Daftar Berita

RSPAU Bakar Lapangan, Kala Berjuang Di Ajang Hospital Merdeka Cup

Semangat juang membara terpancar di lapangan GOR Jawara Kalasan pada akhir pekan lalu. Tim Badminton RSPAU dr. S. Hardjolukito berhasil mengharumkan nama rumah sakit dengan meraih Juara 2 kategori ganda putra pada ajang bergengsi Hospital Merdeka Cup se-rumah sakit yang berlokasi di wilayah Sleman Timur, yang berlangsung pada Sabtu–Minggu, 9–10 Agustus 2025.

Turnamen yang digelar untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-80 ini dipimpin oleh Ketua Panitia dr. Iqbal, Sp.An., dan sukses menciptakan atmosfer kompetisi yang penuh energi. Total peserta terdiri dari 20 pasangan ganda putra, 12 pasangan ganda putri, dan 8 pasangan ganda medis spesialis, yang saling beradu taktik dan strategi di setiap pertandingan.

Sejak babak penyisihan, tim RSPAU menunjukkan performa gemilang. Serangan tajam, pertahanan kokoh, dan koordinasi yang solid mengantar mereka melaju mulus hingga ke partai final. Riuh sorakan penonton di tribun menambah panas suasana, membakar semangat para atlet untuk memberikan penampilan terbaik.

Laga final berlangsung sengit. Meski harus mengakui keunggulan lawan dan meraih posisi kedua, capaian ini menjadi bukti nyata bahwa RSPAU tidak hanya unggul di bidang pelayanan kesehatan, tetapi juga tangguh di medan olahraga.

"Kami bangga atas perjuangan tim. Kemenangan ini bukan hanya soal medali, tapi tentang semangat pantang menyerah dan kebersamaan luar biasa," ungkap perwakilan tim RSPAU usai pertandingan.

Hospital Merdeka Cup tahun ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi antar-tenaga kesehatan, menumbuhkan sportivitas, serta menghidupkan semangat kemerdekaan melalui kegiatan positif dan sehat.

Dengan prestasi ini, Tim Badminton RSPAU bertekad terus berlatih, mempertajam strategi, dan siap kembali mengukir kemenangan di turnamen-turnamen berikutnya. Humas RSPAU

Kebiasaan Mengorek dan Dampaknya pada Telinga

Setiap orang pasti pernah merasa gatal atau ada rasa tidak nyaman di telinga, dan secara refleks, kita kerap mengambil cotton bud atau benda lain untuk membersihkannya. Namun, kebiasaan yang tampak sepele ini ternyata menyimpan risiko besar bagi kesehatan telinga. Mengorek telinga terlalu sering atau dengan cara yang salah bisa menyebabkan cedera pada saluran telinga, bahkan infeksi serius yang memengaruhi pendengaran. Banyak orang mengira bahwa telinga harus selalu bersih dari kotoran, padahal sebenarnya, kotoran telinga atau serumen memiliki fungsi penting: melindungi telinga dari debu, bakteri, dan benda asing yang masuk ke saluran telinga. Dengan mengorek telinga, kita justru mendorong kotoran lebih dalam ke dalam liang telinga, sehingga meningkatkan risiko tersumbatnya saluran telinga dan gangguan pendengaran.

Menurut para ahli kesehatan, serumen yang menumpuk sebenarnya bukan masalah jika tidak menimbulkan rasa sakit, gatal, atau gangguan pendengaran. Tubuh secara alami akan mengeluarkan kotoran telinga melalui proses normal yang disebut migrasi epitel. Mengorek telinga secara paksa bisa merusak lapisan kulit halus di dalam saluran telinga, menyebabkan luka, pendarahan, hingga infeksi telinga luar atau otitis eksterna. Gejala infeksi ini bisa berupa nyeri, kemerahan, gatal yang semakin parah, atau bahkan keluarnya cairan dari telinga. Ironisnya, kebiasaan mengorek telinga yang dilakukan untuk merasa “bersih” justru dapat membuat kondisi telinga menjadi lebih berbahaya.

