Daftar Berita

Tidak Ada Ampun! Setiap Pelanggar Judi Online di RSPAU Akan Dihukum Tanpa Kompromi

RSPAU dr. S. Hardjolukito menegaskan komitmennya terhadap kedisiplinan dan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Udara melalui pelaksanaan sidang disiplin, Rabu (20/8/25). Sidang ini digelar di ruang rapat akreditasi sebagai tindak lanjut dari Surat Telegram Panglima TNI Nomor ST/521/2025 dan Telegram Kasau Nomor T/34/2025, yang menekankan penegakan hukum serta tindakan tegas bagi personel yang terbukti melanggar aturan, khususnya keterlibatan dalam praktik judi online.

Dalam sambutannya Ka RSPAU dr. S. Hardjolukito menyampaikan bahwa jumlah personel TNI AU yang terlibat dalam praktik judi online meningkat dari 272 pada tahun 2024 menjadi 1.624 pada tahun 2025. Oleh karena itu beliau menegaskan bahwa seluruh anggota yang terbukti terlibat telah ditindak sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sebagai wujud nyata penegakan disiplin dan upaya menjaga kehormatan institusi.

Praktik judi online menjadi perhatian serius di lingkungan TNI Angkatan Udara, termasuk di RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito. Dampaknya sangat luas, mulai dari penurunan kinerja dan konsentrasi prajurit, meningkatnya tekanan mental dan beban finansial, terganggunya keharmonisan keluarga, hingga peningkatan risiko keselamatan kerja. Sidang disiplin yang digelar tidak hanya berfungsi sebagai forum penegakan aturan, tetapi juga sebagai sarana pembinaan untuk memperkuat karakter prajurit, menegakkan profesionalisme, dan memastikan integritas tetap terjaga.

Sebagai langkah preventif dan represif, RSPAU akan segera melaksanakan pemeriksaan acak perangkat komunikasi, sosialisasi hukum melalui ceramah dan jam komandan, pengawasan terhadap gaya hidup digital, serta penindakan tegas terhadap setiap pelanggaran.

Seluruh anggota RSPAU diperintahkan agar menjauhi praktik judi online, menggunakan teknologi dan media sosial secara bijak, serta menjaga disiplin demi kehormatan diri, satuan, dan institusi TNI AU secara keseluruhan. Melalui sidang disiplin ini, RSPAU berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi kedisiplinan, moralitas, dan profesionalisme prajurit, serta menegaskan keseriusan pimpinan dalam menegakkan hukum, integritas, dan kehormatan di lingkungan TNI AU. Humas RSPAU

 

Jangan Asal Ikut Tren Workout, Cek Jantungmu Dulu

Olahraga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern. Media sosial dipenuhi dengan konten workout, mulai dari HIIT, CrossFit, hingga tren olahraga kekinian seperti Tabata atau latihan kekuatan dengan berat badan. Tidak sedikit masyarakat terdorong untuk ikut tren demi menjaga bentuk tubuh, kesehatan, atau sekadar mengikuti gaya hidup yang terlihat populer di layar ponsel. Namun, di balik pesona tubuh yang fit dan energi yang membara, ada risiko yang sering terlupakan: kesehatan jantung.

Kardiologis menekankan pentingnya memahami kondisi jantung sebelum memulai program latihan intensitas tinggi.

 “Banyak orang berpikir bahwa olahraga itu selalu aman, padahal tidak semua tubuh siap menghadapi tekanan yang muncul saat latihan intens,” ungkap dokter spesialis jantung RSPAU.

Latihan yang terlalu berat pada orang dengan kondisi jantung tertentu, terutama mereka yang memiliki hipertensi, riwayat penyakit jantung, atau kolesterol tinggi, dapat memicu komplikasi serius, termasuk serangan jantung mendadak.

Fenomena ini semakin nyata di kalangan generasi muda yang sering memandang olahraga sebagai ajang kompetisi atau konten untuk media sosial. Tantangan viral, squat challenge, atau push-up challenge tampak menyenangkan, tetapi tubuh yang belum siap bisa mengalami overstrain. Gejala seperti sesak napas, palpitasi, pusing, atau nyeri dada kerap diabaikan karena dianggap normal akibat “latihan keras.” Padahal, gejala-gejala tersebut adalah alarm dini yang seharusnya tidak diabaikan.

