Daftar Berita

Dirgahayu ke-80 TNI Angkatan Laut

Dirgahayu ke-80 TNI Angkatan Laut
10 September 1945 – 10 September 2025
“Dengan Semangat Jalesveva Jayamahe, Tni Angkatan Laut Siap Mengantarkan Rakyat, Sejahtera Bersatu Berdaulat Menuju Indonesia Maju"
Terima kasih atas dedikasi dan pengabdian tanpa henti demi kejayaan maritim Indonesia.

Selamat Hari Olahraga Nasional 2025

Selamat Hari Olahraga Nasional 2025
Hari ini kita diingatkan bahwa olahraga bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga cara untuk merawat tubuh, menyatukan hati, dan mempererat kebersamaan.

Melalui olahraga, kita belajar arti disiplin, kerja sama, dan pantang menyerah. Semoga semangat olahraga senantiasa hidup di setiap langkah kita, menjadikan bangsa semakin sehat, kuat, dan bersatu.

Cinta Kopi Jangan Sampai Bikin Lambung Tersakiti

Kopi memang enak sih, tapi nggak semua perut bisa diajak kompromi. Kalau perutmu drama tiap habis ngopi, coba pilih alternatif lain yang lebih ramah lambung. Jangan sampai cintamu ke kopi bikin lambung patah hati ya Sobat Hardjo.

Yukk sayangi tubuh dengan memilih gaya hidup sehat. Jaga pola makan, cukup istirahat, dan jangan lupa periksa kesehatanmu secara rutin. Salam sehaaattt????

Waspada! Mata Bisa Bermasalah Gara-Gara Kebiasaan Sehari-hari

Mata adalah salah satu indera terpenting yang sering kali luput dari perhatian. Kita sibuk menggunakan mata setiap hari untuk bekerja, belajar, atau sekadar berselancar di media sosial, namun sering lupa untuk merawatnya. Padahal, ada banyak kebiasaan kecil yang tanpa disadari justru bisa merusak kesehatan mata dalam jangka panjang.

Salah satu kebiasaan yang paling sering dilakukan adalah terlalu lama menatap layar gawai. Hampir semua aktivitas kini melibatkan ponsel atau komputer, mulai dari bekerja, belajar, sampai hiburan. Tanpa disadari, paparan layar yang berlebihan membuat mata lelah, kering, dan sering kali berujung pada pandangan kabur. Terlebih lagi, banyak orang terbiasa menggunakannya di ruangan gelap. Kontras cahaya yang tinggi antara layar dan sekeliling ruangan membuat mata bekerja ekstra keras, sehingga mudah lelah.

Kebiasaan lain yang juga tidak kalah merugikan adalah membaca dalam kondisi cahaya redup. Meski tidak langsung merusak mata secara permanen, membaca di tempat yang kurang terang membuat otot mata tegang, sehingga cepat menimbulkan rasa lelah. Sama halnya dengan kebiasaan mengucek mata, apalagi ketika tangan dalam keadaan kotor. Hal sederhana ini bisa membawa kuman dan debu masuk ke dalam mata, yang kemudian menimbulkan iritasi bahkan infeksi.

Banyak orang juga sering menyepelekan pentingnya istirahat yang cukup. Padahal, kurang tidur dapat menyebabkan mata merah, kering, dan bengkak. Jika berlangsung terus-menerus, kondisi ini bisa menurunkan kualitas penglihatan. Tak hanya itu, paparan sinar ultraviolet dari matahari juga kerap diabaikan. Tanpa perlindungan, sinar UV dapat meningkatkan risiko katarak atau gangguan lain pada mata di kemudian hari.

Selain itu, pola makan kita juga berpengaruh. Konsumsi gula dan garam berlebihan dapat memicu penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan penglihatan, bahkan kebutaan akibat komplikasi seperti retinopati diabetik.Pada akhirnya, kesehatan mata sangat ditentukan oleh pilihan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mengabaikan hal-hal kecil seperti pencahayaan, kebersihan tangan, waktu istirahat, hingga asupan gizi bisa perlahan merusak penglihatan. Karena itu, menjaga mata bukanlah sesuatu yang bisa ditunda. Mulailah dari sekarang dengan memperhatikan kebiasaan sederhana yang tampak sepele, agar mata tetap sehat, jernih, dan kuat hingga usia lanjut.