Kasus cedera akibat mengorek telinga sering ditemui di rumah sakit, mulai dari luka ringan hingga perforasi gendang telinga. Perforasi ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit yang intens, tetapi juga dapat menurunkan kemampuan pendengaran secara permanen jika tidak ditangani dengan tepat. Dokter THT menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menghentikan kebiasaan ini. Cara paling aman membersihkan telinga adalah dengan membiarkan telinga melakukan proses pembersihan alami. Jika ada gangguan serius atau kotoran telinga menumpuk sehingga menimbulkan gangguan pendengaran, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter THT untuk dilakukan tindakan profesional, seperti irigasi atau penyedotan kotoran telinga.

Selain risiko cedera dan infeksi, kebiasaan mengorek telinga juga dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri atau jamur. Saluran telinga yang terganggu atau luka akibat alat pengorek bisa menjadi lingkungan ideal bagi mikroorganisme untuk berkembang. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi yang membutuhkan antibiotik, bahkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Tak jarang, anak-anak menjadi kelompok yang paling berisiko, karena mereka sering mengorek telinga sendiri dengan benda-benda kecil, tanpa pengawasan orang dewasa. Orang tua sebaiknya mengedukasi anak untuk tidak mengorek telinga dan mengenalkan cara menjaga kesehatan telinga yang benar.

Masyarakat juga perlu menyadari bahwa rasa “gatal” atau “ada sesuatu di telinga” biasanya bersifat sementara dan tubuh mampu menanganinya sendiri. Mengubah kebiasaan kecil ini sebenarnya tidak sulit. Misalnya, cukup membersihkan bagian luar telinga dengan kain lembut atau tisu, dan menghindari memasukkan benda apapun ke dalam liang telinga. Kesadaran ini, meski terlihat sederhana, memiliki dampak besar terhadap kesehatan pendengaran jangka panjang. Dengan menghentikan kebiasaan mengorek telinga, risiko cedera, infeksi, dan gangguan pendengaran bisa diminimalkan. Pada akhirnya, tindakan preventif yang sederhana ini akan membantu kita menjaga telinga tetap sehat, aman, dan berfungsi optimal sepanjang hidup. Humas RSPAU

 

Kenali Risiko Kesehatan di Setiap Usia agar Bisa Dicegah Sejak Dini

Kesehatan adalah investasi sepanjang hayat. Setiap tahap kehidupan, mulai dari bayi hingga lansia, memiliki risiko penyakit yang berbeda-beda. Mengetahui kerentanan ini sejak dini memungkinkan langkah pencegahan yang tepat, sehingga kualitas hidup bisa terjaga di setiap usia.

Pada tahap awal kehidupan, bayi dan anak-anak memiliki sistem imun yang belum matang. Akibatnya, mereka lebih rentan terhadap penyakit infeksi seperti flu, diare, dan infeksi saluran pernapasan. Faktor lingkungan yang kurang bersih, pola makan tidak seimbang, serta imunisasi yang tidak lengkap dapat meningkatkan risiko komplikasi. Orang tua perlu memastikan asupan nutrisi yang memadai, imunisasi lengkap, serta menjaga kebersihan lingkungan agar anak tumbuh sehat. Selain itu, stimulasi fisik dan mental yang sesuai usia juga mendukung perkembangan optimal.

Masa remaja membawa perubahan hormon dan pertumbuhan pesat yang memengaruhi kesehatan. Gangguan hormonal, obesitas, hingga masalah kesehatan mental seperti stres, cemas, dan depresi mulai muncul. Gaya hidup remaja yang kurang sehat—seperti konsumsi makanan cepat saji, kurang olahraga, atau tidur tidak teratur—menjadi faktor risiko tambahan. Edukasi tentang pola makan sehat, aktivitas fisik, serta manajemen stres menjadi kunci menjaga kesehatan mental dan fisik pada tahap ini. Peran orang tua, guru, dan komunitas juga penting untuk mendukung remaja menjalani gaya hidup sehat.

Pada usia dewasa, tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda awal penyakit kronis. Diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung menjadi masalah utama. Faktor risiko utama berasal dari gaya hidup modern, termasuk konsumsi makanan tinggi gula dan lemak, kurang aktivitas fisik, stres, dan kebiasaan merokok atau minum alkohol. Pemeriksaan kesehatan rutin dan perubahan pola hidup, seperti mengatur menu makan seimbang, rutin berolahraga, serta manajemen stres, menjadi strategi efektif untuk mencegah komplikasi penyakit kronis.