Pemeriksaan kesehatan sebelum memulai olahraga intensif menjadi langkah preventif yang vital. Pemeriksaan sederhana seperti EKG, tes tekanan darah, atau konsultasi dengan dokter spesialis jantung dapat memberi gambaran kondisi jantung secara menyeluruh. “Seseorang yang terbiasa berolahraga ringan belum tentu aman langsung mengikuti tren olahraga ekstrem. Penilaian medis penting agar program latihan bisa disesuaikan dengan kemampuan jantung,” jelas dokter tersebut. Dengan cara ini, olahraga tidak hanya menjadi aktivitas fisik, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesehatan.

 pemeriksaan jantung, pemahaman tentang intensitas latihan dan teknik yang benar juga krusial. Tidak sedikit korban cedera akibat salah teknik atau beban latihan yang berlebihan. Ahli fisioterapi RSPAU mengingatkan pentingnya pemanasan, pendinginan, serta penggunaan alat yang sesuai. Latihan tanpa persiapan yang tepat meningkatkan risiko cedera sendi, otot, dan tentu saja jantung. Jangan tergiur tren tanpa memahami kemampuan tubuh sendiri.

Selain risiko fisik, tekanan mental untuk mengikuti tren workout juga kerap muncul. Media sosial sering menampilkan tubuh ideal sebagai standar, yang membuat banyak orang memaksakan diri melebihi batas aman. Akibatnya, olahraga yang seharusnya menyehatkan malah menjadi sumber stres dan risiko kesehatan. Mengatur ekspektasi diri dan memahami batas kemampuan tubuh menjadi bagian dari pola hidup sehat yang seimbang antara fisik dan mental.

Para ahli menyarankan pendekatan bertahap. Memulai dari olahraga ringan atau menengah, kemudian meningkat secara bertahap sesuai kondisi jantung dan tubuh, jauh lebih aman dibandingkan langsung terjun ke tren olahraga ekstrem. Kombinasi latihan kardio, kekuatan, dan fleksibilitas yang disesuaikan dengan kemampuan tubuh, ditambah pola makan sehat dan tidur cukup, akan memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan jantung tanpa harus menimbulkan risiko yang tidak perlu.

Di era tren workout yang serba cepat, kesadaran diri menjadi kunci utama. Jangan sekadar mengikuti apa yang populer, tetapi pahami kondisi tubuh, terutama jantung, sebagai pusat energi yang menjaga kehidupan. Pemeriksaan rutin, konsultasi dengan profesional medis, dan pendekatan latihan bertahap akan membuat olahraga bukan hanya tren sesaat, tetapi bagian dari gaya hidup sehat yang berkelanjutan. Ingat, jantung yang sehat adalah fondasi dari tubuh yang bugar, sehingga setiap langkah latihan harus dimulai dari pemahaman dan kesadaran akan kondisi jantung sendiri. Humas RSPAU

Air Minum Layak Belum Tentu Aman, Ini Penjelasannya

Air adalah kebutuhan paling dasar bagi kehidupan kita. Setiap hari, tubuh membutuhkan cairan untuk tetap sehat, menjaga energi, dan mendukung berbagai fungsi organ. Bayangkan saja, tubuh kita sebagian besar terdiri dari air, dan setiap sistem—mulai dari pencernaan, peredaran darah, hingga otak—bergantung pada cairan ini untuk bekerja dengan baik.

Tapi tahukah kita? Tidak semua air yang terlihat bersih itu aman untuk diminum. Banyak orang berpikir, “Kalau airnya jernih, pasti aman.” Pandangan ini wajar karena secara visual, air jernih memang terlihat tidak berbahaya. Namun kenyataannya, air yang bening bisa saja mengandung kuman, virus, atau zat kimia berbahaya yang tidak terlihat mata, tidak berbau, dan tidak berasa. Karena terlihat normal, sering kali kita lengah dan merasa aman.

Dampak dari mengonsumsi air yang tidak aman bisa sangat beragam. Mulai dari diare ringan, sakit perut, hingga penyakit serius. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan. Kondisi ini dapat mengganggu pertumbuhan dan daya tahan tubuh mereka. Pada orang dewasa, air yang tidak aman bisa membuat kita sakit, menurunkan produktivitas, dan mengganggu kualitas hidup sehari-hari. Bahkan, dalam jangka panjang, paparan zat kimia tertentu dalam air bisa menimbulkan risiko kesehatan yang lebih serius.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara air “layak” dan air “aman”. Air layak biasanya hanya dinilai dari fisiknya: jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Sedangkan air aman berarti air tersebut bebas dari mikroorganisme berbahaya dan zat kimia yang dapat merusak tubuh. Dengan kata lain, air yang aman benar-benar bisa dikonsumsi tanpa menimbulkan risiko kesehatan.