 

Obesitas pada Anak di Indonesia: Tantangan Gizi yang Makin Mendesak

Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan gizi ganda: di satu sisi masih ada kasus stunting, sementara di sisi lain angka obesitas anak mulai meningkat. Menurut data dari Kemenkes (SSGI 2022), di kelompok usia 5–12 tahun, sekitar 10,8% anak mengalami kelebihan berat badan (gemuk), dan 9,2% termasuk obesitas. Di kelompok remaja (13–15 tahun), angka gemuk dan obesitas tercatat sekitar 16%, sedangkan di usia 16–18 tahun sekitar 13,5%.

Di tengah derasnya arus modernisasi dan perubahan gaya hidup, obesitas pada anak menjadi salah satu masalah kesehatan yang semakin mengkhawatirkan. Banyak orang tua sering kali menganggap anak yang gemuk sebagai tanda sehat dan lucu, padahal kenyataannya kondisi tersebut bisa membawa dampak serius bagi tumbuh kembang si kecil, baik secara fisik maupun emosional.

Obesitas terjadi ketika tubuh anak memiliki timbunan lemak berlebih akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang digunakan. Pola makan tinggi kalori, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan menghabiskan banyak waktu dengan gawai atau televisi adalah faktor utama yang memicu masalah ini. Data kesehatan menunjukkan, angka obesitas anak terus meningkat dari tahun ke tahun, dan menjadi perhatian serius bagi banyak negara, termasuk Indonesia.

Dampak obesitas pada anak tidak bisa dianggap sepele. Secara fisik, anak berisiko mengalami berbagai penyakit tidak menular sejak dini, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, hingga gangguan pernapasan saat tidur. Lebih dari itu, obesitas juga dapat mengganggu perkembangan tulang dan sendi karena beban tubuh yang berlebihan. Dari sisi psikologis, anak yang obesitas kerap menjadi korban perundungan atau merasa rendah diri, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan mental serta prestasi belajar mereka.

Lingkungan keluarga memegang peranan penting dalam pencegahan obesitas. Anak-anak biasanya meniru pola makan orang tuanya. Konsumsi makanan cepat saji, camilan manis, atau minuman bersoda yang berlebihan tanpa disadari menjadi kebiasaan sehari-hari. Padahal, tubuh anak membutuhkan gizi seimbang yang mencakup sayuran, buah-buahan, protein berkualitas, dan karbohidrat kompleks. Perubahan kecil, seperti menyediakan bekal sehat dari rumah, mengurangi jajanan tidak bergizi, serta membatasi konsumsi gula, dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan anak.

Selain pola makan, aktivitas fisik juga sangat menentukan. Anak-anak masa kini lebih sering menghabiskan waktu di depan layar dibandingkan bermain di luar ruangan. Kurangnya aktivitas menyebabkan energi tidak terbakar optimal, sehingga menumpuk menjadi lemak. Oleh karena itu, orang tua perlu mengajak anak lebih aktif, misalnya dengan bersepeda, berenang, atau sekadar jalan kaki bersama. Aktivitas sederhana ini bukan hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga mempererat ikatan emosional dalam keluarga.

Sekolah pun memiliki peran penting dalam upaya menekan angka obesitas anak. Melalui program pendidikan kesehatan, sekolah bisa menanamkan kesadaran tentang pentingnya makan sehat dan berolahraga. Penyediaan kantin sehat, kegiatan olahraga rutin, serta pembatasan jajanan tinggi gula dan lemak di lingkungan sekolah akan sangat membantu membentuk kebiasaan baik sejak dini.

Pada akhirnya, obesitas pada anak bukanlah sekadar masalah penampilan, melainkan ancaman kesehatan jangka panjang yang harus ditangani bersama. Dengan perhatian lebih dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat, anak-anak dapat tumbuh sehat, aktif, dan percaya diri. Mengajarkan pola hidup sehat sejak dini adalah investasi terbaik agar generasi mendatang terbebas dari jerat penyakit yang bisa dicegah.