Bagi lansia, tubuh mengalami penurunan fungsi organ, metabolisme melambat, dan daya tahan tubuh menurun. Akibatnya, risiko penyakit degeneratif meningkat, seperti osteoporosis, arthritis, penyakit jantung, dan gangguan kognitif seperti demensia. Lansia juga lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi akibat penyakit yang sebelumnya tidak tertangani dengan baik. Pola makan bergizi, olahraga ringan sesuai kemampuan, stimulasi mental, pemeriksaan kesehatan rutin, dan dukungan sosial menjadi kunci menjaga kualitas hidup di usia lanjut.

Fakta ini menegaskan bahwa pencegahan lebih efektif dibandingkan pengobatan. Mengetahui risiko kesehatan di setiap tahap usia memungkinkan langkah pencegahan yang tepat, mulai dari nutrisi, olahraga, pemeriksaan rutin, hingga manajemen stres. “Kesadaran terhadap kesehatan sejak awal adalah investasi terbesar untuk kualitas hidup jangka panjang,” ujar dr. Andi Prasetyo, pakar kesehatan masyarakat.

Selain menjaga gaya hidup sehat, edukasi masyarakat tentang risiko kesehatan di tiap usia sangat penting. Program vaksinasi, pemeriksaan kesehatan anak, edukasi pola makan di sekolah, serta kegiatan olahraga komunitas menjadi bagian dari pencegahan. Pada usia dewasa, perusahaan dan lembaga kesehatan mendorong pemeriksaan rutin, konseling gaya hidup sehat, serta manajemen stres di tempat kerja. Bagi lansia, intervensi sosial dan program kesehatan terpadu membantu menjaga fungsi fisik dan mental agar tetap aktif dan produktif.

Dengan memahami kerentanan tubuh di setiap usia, masyarakat dapat mengambil langkah preventif yang tepat dan mengurangi risiko penyakit serius. Dari bayi hingga lansia, tubuh manusia membutuhkan perhatian yang berbeda. Menjaga kesehatan secara konsisten di setiap tahap kehidupan adalah kunci untuk hidup lebih produktif, bahagia, dan berkualitas. Humas RSPAU

 

RSPAU Siap Ledakkan Semangat 17 Agustus! Lomba Merdeka 2025 Bakal Gegerkan Area Rumah Sakit

Dentuman semangat kemerdekaan bersiap menggema di RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito! Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, rumah sakit pusat kebanggaan TNI Angkatan Udara ini tengah mempersiapkan serangkaian kegiatan bertajuk “Timeline Lomba Merdeka 17 Agustus 2025” yang akan digelar mulai tanggal 6 hingga 15 Agustus 2025. Kegiatan ini diproyeksikan bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sebagai momentum pembakar semangat nasionalisme, penguat kekompakan antar unit kerja, serta wujud nyata dari transformasi pelayanan yang menyatu dengan nilai-nilai perjuangan bangsa.

Dengan mengusung tema nasional “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, seluruh civitas hospitalia RSPAU akan terlibat dalam berbagai perlombaan seru dan bermakna. Di antaranya, Lomba Cerdas Cermat “Medika Merdeka” yang akan membuka rangkaian kegiatan pada 6 Agustus, dilanjutkan dengan semifinal pada 7 Agustus dan final pada 8 Agustus 2025. Lomba ini akan menjadi ajang adu pengetahuan tentang sejarah perjuangan bangsa, dunia kesehatan, hingga nilai-nilai profesionalisme dalam pelayanan.

Tak kalah menarik, Lomba Menyanyi Lagu Kebangsaan “Harmoni Merdeka” akan digelar dalam dua babak, yakni penyisihan pada 11 Agustus dan final pada 13 Agustus. Ajang ini diharapkan menjadi ruang ekspresi semangat patriotik yang dibalut dalam harmoni suara dan penghayatan terhadap lagu-lagu perjuangan. Selanjutnya, pada 14 Agustus, Lomba Yel-yel Perjuangan antar Unit Kerja akan menjadi ajang adu kreativitas dan kekompakan, menyuarakan semangat kemerdekaan dalam balutan semarak sorak dan semangat gotong royong.