Langkah sederhana yang bisa dilakukan setiap orang adalah dengan merebus air sebelum diminum. Perebusan adalah metode yang paling mudah dan efektif untuk membunuh sebagian besar kuman, bakteri, dan virus yang mungkin terkandung di dalam air. Cukup didihkan air selama 3–5 menit, lalu biarkan dingin sebelum diminum. Meski terlihat sederhana, kebiasaan ini dapat menurunkan risiko penyakit yang bersumber dari air secara signifikan.

Selain merebus, air minum kemasan bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin praktis. Namun, kualitas air kemasan juga harus diperhatikan. Pastikan kemasan memiliki izin edar resmi dan disimpan di tempat sejuk. Kemasan yang rusak, bocor, atau tersimpan di tempat panas bisa memengaruhi kualitas air dan bahkan menimbulkan risiko kesehatan baru.

Tidak kalah penting, kebersihan wadah air di rumah juga perlu diperhatikan. Kadang kita merasa air sudah bersih, tapi wadah penyimpanan yang kotor justru menjadi sumber kontaminasi. Cuci wadah secara rutin 

RSPAU Berikan Kejutan Bagi Pasien dan Keluarga di Hari Kemerdekaan RI

Kemerdekaan bukan hanya tentang lepas dari penjajahan, tetapi juga tentang merdeka dalam menjalani hidup yang sehat. Semangat itulah yang dihadirkan RSPAU dr. S. Hardjolukito melalui Instalasi Gizi pada peringatan HUT RI ke-80. Di tengah suasana rumah sakit yang sarat perjuangan kesembuhan, mereka menghadirkan kepedulian dengan cara sederhana namun penuh makna: membagikan 150 paket makanan gratis bagi penunggu pasien dan menyajikan menu makan siang spesial bernuansa merah putih bagi pasien rawat inap, Minggu (17/8/2025) pukul 12.00 WIB.

Pembagian makanan dilakukan langsung oleh tim Instalasi Gizi di seluruh bangsal rawat inap Gedung A, B, C, dan D. Sebagai tanda dimulainya kegiatan, Ka Instalasi Gizi Letkol Kes Tri Harsono, S.TP., S. Gz., M. Gz., RD., menyerahkan paket makanan secara simbolis kepada dua penunggu pasien di ruang rawat inap Cendrawasih. Walaupun sederhana, momen ini meninggalkan kesan hangat karena disambut penuh antusias oleh keluarga pasien yang menunggu di rumah sakit.

Bagi penunggu pasien, Instalasi Gizi menyiapkan beragam menu sehat dalam kemasan rice bowl yang menarik. Pilihannya meliputi nasi goreng tiwul spesial Hardjo, chicken teriyaki, dori salted egg, tuna mix salem sambal dabu-dabu, tofu mushroom black pepper, serta cream soup hangat. Semua tersaji rapi menggunakan kemasan sekali pakai yang dilengkapi label nilai gizi dan hiasan bendera merah putih sebagai penanda semangat kemerdekaan.

Sementara itu, menu makan siang untuk pasien rawat inap dibuat dengan tema merah putih yang menyehatkan sekaligus menambah semarak suasana. Nasi merah dan putih disajikan dengan hiasan bendera Indonesia, dilengkapi chicken katsu saus teriyaki, sawi gulung ayam, tumis wortel kembang tahu brokoli, tofu kukus udang, sup timlo Solo, serta buah jeruk segar sebagai penutup.

Menurut keterangan Ka Instalasi Gizi RSPAU, kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan pimpinan rumah sakit untuk ikut serta dalam memeriahkan HUT RI ke-80. Lebih dari sekedar berbagi makanan, kegiatan ini juga bertujuan memberikan edukasi gizi kepada masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan seimbang. Pesan yang disampaikan pun sederhana namun sarat makna: “Dulu para pahlawan berjuang demi kemerdekaan, kini kami berjuang demi kesehatan Anda.”

Selain sebagai wujud perayaan kemerdekaan, kegiatan ini juga menjadi ajang pengenalan layanan tambahan Instalasi Gizi berupa penyediaan makanan sehat bagi penunggu pasien yang rencananya segera diluncurkan. Kehadiran program ini diharapkan mampu memberikan nilai lebih dalam pelayanan rumah sakit, sekaligus menghadirkan rasa kebersamaan di antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan.