 

Informasi Layanan RSPAU dr. S. Hardjolukito

Informasi Layanan RSPAU dr. S. Hardjolukito
Sehubungan dengan Hari Libur Nasional & Cuti Bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H, maka:

???? Jumat, 5 September 2025

????Pelayanan Rawat Jalan TUTUP
✅ Hemodialisa tetap buka
✅ IGD & Rawat Inap melayani 24 jam

???? Info lebih lanjut: 0811-2280-8888 (Costumer Service)

Leptospirosis: Bahaya Tersembunyi di Balik Genangan Air

Leptospirosis merupakan salah satu penyakit menular yang sering muncul saat musim hujan, terutama ketika banjir melanda. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya hidup di tubuh hewan, terutama tikus. Ketika hewan-hewan tersebut buang air kecil, bakteri bisa bercampur dengan tanah maupun air, lalu masuk ke tubuh manusia melalui luka kecil di kulit, selaput lendir, bahkan melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi.

Di masyarakat, leptospirosis kerap dianggap penyakit ringan, padahal dampaknya bisa sangat berbahaya. Gejala awalnya sering menyerupai flu biasa, seperti demam mendadak, sakit kepala, nyeri otot, hingga mata merah. Namun, bila diabaikan, penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi yang jauh lebih serius, yang dikenal sebagai penyakit Weil. Pada tahap ini, bakteri menyerang organ vital, memicu kerusakan hati, gagal ginjal, perdarahan, dan tidak jarang berujung pada kematian.

Yang membuat leptospirosis berbahaya adalah kemiripan gejalanya dengan penyakit lain seperti demam berdarah atau malaria. Akibatnya, banyak orang yang terlambat menyadari bahwa mereka sudah terinfeksi. Padahal, jika ditangani sejak dini dengan pemberian antibiotik, penyakit ini sebenarnya dapat disembuhkan dengan baik.

Lingkungan memiliki peran besar dalam penyebaran leptospirosis. Daerah padat penduduk dengan sanitasi yang buruk, tumpukan sampah, atau genangan air yang tidak terurus menjadi tempat ideal bagi tikus untuk berkembang biak dan menyebarkan penyakit. Setiap kali musim hujan tiba, ancaman ini semakin nyata karena air banjir membawa serta kotoran dan urine hewan, menjadikannya media penularan yang sangat mudah diakses oleh manusia.

Meski begitu, leptospirosis sejatinya bisa dicegah. Kuncinya ada pada kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan kewaspadaan diri. Mengendalikan populasi tikus, menjaga rumah tetap bersih, serta menggunakan pelindung seperti sepatu bot ketika harus beraktivitas di area berair menjadi langkah sederhana namun penting. Begitu pula dengan kebiasaan mencuci tangan dan menutup luka sebelum bersentuhan dengan air yang kotor.

Leptospirosis mengingatkan kita bahwa kesehatan tidak bisa dipisahkan dari lingkungan tempat tinggal. Kebersihan, sanitasi, dan kesadaran untuk melindungi diri adalah benteng utama untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Maka dari itu, jika setelah terpapar banjir atau air tergenang tubuh mulai menunjukkan gejala demam, nyeri otot, dan mata memerah, jangan menunda untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Tindakan cepat bisa menjadi penyelamat nyawa.

 

Tren Kesehatan 2025: Mindful Eating, Longevity Tech, dan Wellness Lifestyle

Di era modern, kesehatan menjadi perhatian utama masyarakat. Tidak hanya soal olahraga rutin atau diet seimbang, tren kesehatan saat ini melibatkan pendekatan menyeluruh, mulai dari fisik, mental, hingga teknologi yang mendukung gaya hidup sehat. Tahun 2025, sejumlah tren menonjol menunjukkan bagaimana masyarakat mulai menempatkan kesehatan sebagai investasi jangka panjang.

Salah satu tren yang terus meningkat adalah mindful eating atau makan dengan kesadaran penuh. Bukan sekadar menghitung kalori, mindful eating mengajak individu untuk memperhatikan apa yang mereka konsumsi, bagaimana cara makan, dan bagaimana tubuh merespon makanan tersebut. Dengan pendekatan ini, pencernaan menjadi lebih sehat, risiko obesitas berkurang, dan kesadaran terhadap kebiasaan makan meningkat. Pakar gizi menekankan bahwa mindful eating juga berdampak positif pada kesehatan mental karena seseorang belajar menghargai proses makan tanpa terburu-buru.