Sebagai puncaknya, Lomba Estafet APD Hazmat akan dilaksanakan pada 15 Agustus 2025 di Lapangan Apel RSPAU. Lomba ini bukan hanya menguji kecepatan dan koordinasi, tetapi juga menjadi simbol kesiapsiagaan tenaga kesehatan dalam situasi darurat. Hari itu juga akan menjadi momentum pengumuman para juara dari seluruh perlombaan, menutup rangkaian kegiatan dengan semarak kemenangan dan kebanggaan bersama.

Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk penghormatan atas jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan, serta menjadi wahana memperkuat jati diri institusi kesehatan militer yang terus bertransformasi.

“Kita tidak hanya mengenang kemerdekaan, kita menjalaninya. Melalui semangat perlombaan, kita bawa nilai perjuangan itu ke dalam setiap pelayanan terbaik yang kita berikan,” ungkapnya.

Dengan persiapan yang terus dimatangkan, RSPAU siap menyulut api semangat kemerdekaan di tengah ritme pelayanan yang tetap profesional. Seluruh pegawai pun diimbau untuk berpartisipasi aktif, menjadikan kegiatan ini sebagai momen untuk merekatkan solidaritas dan memperkuat nilai-nilai pengabdian dalam bingkai semangat 17 Agustus. Humas RSPAU

 

Hadirkan Senyum Baru, RSPAU Dampingi Pemulihan Pasien Operasi Bibir Sumbing

Tak ada yang lebih membahagiakan bagi orang tua selain melihat anaknya tersenyum bahagia, lepas dari rasa sakit atau rasa malu. Itulah momen-momen haru yang kembali hadir hari ini di RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito, saat para pasien bibir sumbing datang untuk menjalani kontrol pasca operasi. Senyum-senyum kecil yang dulu tertahan, kini mulai merekah perlahan, penuh harapan dan penuh kehidupan.

Pasien-pasien ini sebelumnya telah menjalani operasi bibir sumbing pada 26 Juli 2025, dalam program Bakti Sosial Kesehatan memperingati Hari Bakti ke-78 TNI Angkatan Udara, hasil kerja sama antara RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito, Smile Train Indonesia dan PABMI DIY dan YSHN.

Hari ini, mereka Kembali bukan untuk tindakan besar, melainkan untuk memastikan bahwa penyembuhan mereka berjalan dengan baik. Dalam suasana penuh kekeluargaan, tim medis RSPAU melakukan evaluasi terhadap luka operasi, memeriksa proses pemulihan, serta memberikan edukasi lanjutan kepada pasien dan orang tua yang mendampingi. Semua dilakukan dengan penuh semangat dan  empati, karena di balik tindakan medis ini, ada harapan besar yang di lambungkan ke langit untuk pulih dan membesarkan kepercayaan diri demi masa depan yang lebih baik.

Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Marsma TNI dr. Margono Gatot S, Sp.JP., menyampaikan bahwa kontrol hasil operasi ini merupakan bagian penting dari rangkaian layanan terpadu.

 “Baksos bukan hanya tentang tindakan operasi, tetapi juga tentang keberlanjutan pemulihan pasien. Kami ingin memastikan bahwa setiap senyum yang kami bantu pulihkan, bisa tumbuh menjadi kebahagiaan jangka panjang,” ungkapnya.

Sementara itu, dari salah satu orang tua pasien menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. 

Kami tidak tahu harus berterima kasih seperti apa, karena ini bukan sekadar operasi,  ini adalah awal dari hidup baru bagi anak kami,” 

Dengan semangat pelayanan dan pengabdian, RSPAU dr. S. Hardjolukito akan terus berkomitmen memberikan layanan terbaik, tak hanya menyembuhkan secara fisik, tetapi juga memulihkan psikis, memberikan semangat hidup baru. Karena bagi kami, menghadirkan satu senyum berarti menghidupkan sejuta harapan. Humas RSPAU

Memperingati Pekan ASI Sedunia

World Breastfeeding week (Pekan Asi Sedunia) diperingati pada pekan pertama bulan Agustus yaitu tanggal 1 sampai dengan 7 Agustus setiap tahunnya. Merupakan kampanye global untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi pada tema-tema yang berkaitan dengan  ibu menyusui. Pekan ASI sedunia dianggap sebagai salah satu kampanye gabungan terbesar yang dilakukan oleh organisasi internasional, seperti organisasi kesehatan dunia (WHO) dan UNICEF). Pekan ASI Sedunia bertujuan untuk mempromosikan manfaat menyusui.

