tanpa bahan bakar yang cukup. Telat makan bisa jadi awal dari berbagai masalah kesehatan serius. Maka, mulai sekarang, jangan abaikan perut yang mulai kosong. Dengarkan sinyal tubuh, jaga pola makan, dan jadilah pribadi yang lebih sehat melalui langkah kecil yang konsisten. Humas RSPAU

Tags: Berita

Humas RSPAU

Humas memiliki tugas untuk menyebarkan informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat baik melalui sosial media, website atau media apapun.

Komentar
Tinggalkan Komentar