Selain itu, teknologi kesehatan modern atau longevity tech semakin menjadi sorotan. Berbagai startup dan perusahaan menghadirkan alat dan aplikasi yang memantau kondisi tubuh secara real-time, mulai dari tekanan darah, kadar gula, hingga kualitas tidur. Dengan data yang akurat, pengguna dapat melakukan intervensi lebih dini untuk mencegah penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi. Tidak hanya itu, longevitas juga didukung oleh teknologi wearable yang membantu penggunanya mengelola stres, memantau aktivitas fisik, dan menjaga pola tidur. Tren ini menunjukkan perpaduan antara kesehatan fisik dan kecerdasan digital untuk gaya hidup yang lebih sehat dan terencana.

Fenomena lain yang makin populer adalah wellness tourism. Orang kini memilih liburan tidak hanya untuk bersantai, tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan. Klinik dan resor kesehatan menawarkan paket detoksifikasi, yoga, terapi spa, hingga konseling mental. Tren ini menegaskan perubahan paradigma: kesehatan bukan sekadar mengobati penyakit, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. Kegiatan wellness tourism memungkinkan masyarakat memulihkan tubuh, pikiran, dan jiwa sekaligus, sekaligus menjadi cara preventif untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Tak kalah penting, kesadaran akan kesehatan mental juga menjadi fokus utama. Konseling psikologi, meditasi, dan mindfulness menjadi bagian dari rutinitas banyak orang. Pakar kesehatan menekankan bahwa stres kronis dan kecemasan dapat memengaruhi kondisi fisik, sehingga perawatan mental tidak boleh diabaikan. Tren ini menggeser paradigma bahwa kesehatan adalah kesatuan antara tubuh dan pikiran.

Ahli kesehatan menegaskan bahwa tren-tren ini bukan sekadar gaya hidup sementara, tetapi bagian dari adaptasi manusia terhadap tuntutan zaman modern. pakar nutrisi dan wellness menyebutkan bahwa saat ini kesehatan adalah investasi jangka Panjang. Dengan pendekatan yang tepat, mulai dari pola makan, penggunaan teknologi, hingga perawatan mental, kita dapat hidup lebih sehat dan produktif.

Dengan berbagai inovasi dan pendekatan baru, masyarakat memiliki lebih banyak alat untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional. Tren ini menegaskan bahwa menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan untuk menghadapi tuntutan kehidupan modern, meningkatkan kualitas hidup, dan memastikan kesejahteraan jangka panjang. Humas RSPAU

 

Resume survei kepuasan masyarakat

Terima Kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada seluruh masyarakat, pasien, dan keluarga atas partisipasi serta kepercayaan yang telah diberikan kepada RSPAU dr. S. Hardjolukito.

Dukungan Sobat Hardjo dalam Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) menjadi bagian penting dari perjalanan kami untuk terus memperbaiki diri dan menghadirkan pelayanan kesehatan yang lebih baik setiap harinya.

Pada SKM Triwulan II Tahun 2025, kami mencatat tingkat kepuasan masyarakat sebesar 93,75% (Sangat Baik). Hasil ini adalah cerminan dari kerja keras seluruh civitas hospitalia RSPAU serta kepercayaan yang tulus dari para pasien dan keluarga.

 Capaian ini bukan akhir, melainkan motivasi bagi kami untuk terus bertransformasi, berinovasi, dan melayani dengan hati, sejalan dengan semangat AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, Humanis).

Terima kasih atas setiap senyum, saran, dan harapan yang Sobat Hardjo titipkan kepada kami. Bersama Sobat Hardjo, kami akan terus melangkah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.

Bakti sosial operasi bibir sumbing

Setiap anak berhak tumbuh dengan senyum penuh percaya diri. Namun, tidak semua lahir dengan kesempatan yang sama. Dalam rangka HUT ke-13, RSPAU dr. S. Hardjolukito bersama Smile Train, Senyum Harapan Nusantara dan PABMI akan menyelenggarakan Bakti Sosial Operasi Bibir Sumbing.

Jumat, 3 Oktober 2025
RSPAU dr. S. Hardjolukito

Mari bersama wujudkan senyum penuh percaya diri untuk masa depan yang lebih cerah.