Tahun ini pekan ASI sedunia mengangkat tema " Invest in breastfeeding Invest in the Future" yang artinya investasi dalam menyusui investasi untuk masa depan. Tema ini menekankan pentingnya menyusui sebagai investasi jangka panjang untuk kesehatan anak, kesejahteraan ibu dan pembangunan bangsa. 

Lalu apa yang dibutuhkan untuk mendukung para ibu menyusui ?

Dukungan bagi perempuan yang menyusui dimana saja dan kapan saja., sehingga menjadi hal yang lumrah dan tidak dikecam dalam lkehidupan publik.

Hal cuti hamil yang efektif yang tidak memaksa perempuan untuk memilih antara keluarga dan pekerjaan mereka.

tenaga kesehatan terlatih yang dapat memberikan dukungan menyusui yang bermanfaat dan  penuh rasa hormat. 

Tak Perlu ke Luar Negeri, Terapi Stem Cell Tercanggih Kini Tersedia di RSPAU

Ribuan warga Indonesia setiap tahunnya memilih pergi ke luar negeri demi mendapatkan terapi pengobatan regeneratif seperti stem cell. Kini, kebutuhan itu tak perlu lagi ditempuh jauh-jauh. RSPAU dr. S. Hardjolukito secara resmi membuka layanan Klinik Stem Cell, menghadirkan solusi medis canggih yang aman, terstandar, dan terjangkau langsung di jantung Yogyakarta. Langkah monumental ini menandai babak baru dalam transformasi layanan kesehatan di lingkungan TNI Angkatan Udara, sekaligus memperluas akses masyarakat umum terhadap teknologi pengobatan masa depan. Peresmian Klinik Pelayanan Stem Cell TNI AU secara nasional dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, S.E., M.M., yang terpusat di Lakespra dr. Saryanto, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Peresmian klinik di Jakarta ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Kasau, disaksikan oleh sejumlah pejabat tinggi TNI AU seperti Pangkoopsudnas Marsdya TNI Minggit Tribowo, S.I.P., Dankodiklatau Marsdya TNI Dr. Arif Mustofa, M.M., CGRE., Founder & Commissioner SCCR Prof. Dr. dr. Agung Putra, M.Si.Med., serta perwakilan dari PT Regene dan Eltekers.

Kasau menegaskan bahwa kehadiran layanan stem cell merupakan bagian dari kesiapan TNI AU dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi demi mewujudkan sistem kesehatan militer yang modern, responsif, dan inklusif. Beliau secara khusus menyoroti kesiapan RSPAU sebagai salah satu pusat rujukan layanan stem cell untuk penyakit jantung di lingkungan TNI AU dan wilayah Yogyakarta.

“Kami ingin memastikan seluruh personel TNI AU mendapatkan akses terhadap pengobatan dan pencegahan terbaik. Kehadiran klinik ini bukan hanya untuk prajurit, tetapi juga untuk masyarakat umum, sebagai bentuk kontribusi nyata TNI AU dalam mendukung program pemerintah di bidang kesehatan. RSPAU dengan keunggulan tenaga medis spesialis jantung, kami proyeksikan sebagai salah satu rumah sakit rujukan terapi stem cell untuk penanganan penyakit jantung,” ungkap Kasau.

Klinik ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara TNI AU dengan Stem Cell and Cancer Research (SCCR), PT Regene, dan Eltekers sebagai mitra teknologi. Dengan layanan unggulan berupa terapi stem cell regeneratif dan precision health berbasis DNA, klinik ini menawarkan pengobatan yang lebih personal, tepat sasaran, dan berorientasi pada pemulihan jangka panjang.

Terapi stem cell menjadi salah satu inovasi paling menjanjikan dalam dunia medis modern. Teknologi ini memungkinkan penanganan berbagai penyakit degeneratif seperti osteoartritis, cedera otot dan tendon, gangguan metabolik, hingga kelainan sistem imun, dengan cara meregenerasi sel dan jaringan tubuh yang rusak. Hasilnya, pemulihan berlangsung lebih cepat dan kualitas hidup pasien meningkat secara signifikan.