Para penunggu pasien menyambut kegiatan ini dengan baik dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan. Suasana kemerdekaan benar-benar terasa meski berada di lingkungan rumah sakit, karena hadirnya sepiring makanan bergizi yang dibagikan dengan ketulusan. Melalui inisiatif ini, RSPAU ingin menegaskan bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dapat dirasakan lewat upacara atau perayaan, tetapi juga melalui kebersamaan sederhana yang menghadirkan kepedulian dan perhatian bagi sesama. Humas RSPAU

Parade Busana Perjuangan Hidupkan Kembali Api Kemerdekaan di RSPAU

Suasana penuh warna dan keceriaan tampak di Lapangan Apel RSPAU dr. S. Hardjolukito pada Jumat pagi, 15 Agustus 2025. Seluruh civitas hospitalia, mulai dari tenaga medis, paramedis, hingga staf pendukung, berbaur dalam Parade Busana Perjuangan dengan mengenakan kostum bertema kemerdekaan.

Kegiatan yang dihadiri Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito, Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito, serta para pejabat ini menjadi semakin meriah karena selama dua hari berturut-turut, seluruh civitas hospitalia RSPAU tampil dengan busana perjuangan, menghadirkan semangat kemerdekaan yang begitu terasa di setiap sudut rumah sakit.

Tak hanya parade, acara juga dimeriahkan dengan lomba yel-yel kebangsaan dan lomba estafet Alat Pelindung Diri (APD) yang dipenuhi gelak tawa, semangat kebersamaan, serta kerja sama tim. Semua peserta menunjukkan antusiasme luar biasa, seolah ingin menghadirkan kembali semangat gotong royong yang diwariskan para pejuang bangsa.

Parade busana ini menjadi puncak peringatan HUT RI ke-80 di RSPAU, setelah sebelumnya digelar berbagai lomba yang melibatkan seluruh keluarga besar rumah sakit. Lebih dari sekedar perayaan, momen ini menjadi wujud kebersamaan civitas hospitalia RSPAU, yang senantiasa menjaga semangat persatuan, saling mendukung, dan mempererat persaudaraan dalam menjalankan tugas pengabdian di bidang kesehatan. Humas RSPAU

Merajut Sinergi, Merawat Kesehatan: RSPAU dan PPAU Bersatu

Dalam semangat mempererat persaudaraan dan menjaga kesehatan keluarga besar TNI Angkatan Udara, RSPAU dr. S. Hardjolukito menyelenggarakan Senam Bersama dan Pemeriksaan Kesehatan dalam rangka HUT ke-27 Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara (PPAU) Cabang 03 Yogyakarta. Dengan tema “Merajut Sinergi, Merawat Kesehatan: RSPAU dan PPAU Bersatu”, kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai perayaan, tetapi juga sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kesehatan para purnawirawan dan keluarga besar TNI AU.

Bertempat di Gedung Siaga Bencana RSPAU, kegiatan dihadiri oleh Ka RSPAU dr. S. Hardjolukito Marsma TNI dr. Margono Gatot S, Sp.JP., Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Kolonel Kes dr. Dedy Afandi C. N., Sp. A., M. Sc., jajaran pejabat RSPAU, Ketua PPAU Cabang 03 Yogyakarta Marsekal Muda Purn R. Agus Barnas, Wakil Ketua PPAU Cabang 03 Yogyakarta Marsekal Muda Purn Anton Munada beserta pengurus dan anggota PPAU. Kehadiran mereka mencerminkan komitmen bersama untuk menjaga kesehatan dan memperkuat kebersamaan lintas generasi.

Kegiatan senam dan pemeriksaan kesehatan dilakukan secara bersamaan. Musik senam yang bersemangat memandu gerakan peserta, sementara di sisi lain tim medis RSPAU melaksanakan pemeriksaan kesehatan yang mencakup pemeriksaan umum, pemeriksaan laboratorium dan rekam jantung (EKG). Peserta dapat bergantian antara berolahraga dan memeriksakan kesehatan, sehingga keduanya berjalan efektif tanpa mengurangi makna acara. 

Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud rasa syukur dan kepedulian. 

“Merawat kesehatan adalah bentuk syukur atas nikmat kehidupan. Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga memperkuat ikatan persaudaraan,” ungkap Ka RSPAU dr. S. Hardjolukito.

