Tidak ada yang lebih indah dari melihat anak-anak tersenyum lepas dengan penuh percaya diri. Namun bagi sebagian anak Indonesia yang terlahir dengan bibir sumbing dan celah langit, senyum sederhana itu sering kali harus diperjuangkan melalui perjalanan panjang penuh tantangan. Senyum mereka bukan hanya sekadar persoalan estetika, melainkan juga tentang keberanian untuk hidup normal, tumbuh sehat, serta memiliki masa depan yang cerah. Membantu anak-anak tersenyum berarti menyalakan harapan, memulihkan rasa percaya diri, sekaligus membuka jalan bagi mereka untuk meraih mimpi.
Dalam upaya menghadirkan senyum terbaik bagi anak-anak, RSPAU dr. S. Hardjolukito bekerjasama dengan Smile Train, PABMI dan Senyum Harapan Nusantara menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Bersama untuk Senyum Sempurna: Upaya Medis, Rehabilitatif, dan Intervensi Psikososial untuk Masa Depan Cerah bagi Penderita Bibir Sumbing dan Celah Langit” pada Rabu (1/10/25). Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-13 RSPAU dr. s Hardjolukito sekaligus Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional 2025. Seminar berlangsung secara hybrid, diikuti ratusan tenaga kesehatan dari berbagai daerah secara daring, serta dihadiri secara luring oleh para Kepala Puskesmas se-DIY dan tamu undangan di Ruang Garuda Satu RSPAU.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito, Marsekal Pertama TNI dr. Margono Gatot S., Sp.JP., yang dalam sambutannya menegaskan bahwa bibir sumbing dan celah langit merupakan masalah kompleks yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan anak, mulai dari makan, berbicara, tumbuh kembang, hingga kepercayaan diri. Karena itu, penanganannya tidak cukup hanya dengan tindakan operasi, tetapi juga memerlukan pendekatan rehabilitatif dan intervensi psikososial yang berkesinambungan.
“Membantu anak-anak tersenyum bukan hanya memulihkan wajah, tetapi juga menyalakan harapan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah,” ungkap Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.
Pada kesempatan tersebut, beliau juga memperkenalkan berbagai layanan unggulan rumah sakit, di antaranya Nutrice sebagai layanan gizi klinik terintegrasi, teknologi LINAC untuk terapi kanker, layanan LASIK untuk kesehatan mata, serta fasilitas diagnostik modern berupa MRI dan CT Scan 256 slice. Selain itu, RSPAU juga menghadirkan layanan Medical Check Up (MCU) komprehensif dan terus mengembangkan stem cell berbasis riset sebagai wujud inovasi pelayanan kesehatan yang semakin maju.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang. Dari sisi medis, drg. Yustisia Hasan, Sp.BMM Subsp COM (K) membahas tentang persiapan sebelum dan perawatan sesudah operasi langit-langit yang menjadi faktor penentu keberhasilan tindakan bedah. Dr. drg. Andi Setiawan Budihardja, Sp.BMM Subsp TM-TMJ (K) menyampaikan materi Comprehensive Cleft Care yang menekankan pentingnya pendekatan multidisipliner dari tahap diagnosis hingga rehabilitasi. Sementara itu, drg. Bakhrul Lutfiantoto, Sp.BMM Subsp COM (K) memaparkan pentingnya persiapan sebelum dan perawatan sesudah operasi bibir sumbing
Dari sisi psikososial, Marsma TNI (Purn) Dra. V. Triastuti W., M.A., Psikolog menyoroti pendampingan psikologis bagi pasien dan keluarga penderita bibir sumbing, yang sangat diperlukan untuk mengurangi stigma, memperkuat semangat, serta mendukung proses adaptasi anak. Sementara itu, Maharani Ayu Bidari, S.Tr.Kes., seorang terapis wicara, menjelaskan bahwa terapi wicara merupakan langkah penting pascaoperasi agar anak dapat tumbuh dengan kemampuan komunikasi yang baik, sehingga mereka bisa berinteraksi dengan percaya diri.
Selaras dengan tema HUT ke-13 RSPAU “Unbreakable, A Thousand is Better Than One”, seminar ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring kesehatan dan kolaborasi lintas sektor demi menghadirkan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Melalui semangat kebersamaan, RSPAU dr. S. Hardjolukito menegaskan tekadnya untuk terus bertransformasi, berinovasi, dan menghadirkan pelayanan kesehatan terbaik dengan nilai AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, Humanis). Humas RSPAU