Namun, di Indonesia layanan terapi stem cell yang aman, terstandar, dan terjangkau masih terbatas, khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Melihat potensi besar sekaligus tantangan tersebut, TNI Angkatan Udara mengambil langkah strategis dengan menghadirkan layanan klinik stem cell melalui Rumah Sakit Jajaran TNI AU sebagai bagian dari jejaring pelayanan nasional.

Dalam seremoni peresmian klinik secara nasional, Kepala RSPAU Marsma TNI dr. Margono Gatot S., Sp.JP. hadir langsung di Jakarta sebagai bentuk dukungan penuh terhadap pengembangan layanan kedokteran regeneratif. Sementara itu, jajaran pejabat RSPAU di Yogyakarta turut mengikuti rangkaian acara secara daring.

Pada sesi virtual, Kolonel Kes dr. Yanuar Tirtajaya, Sp.OT., selaku Koordinator Layanan Stem Cell RSPAU, memberikan paparan langsung kepada Kasau mengenai kesiapan operasional dan layanan yang telah berjalan di RSPAU. Klinik ini nantinya akan melayani prajurit TNI AU dan juga terbuka bagi masyarakat umum, dengan sistem pelayanan yang terstandar, profesional, dan mengedepankan prinsip keamanan medis.

Dengan dibukanya layanan Klinik Stem Cell di RSPAU, Yogyakarta kini memiliki akses terhadap teknologi pengobatan regeneratif yang sebelumnya sulit dijangkau. Layanan ini memperkuat peran RSPAU sebagai pusat rujukan medis regional yang tidak hanya melayani kebutuhan kesehatan militer, tetapi juga berkontribusi dalam mendukung kesehatan masyarakat luas.

Partisipasi aktif Kepala RSPAU dalam momen bersejarah ini menjadi simbol komitmen kuat RSPAU dalam mendukung transformasi layanan kesehatan TNI AU yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis (AMPUH). Dengan semangat Transformasi dan Inovasi untuk Melayani yang Terbaik, RSPAU dr. S. Hardjolukito siap menjawab tantangan masa depan dan menjadi bagian dari solusi kesehatan nasional berbasis teknologi tinggi. Humas RSPAU

RSPAU Melangkah Tegas, Tunjukkan Integritas di Tengah Pemeriksaan Keuangan BPK RI

RSPAU dr. S. Hardjolukito melaksanakan kegiatan Entry Meeting Pemeriksaan Kepatuhan atas Pengelolaan Pendapatan, Belanja, dan Aset Tahun Anggaran 2024 sampai dengan triwulan III pada Badan Layanan Umum (BLU) Unit Organisasi TNI AU. Kegiatan ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).

Entry Meeting digelar secara resmi pada Senin (4/8/25), bertempat di ruang Garuda 1 RSPAU. Tim pemeriksa BPK RI yang dipimpin oleh Ibu Silpana Suryani, S.H., selaku Pengendali Teknis 2, beserta anggota tim lainnya hadir untuk memulai proses pemeriksaan yang dijadwalkan berlangsung mulai tanggal 3 hingga 16 Agustus 2025.

Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Marsma TNI dr. Margono Gatot S, Sp.JP., secara langsung menerima kedatangan tim pemeriksa dan menyampaikan komitmennya untuk mendukung seluruh proses pemeriksaan dengan penuh transparansi dan akuntabilitas.

"Pemeriksaan laporan keuangan merupakan salah satu langkah strategis dalam memastikan bahwa setiap penggunaan anggaran dan sumber daya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Melalui pemeriksaan ini, kita dapat mengetahui sejauh mana pengelolaan keuangan telah dilakukan sesuai prinsip akuntabilitas dan transparansi. Hal ini juga merupakan realisasi dari predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang menjadi komitmen bersama di lingkungan RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito. Kami berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip good governance serta menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan bebas dari praktik korupsi," kata Ka RSPAU dr. S. Hardjolukito.