Bagi RSPAU, kegiatan ini tidak hanya sekadar memeriahkan HUT PPAU, tetapi juga menjadi bagian dari misi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan preventif yang berkualitas. Sinergi antara RSPAU dan PPAU yang terjalin melalui kegiatan ini diharapkan terus berlanjut, memperkuat semangat kebersamaan sekaligus memastikan seluruh keluarga besar TNI Angkatan Udara tetap sehat dan bugar. Humas RSPAU

RSPAU Satukan Tenaga Kesehatan Indonesia Untuk Mewujudkan Pelayanan Aman dan Berkualitas

Keselamatan pasien adalah janji yang dipegang teguh oleh setiap tenaga kesehatan. Janji untuk menjaga, melindungi, dan mengembalikan harapan setiap orang yang datang mencari kesembuhan. Kesadaran inilah yang menjadi latar belakang RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito menyelenggarakan Webinar Nasional Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), yang berhasil menghadirkan ratusan peserta dari berbagai penjuru Indonesia. Diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dan siaran langsung YouTube, kegiatan ini menjadi ruang pertemuan pengetahuan, pengalaman, dan kepedulian.

Webinar dibuka secara resmi oleh Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pencegahan insiden memerlukan perpaduan antara kepatuhan terhadap standar prosedur, komunikasi efektif antarprofesi, dan keberanian untuk melaporkan setiap kejadian maupun near miss.

Mengusung tema “Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yang Berkualitas: Mengintegrasikan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), Membangun Budaya Keselamatan dan Analisis Akar Masalah (RCA)”, kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber berpengalaman yang tak hanya membagikan pengetahuan, tetapi juga menularkan semangat pengabdian. dr. Dion Sulistyo, M.P.H., Direktur SDM dan Umum RS Panti Rapih Yogyakarta, menguraikan pentingnya membangun budaya keselamatan pasien sebagai pondasi mutu layanan. Letkol Kes Anang Yulianto, S.Kep., SKM., SH., MM., CRM., FISQua, Surveyor Akreditasi Puskesmas dan Klinik, mengupas tuntas manfaat pelaporan insiden sebagai langkah perbaikan sistem, bukan ajang mencari kesalahan. Sementara itu, Agnes Nurlita Esti Rahayu, S.Tr.TLM., Ketua Komite Mutu RS Panti Rapih, memaparkan strategi penerapan analisis akar masalah untuk menemukan solusi yang tepat dan berkelanjutan.

Dipandu oleh dr. Liskanita Nur Fitriana, M.M., suasana diskusi berlangsung hangat dan interaktif. Para peserta dari berbagai profesi mulai dari dokter spesialis, perawat, bidan, apoteker, fisioterapis, akademisi, hingga tenaga teknologi laboratorium medik tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif berbagi pengalaman dan bertukar pandangan. Setiap cerita yang disampaikan menjadi pengingat bahwa keselamatan pasien adalah hasil dari kerja sama, saling percaya, dan komitmen bersama.

Lebih dari sekadar forum ilmiah, webinar ini menjadi momentum penguatan ikatan hati para tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Melalui pengetahuan yang dibagikan dan inspirasi yang terbangun, RSPAU dr. S. Hardjolukito menegaskan komitmennya untuk terus menjadi pelopor edukasi, inovasi, dan pelayanan yang aman serta bermutu. Humas RSPAU

Di Balik Panasnya Persaingan Pertandingan, RSPAU Jadi Penjaga Nyawa Atlet SIRNAS A Yogyakarta 2025

Gelaran Sirkuit Nasional (SIRNAS) A Yogyakarta 2025 yang berlangsung di GOR Amongraga pada 11–16 Agustus 2025, tidak hanya menjadi panggung bagi para atlet bulutangkis terbaik tanah air, tetapi juga melibatkan peran penting tim kesehatan untuk menjaga keamanan dan kelancaran pertandingan. Dalam kegiatan ini, Dukkes RSPAU dr. S. Hardjolukito dipercaya sebagai tim medis, bekerja sama dengan RS Happy Land.

Selama enam hari penuh, mulai pukul 08.00 hingga 23.00 WIB, tim kesehatan Dukkes RSPAU berada di lapangan untuk memberikan pelayanan medis kepada atlet, panitia, maupun penonton yang membutuhkan. Kehadiran Tim Dukkes RSPAU memastikan bahwa setiap kendala kesehatan yang muncul dapat ditangani secara cepat, tepat, dan profesional.

