RSPAU Bongkar Formula Rahasia untuk Atasi Gizi Buruk Anak

Di balik penurunan angka prevalensi stunting secara nasional, masih tersembunyi pekerjaan rumah besar bagi bangsa ini yakni menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan unggul. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024 yang dirilis Kementerian Kesehatan RI menunjukkan penurunan angka stunting dari 21,5% pada 2023 menjadi 19,8% pada 2024. Namun demikian, prevalensi wasting (gizi buruk dan gizi kurang) masih berada di angka 9,2%, yang menunjukkan bahwa tantangan gizi di Indonesia belum usai. Sebab setiap angka bukan sekadar statistik, tetapi masa depan seorang anak.

Berangkat dari kesadaran mendalam akan pentingnya intervensi yang tepat dan terarah terhadap masalah wasting, RSPAU dr. S. Hardjolukito menyelenggarakan Webinar Nasional bertema “Terapi Gizi pada Anak Gizi Buruk dan Cara Pembuatan Formula Nutrisi Medis”, Rabu (23/7/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Nasional serta bentuk nyata kontribusi RSPAU dalam mendukung program nasional percepatan penurunan stunting dan wasting melalui pendekatan ilmiah, aplikatif, dan kontekstual bagi para tenaga kesehatan.

Ka RSPAU dr. S. Hardjolukito Marsma TNI dr. Margono Gatot S., Sp.JP., dalam sambutannya menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dan kontekstual dalam penanganan masalah gizi di Indonesia.

“Webinar ini bukan hanya forum ilmiah, tetapi juga bentuk nyata kepedulian kita terhadap masa depan anak-anak Indonesia,” tegas Marsma TNI dr. Margono Gatot S., Sp.JP.

Webinar yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dan YouTube ini berhasil menjaring ratusan peserta dari seluruh Indonesia, yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, nutrisionis, dan dietisien. Dalam kegiatan ini, RSPAU menghadirkan tiga narasumber berpengalaman. Letkol Kes Tri Harsono, S.TP., S.Gz., M.Gz., RD membawakan materi berjudul “Pemberian Ready to Use Therapeutic Food (RUTF) pada Balita dengan Gizi Buruk”.

Selanjutnya, dr. Citra Tarannita, Sp.A., M.Biomed. menyampaikan materi “Deteksi Dini dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita”. Sementara itu, Supri Astuti, A.Md.Gz., memaparkan materi “Prosedur Pembuatan Resomal, F75, dan F100”.
Ketiga narasumber tersebut secara komprehensif membahas teori, pendekatan klinis, hingga praktik pembuatan formula gizi khusus bagi anak-anak dengan kondisi malnutrisi berat, guna meningkatkan kapasitas para tenaga kesehatan dalam memberikan layanan yang tepat sasaran dan sesuai standar WHO.

Menariknya, secara paralel, RSPAU juga menggelar workshop pemberdayaan kader melalui pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita. Dalam kegiatan ini, kader Posyandu Lanud Adisutjipto dilatih membuat PMT berbasis bahan alternatif selain beras, seperti gandum dan bahan pangan lokal lainnya, sebagai upaya mendukung diversifikasi pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras yang saat ini masih di atas 90 kg/kapita/tahun.“Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya berkontribusi pada perbaikan gizi anak, tetapi juga mendorong kemandirian dan ketahanan pangan bangsa,” tambah Marsma TNI dr. Margono Gatot S., Sp.JP.
Dengan semangat transformasi dan inovasi untuk melayani yang terbaik, RSPAU terus menunjukkan komitmennya tidak hanya sebagai rumah sakit rujukan nasional dalam layanan kuratif, tetapi juga sebagai pelopor promosi kesehatan dan edukasi masyarakat. Harapannya, kegiatan ini dapat memperkuat kompetensi tenaga kesehatan dan memberdayakan masyarakat dalam memutus rantai stunting dan wasting, demi terwujudnya generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan tangguh. Humas RSPAU

Tags: Berita

Humas RSPAU

Humas memiliki tugas untuk menyebarkan informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat baik melalui sosial media, website atau media apapun.

Komentar
Tinggalkan Komentar