Pengobatan berbasis gen atau precision medicine telah menjadi salah satu terobosan paling penting dalam dunia medis modern. Pendekatan ini memungkinkan dokter untuk menyesuaikan terapi berdasarkan karakteristik genetik individu, sehingga lebih efektif dan minim akan efek samping. Sebelumnya, pengobatan dilakukan dengan pendekatan one-size-fits-all, di mana semua pasien dengan diagnosis yang sama diberikan obat atau terapi yang serupa. Namun, dengan kemajuan teknologi genomik, dokter kini dapat memetakan gen pasien untuk menentukan pengobatan terbaik sesuai dengan profil genetik mereka.
Bagaimana
pengobatan berbasis gen bekerja?
Pengobatan berbasis gen dimulai dengan analisis genom
seseorang melalui tes DNA. Informasi dari tes tersebut membantu para ahli medis
untuk mengidentifikasi variasi genetik yang dapat memengaruhi respons pasien
terhadap obat-obatan tertentu. Misalnya, mutasi dalam gen tertentu dapat
membuat obat tertentu lebih efektif atau bahkan tidak berguna sama sekali bagi
pasien tersebut. Pendekatan ini sangat bermanfaat dalam mengobati penyakit
kompleks seperti kanker, di mana setiap jenis kanker bisa memiliki profil
genetik yang berbeda pada setiap pasien. Salah satu contoh dari pengobatan
berbasis gen adalah terapi yang menggunakan imunoterapi yang dipersonalisasi.
Melalui pemetaan genetik sel kanker, dokter dapat menciptakan terapi yang dirancang
khusus untuk menargetkan mutasi spesifik pada tumor pasien tersebut. Ini
memberikan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan terapi konvensional. Setiap
jenis kanker memiliki profil genetik unik yang berbeda antar individu. Sebagai
contoh, mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 diketahui meningkatkan risiko kanker
payudara dan ovarium. Pada pasien dengan mutasi ini akan merespons lebih baik
terhadap pengobatan menggunakan inhibitor PARP, yang merupakan terapi yang
secara spesifik menargetkan sel-sel kanker dengan mutasi tersebut. Terapi yang
dipersonalisasi berdasarkan genetik ini meningkatkan peluang hidup pasien
hingga 30% lebih tinggi dibandingkan terapi konvensional.
Keunggulan
Pengobatan Berbasis Gen
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Pengobatan
yang Lebih Tepat Sasaran
Pengobatan
berbasis gen memungkinkan dokter untuk memberikan terapi yang disesuaikan
dengan kondisi biologis unik setiap pasien, mengurangi risiko efek samping dan
meningkatkan efektivitas.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Pendeteksian
Dini
Dengan
adanya pemahaman genetik, penyakit tertentu bisa dideteksi sejak dini, bahkan
sebelum gejala muncul, memungkinkan tindakan pencegahan lebih awal.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Personalisasi
Perawatan
Terapi
dapat dirancang khusus untuk menangani kondisi individual, menciptakan peluang
yang lebih baik bagi kesembuhan, terutama pada penyakit kronis dan genetika
seperti kanker, diabetes, dan gangguan autoimun.
Tantangan dan Masa Depan Pengobatan Genetik
Meski pengobatan berbasis gen menawarkan berbagai
keunggulan, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya
adalah tingginya biaya yang masih menjadi hambatan bagi akses yang lebih luas.
Selain itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya dampak
variasi genetik terhadap berbagai jenis penyakit. Namun, dengan terus
berkembangnya teknologi seperti CRISPR
(alat penyuntingan gen) sebagai masa depan pengobatan genetik sangat
menjanjikan, mungkin suatu hari nanti, kita bisa benar-benar menyembuhkan
penyakit yang saat ini masih dianggap tidak bisa disembuhkan, atau bahkan
mencegahnya sebelum muncul.
Pada akhirnya, pengobatan berbasis gen menawarkan harapan
baru dalam dunia medis, di mana perawatan tidak lagi bersifat umum, melainkan
sangat personal untuk setiap individu. Ini adalah langkah besar menuju masa
depan perawatan kesehatan yang lebih efektif dan efisien. Penelitian tentang
pengobatan berbasis gen semakin membuktikan bahwa terapi yang dilakukan secara personal
berdasarkan genetik memberikan hasil yang lebih baik, mengurangi risiko efek
samping, dan meningkatkan harapan hidup pasien. Dengan semakin berkembangnya
teknologi genomic juga, pengobatan berbasis gen diproyeksikan akan menjadi
standar baru dalam memberikan terapi yang efektif dan personal, memajukan dunia
kesehatan ke era baru yang lebih baik, canggih dan terukur.
Sumber
Pustaka :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Collins,
F. S., & Varmus, H. (2015). A new initiative on precision medicine. New
England Journal of Medicine, 372(9), 793-795.
https://doi.org/10.1056/NEJMp1500523
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->National
Research Council (US) Committee on A Framework for Developing a New Taxonomy of
Disease. (2011). Toward Precision Medicine: Building a Knowledge Network for
Biomedical Research and a New Taxonomy of Disease. National Academies Press
(US). https://doi.org/10.17226/13284
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Hamburg,
M. A., & Collins, F. S. (2010). The path to personalized medicine. New
England Journal of Medicine, 363(4), 301-304.
https://doi.org/10.1056/NEJMp1006304
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Garraway,
L. A., Verweij, J., & Ballman, K. V. (2013). Precision oncology: An
overview. Journal of Clinical Oncology, 31(15), 1803-1805.
https://doi.org/10.1200/JCO.2013.49.8853
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Doudna,
J. A., & Charpentier, E. (2014). The new frontier of genome engineering
with CRISPR-Cas9. Science, 346(6213), 1258096.
https://doi.org/10.1126/science.1258096
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Cancer
Genome Atlas Research Network. (2011). Integrated genomic analyses of ovarian
carcinoma. Nature, 474(7353), 609-615. https://doi.org/10.1038/nature10166
<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Ledford,
H. (2015). CRISPR, the disruptor. Nature, 522(7554), 20-24.
https://doi.org/10.1038/522020a
<!--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->Ginsburg,
G. S., & Phillips, K. A. (2018). Precision medicine: From science to value.
Health Affairs, 37(5), 694-701. https://doi.org/10.1377/hlthaff.2017.1624
<!--[if !supportLists]-->9. <!--[endif]-->Venter,
J. C., Adams, M. D., Myers, E. W., et al. (2001). The sequence of the human
genome. Science, 291(5507), 1304-1351. https://doi.org/10.1126/science.1058040
Komentar