Adapun peran dan tugas Dukkes RSPAU mencakup penanganan medis langsung bagi atlet, memberikan saran medis bagi pemain yang mengalami kendala kesehatan ringan, hingga melakukan rujukan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSPAU bagi mereka yang memerlukan perawatan lebih lanjut. Selain itu, tim kesehatan juga selalu siaga di sekitar arena pertandingan, bekerja sesuai arahan panitia, dan memberikan observasi di ruang medis yang telah disiapkan.

Dipercayakannya Dukkes RSPAU sebagai tim kesehatan dalam ajang berskala nasional ini bukan tanpa alasan. Reputasi Dukkes yang selalu mengedepankan profesionalisme, standar medis yang tinggi, serta didukung tenaga dokter dan perawat berpengalaman, menjadi dasar utama kepercayaan panitia penyelenggara.

Kabiddukkes RSPAU dr. S. Hardjolukito, Kolonel Kes dr. Ketut Sutaendy, Sp. An-KIC, menyampaikan bahwa keikutsertaan Dukkes dalam kegiatan ini merupakan wujud nyata pengabdian RSPAU dalam mendukung olahraga nasional. 

“Kami hadir untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik, sehingga para atlet dapat fokus bertanding tanpa khawatir terhadap kondisi medis. Dukkes RSPAU siap mendukung setiap event nasional dengan semangat pelayanan AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul dan Humanis),” ungkapnya.

Dengan kesiapsiagaan penuh dan koordinasi yang baik, kehadiran Dukkes RSPAU menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung kelancaran SIRNAS A Yogyakarta 2025. Tidak hanya memastikan keamanan kesehatan para atlet yang berlaga, tetapi juga menjaga kenyamanan seluruh pihak yang terlibat dalam kompetisi bergengsi ini. Humas RSPAU

“Dirgahayu Wanita TNI Angkatan Udara Ke-62”

Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito beserta Ketua PIA AG Anak Ranting 001-05-3 RSPAU dan seluruh Civitas Hospitalia RSPAU mengucapkan :
“Dirgahayu Wanita TNI Angkatan Udara Ke-62”
Dengan semangat Kanya Bhakti Sakti Sejati, prajurit Wara siap mewujudkan TNI AU yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis.
Semoga Wara terus menjadi teladan dalam pengabdian, menginspirasi generasi penerus, serta memberikan kontribusi terbaik bagi TNI AU, bangsa dan negara. ????????????✈️

Jangan Biarkan Asma Menguasai Hidupmu

Bayangkan napas yang tersengal di tengah aktivitas sehari-hari, dada terasa sesak, dan suara napas terdengar seperti peluit kecil. Bagi sebagian orang, momen ini bukan sekadar ketidaknyamanan, melainkan tanda nyata dari asma, penyakit kronis yang sering diremehkan. Asma adalah kondisi peradangan saluran pernapasan yang menyebabkan penyempitan bronkus, sehingga udara sulit masuk dan keluar dari paru-paru. Gejalanya beragam, mulai dari batuk berkepanjangan, sesak napas, hingga mengi, terutama di malam atau pagi hari. Meskipun tidak selalu tampak dari luar, asma dapat mengganggu kualitas hidup, aktivitas harian, tidur, hingga pekerjaan jika tidak dikelola dengan baik. World Health Organization mencatat lebih dari 300 juta orang di dunia menderita asma, dan prevalensinya terus meningkat. Di Indonesia sendiri, angka penderita asma pada anak dan orang dewasa cukup signifikan, namun kesadaran dan pengelolaan penyakit ini masih terbatas.

Serangan asma dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk alergi, polusi udara, infeksi saluran pernapasan, udara dingin, atau aktivitas fisik yang berlebihan. Tidak jarang penderita merasa cemas atau stres karena takut kambuh di tengah aktivitas penting. Menurut dokter spesialis paru, setiap orang memiliki pemicu yang berbeda, sehingga mengenali dan menghindari pemicu pribadi merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengontrol penyakit ini. Selain itu, gejala asma yang tidak ditangani dengan baik dapat memicu komplikasi serius, termasuk gangguan tidur, penurunan konsentrasi, bahkan rawat inap akibat serangan akut.