 Info & Pendaftaran: Kapten Kes drg. Astin (0812 2723 702)

Karena senyum indah tak hanya menguatkan hati, tapi juga menyembuhkan jiwa. ✨

Sebelum Menelan Pil, Cek Dulu Tanggal Kadaluwarsanya Ya!

Obat sering dianggap sebagai solusi cepat ketika tubuh menunjukkan gejala ketidaknyamanan. Sakit kepala, flu, batuk, hingga nyeri otot, kerap menjadi alasan utama kita langsung membuka lemari obat dan menelan pil yang tersedia. Namun, di balik kemudahan ini, tersembunyi risiko yang tak kalah serius: obat kadaluwarsa. Mengonsumsi obat yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa bukan hanya bisa mengurangi efektivitasnya, tetapi juga berpotensi menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

Sayangnya, banyak orang masih menganggap sepele pentingnya memeriksa tanggal kadaluwarsa. Bahkan, sebagian dari kita mungkin hanya sekadar melihat bentuk fisik obat—apakah warnanya masih sama, apakah kapsulnya masih utuh—tanpa menyadari bahwa kandungan kimia di dalamnya bisa berubah seiring waktu. Obat yang kadaluwarsa dapat kehilangan potensi penyembuhannya atau, dalam beberapa kasus, menjadi racun bagi organ tubuh. Misalnya, antibiotik yang sudah melewati masa berlaku tidak hanya menjadi kurang efektif, tetapi juga bisa memicu resistensi bakteri, sehingga justru memperburuk kondisi kesehatan.

Kesadaran untuk selalu memeriksa tanggal kadaluwarsa seharusnya menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari, sama pentingnya dengan menjaga pola makan atau rutin berolahraga. Menyimpan obat di tempat yang tepat, jauh dari panas, lembap, dan sinar matahari langsung, adalah langkah sederhana namun krusial untuk menjaga kualitas obat. Jangan lupa juga untuk memisahkan obat-obatan yang sudah hampir habis masa berlakunya agar tidak tercampur dengan obat yang masih aman. Kebiasaan ini bisa mencegah risiko tertukar atau terpakai secara tidak sengaja.

Lebih dari sekedar kewaspadaan terhadap tanggal, penting bagi masyarakat untuk memahami fungsi dan dosis setiap obat yang dikonsumsi. Konsultasi dengan tenaga kesehatan tetap menjadi langkah bijak sebelum mengambil keputusan mengonsumsi obat, terutama obat bebas maupun yang diresepkan. Mengikuti dosis yang tepat, memperhatikan aturan minum, serta memastikan obat masih dalam kondisi baik, merupakan bentuk nyata menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

Masyarakat juga didorong untuk membuang obat kadaluwarsa secara aman. Jangan hanya dibuang sembarangan ke wastafel atau tempat sampah rumah tangga. Banyak apotek dan fasilitas kesehatan menyediakan tempat pengumpulan obat kadaluwarsa, sehingga limbah farmasi tidak mencemari lingkungan dan tetap aman bagi masyarakat. Langkah kecil ini menunjukkan kepedulian tidak hanya terhadap kesehatan pribadi, tetapi juga terhadap keselamatan lingkungan.

Pada akhirnya, kesehatan adalah investasi jangka panjang yang harus dijaga dengan bijak. Mengonsumsi obat tanpa memeriksa kadaluwarsanya ibarat menempuh jalan berliku tanpa peta; terlihat mudah, tapi risiko menumpuk di setiap tikungan. Mulailah membangun kesadaran sejak sekarang. Sebelum menelan pil berikutnya, luangkan waktu sejenak untuk memeriksa tanggal kadaluwarsanya, baca label dengan teliti, dan tanyakan pada tenaga kesehatan jika ragu. Kebiasaan sederhana ini bisa menjadi perisai bagi tubuh, menjaga kita tetap sehat dan aman dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Dengan kesadaran kecil ini, kita tidak hanya melindungi diri dari risiko kesehatan, tetapi juga menunjukkan bahwa merawat tubuh adalah tindakan penuh tanggung jawab dan cinta terhadap diri sendiri. Ingat, obat adalah teman, bukan musuh asal digunakan dengan benar.