Pengelolaan asma tidak hanya bergantung pada obat-obatan. Rutin mengikuti anjuran medis, termasuk penggunaan inhaler atau obat pereda sesuai petunjuk dokter, menjadi kunci utama. Penderita juga disarankan mengenali pemicu serangan, menjaga pola hidup sehat, berolahraga ringan yang aman, dan membuat rencana aksi asma untuk menghadapi kemungkinan serangan. Dukungan keluarga, teman, serta lingkungan sekolah atau tempat kerja sangat membantu, terutama bagi anak-anak, agar mereka merasa aman dan percaya diri dalam menghadapi kondisi ini. Edukasi lingkungan sekitar tentang asma juga penting agar serangan dapat ditangani dengan cepat tanpa panik.

Cerita nyata muncul dari mereka yang berhasil mengendalikan asma. Seorang pasien RSPAU berusia 32 tahun, menceritakan pengalamannya sejak kecil. Ia sering absen dari sekolah karena serangan asma, bahkan aktivitas sederhana seperti naik tangga membuatnya terengah-engah. Namun, setelah rutin memeriksa kesehatan, memakai inhaler, menghindari pemicu, dan mengubah gaya hidup, ia kini bisa kembali mengajar dan beraktivitas normal. Menurunya, kuncinya adalah kesadaran diri, kepatuhan terhadap pengobatan, dan dukungan orang-orang di sekitarnya. Pengalaman ini membuktikan bahwa asma bukanlah penghalang untuk menjalani hidup normal jika ditangani dengan tepat.

Pencegahan dan deteksi dini juga penting, terutama bagi anak-anak. Orang tua perlu mewaspadai tanda-tanda awal seperti batuk berkepanjangan, sesak napas saat bermain, atau napas berbunyi. Deteksi dini memungkinkan pengelolaan lebih cepat dan efektif, mencegah serangan yang lebih parah. Selain itu, menjaga kualitas udara di rumah dan lingkungan sekitar menjadi langkah preventif yang penting. Mengurangi paparan debu, asap rokok, polusi, dan menjaga kebersihan rumah dapat membantu mengurangi risiko serangan. Olahraga teratur tetap dianjurkan, asalkan dipilih jenis yang aman bagi penderita asma.

Asma memang tidak bisa sepenuhnya disembuhkan, namun dapat dikontrol sehingga penderitanya tetap bisa menjalani kehidupan normal. Jangan biarkan asma menguasai hidupmu. Kenali gejala, patuhi pengobatan, ubah gaya hidup menjadi lebih sehat, dan edukasikan diri serta orang-orang di sekitarmu. Setiap napas yang tenang adalah hak setiap orang, dan setiap langkah untuk mengelola asma adalah investasi bagi kualitas hidup yang lebih baik. Dengan perhatian dan pengelolaan yang tepat, serangan asma tidak lagi menjadi penghalang aktivitas, produktivitas, maupun kebahagiaan. Jangan tunggu hingga serangan berat terjadi; mulailah dari sekarang demi hidup yang lebih bebas, sehat, dan penuh energi. Humas RSPAU

RSPAU Bakar Lapangan, Kala Berjuang Di Ajang Hospital Merdeka Cup

Semangat juang membara terpancar di lapangan GOR Jawara Kalasan pada akhir pekan lalu. Tim Badminton RSPAU dr. S. Hardjolukito berhasil mengharumkan nama rumah sakit dengan meraih Juara 2 kategori ganda putra pada ajang bergengsi Hospital Merdeka Cup se-rumah sakit yang berlokasi di wilayah Sleman Timur, yang berlangsung pada Sabtu–Minggu, 9–10 Agustus 2025.

Turnamen yang digelar untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-80 ini dipimpin oleh Ketua Panitia dr. Iqbal, Sp.An., dan sukses menciptakan atmosfer kompetisi yang penuh energi. Total peserta terdiri dari 20 pasangan ganda putra, 12 pasangan ganda putri, dan 8 pasangan ganda medis spesialis, yang saling beradu taktik dan strategi di setiap pertandingan.

Sejak babak penyisihan, tim RSPAU menunjukkan performa gemilang. Serangan tajam, pertahanan kokoh, dan koordinasi yang solid mengantar mereka melaju mulus hingga ke partai final. Riuh sorakan penonton di tribun menambah panas suasana, membakar semangat para atlet untuk memberikan penampilan terbaik.

Laga final berlangsung sengit. Meski harus mengakui keunggulan lawan dan meraih posisi kedua, capaian ini menjadi bukti nyata bahwa RSPAU tidak hanya unggul di bidang pelayanan kesehatan, tetapi juga tangguh di medan olahraga.

"Kami bangga atas perjuangan tim. Kemenangan ini bukan hanya soal medali, tapi tentang semangat pantang menyerah dan kebersamaan luar biasa," ungkap perwakilan tim RSPAU usai pertandingan.

Hospital Merdeka Cup tahun ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi antar-tenaga kesehatan, menumbuhkan sportivitas, serta menghidupkan semangat kemerdekaan melalui kegiatan positif dan sehat.

Dengan prestasi ini, Tim Badminton RSPAU bertekad terus berlatih, mempertajam strategi, dan siap kembali mengukir kemenangan di turnamen-turnamen berikutnya. Humas RSPAU

Kebiasaan Mengorek dan Dampaknya pada Telinga

Setiap orang pasti pernah merasa gatal atau ada rasa tidak nyaman di telinga, dan secara refleks, kita kerap mengambil cotton bud atau benda lain untuk membersihkannya. Namun, kebiasaan yang tampak sepele ini ternyata menyimpan risiko besar bagi kesehatan telinga. Mengorek telinga terlalu sering atau dengan cara yang salah bisa menyebabkan cedera pada saluran telinga, bahkan infeksi serius yang memengaruhi pendengaran. Banyak orang mengira bahwa telinga harus selalu bersih dari kotoran, padahal sebenarnya, kotoran telinga atau serumen memiliki fungsi penting: melindungi telinga dari debu, bakteri, dan benda asing yang masuk ke saluran telinga. Dengan mengorek telinga, kita justru mendorong kotoran lebih dalam ke dalam liang telinga, sehingga meningkatkan risiko tersumbatnya saluran telinga dan gangguan pendengaran.

Menurut para ahli kesehatan, serumen yang menumpuk sebenarnya bukan masalah jika tidak menimbulkan rasa sakit, gatal, atau gangguan pendengaran. Tubuh secara alami akan mengeluarkan kotoran telinga melalui proses normal yang disebut migrasi epitel. Mengorek telinga secara paksa bisa merusak lapisan kulit halus di dalam saluran telinga, menyebabkan luka, pendarahan, hingga infeksi telinga luar atau otitis eksterna. Gejala infeksi ini bisa berupa nyeri, kemerahan, gatal yang semakin parah, atau bahkan keluarnya cairan dari telinga. Ironisnya, kebiasaan mengorek telinga yang dilakukan untuk merasa “bersih” justru dapat membuat kondisi telinga menjadi lebih berbahaya.

Kasus cedera akibat mengorek telinga sering ditemui di rumah sakit, mulai dari luka ringan hingga perforasi gendang telinga. Perforasi ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit yang intens, tetapi juga dapat menurunkan kemampuan pendengaran secara permanen jika tidak ditangani dengan tepat. Dokter THT menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menghentikan kebiasaan ini. Cara paling aman membersihkan telinga adalah dengan membiarkan telinga melakukan proses pembersihan alami. Jika ada gangguan serius atau kotoran telinga menumpuk sehingga menimbulkan gangguan pendengaran, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter THT untuk dilakukan tindakan profesional, seperti irigasi atau penyedotan kotoran telinga.

Selain risiko cedera dan infeksi, kebiasaan mengorek telinga juga dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri atau jamur. Saluran telinga yang terganggu atau luka akibat alat pengorek bisa menjadi lingkungan ideal bagi mikroorganisme untuk berkembang. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi yang membutuhkan antibiotik, bahkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Tak jarang, anak-anak menjadi kelompok yang paling berisiko, karena mereka sering mengorek telinga sendiri dengan benda-benda kecil, tanpa pengawasan orang dewasa. Orang tua sebaiknya mengedukasi anak untuk tidak mengorek telinga dan mengenalkan cara menjaga kesehatan telinga yang benar.

Masyarakat juga perlu menyadari bahwa rasa “gatal” atau “ada sesuatu di telinga” biasanya bersifat sementara dan tubuh mampu menanganinya sendiri. Mengubah kebiasaan kecil ini sebenarnya tidak sulit. Misalnya, cukup membersihkan bagian luar telinga dengan kain lembut atau tisu, dan menghindari memasukkan benda apapun ke dalam liang telinga. Kesadaran ini, meski terlihat sederhana, memiliki dampak besar terhadap kesehatan pendengaran jangka panjang. Dengan menghentikan kebiasaan mengorek telinga, risiko cedera, infeksi, dan gangguan pendengaran bisa diminimalkan. Pada akhirnya, tindakan preventif yang sederhana ini akan membantu kita menjaga telinga tetap sehat, aman, dan berfungsi optimal sepanjang hidup. Humas RSPAU