Beliau juga mengajak seluruh anggota yang menjadi objek pemeriksaan untuk bersikap kooperatif dan proaktif, agar hasil pemeriksaan yang disampaikan oleh tim BPK benar-benar akurat dan bermanfaat untuk mencegah penyimpangan dan kesalahan.

Pemeriksaan ini merupakan bagian dari upaya memastikan tata kelola keuangan dan aset BLU TNI AU berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, sekaligus menjadi sarana pengawasan dan peningkatan kualitas pengelolaan keuangan di lingkungan RSPAU.

Dengan pelaksanaan pemeriksaan ini, RSPAU berharap dapat terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya demi mendukung layanan kesehatan terbaik bagi prajurit TNI AU dan masyarakat luas. Humas RSPAU

 

Ka RSPAU Guncang Jogja Cardiology Update 2025, Dorong Revolusi Ilmiah Nasional

Gaung RSPAU dr. S. Hardjolukito kembali menggema di panggung ilmiah nasional. Kali ini, forum ilmiah bergengsi Jogja Cardiology Update 2025 menjadi saksi kehadiran luar biasa Kepala RSPAU, Marsma TNI dr. Margono Gatot S., Sp.JP., sebagai narasumber utama dalam pertemuan tahunan yang menghadirkan para ahli kardiologi dari seluruh Indonesia. Kegiatan ini digelar di Hotel Tentrem Yogyakarta, pada Sabtu (2/8/25).

Lebih dari 300 peserta yang terdiri dari dokter umum hingga spesialis jantung memenuhi ruangan, antusias mengikuti pemaparan Kepala RSPAU yang membawakan topik terkini berjudul “Advanced Heart Failure: From Transplantation to Palliative Care.”

Dengan gaya penyampaian yang lugas dan penuh energi, Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito menyampaikan fakta bahwa kasus gagal jantung stadium lanjut kini meningkat tajam dan tidak lagi bisa ditangani dengan pendekatan konvensional. Beliau menekankan perlunya transformasi paradigma penanganan, menjadi menciptakan kualitas hidup yang lebih baik, melalui transplantasi jantung serta pendekatan paliatif yang melibatkan tim dan keluarga.

“Ini bukan lagi soal hidup atau mati, ini tentang bagaimana pasien menjalani sisa hidupnya dengan bermakna, dengan martabat, dan dengan dukungan penuh dari tim medis dan keluarga,” tegas Marsma TNI dr. Margono Gatot S, Sp.JP., yang sontak mendapat respons positif dari audiens.

Keterlibatan Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito dalam forum ilmiah nasional ini sekaligus menunjukkan bahwa RSPAU tidak hanya berdiri sebagai benteng kesehatan TNI AU, namun juga menjadi mercusuar pengetahuan dan inovasi kedokteran modern di Indonesia.

Partisipasi aktif RSPAU dalam forum nasional seperti ini merupakan bukti nyata bahwa rumah sakit milik TNI AU ini terus bergerak dinamis, bertransformasi, dan berinovasi tanpa henti dalam mewujudkan layanan kesehatan yang tidak hanya tangguh di medan tugas, tetapi juga unggul di kancah ilmiah nasional. Humas RSPAU

 

 

Life After Breakup: Dari Luka Menjadi Level Up

Putus cinta sering terasa seperti bumi runtuh di bawah kaki. Hati remuk, pikiran kusut penuh overthinking, dan malam terasa panjang tanpa akhir. Awalnya, lari menjadi jawaban—bukan lari dari kenyataan, tapi lari dari kekacauan di kepala. Setiap tarikan napas di udara pagi, setiap langkah kaki di trotoar, dan keringat yang menetes di dahi menjadi pelarian dari rasa sakit yang sulit diungkapkan. Jogging, yoga, dan olahraga ringan yang dimulai hanya untuk melepaskan penat perlahan-lahan berubah menjadi rutinitas yang menyenangkan.

Niat awalnya sederhana: “hilangkan stres, buang kepenatan.” Tidak ada tujuan besar, hanya ingin sedikit lega dan tenang. Namun, seperti sungai yang menemukan jalannya sendiri, kebiasaan ini mulai mengalir dalam kehidupan. Setiap langkah di pagi hari membawa rasa lega, setiap gerakan yoga membuat tubuh terasa hidup, dan setiap tetes keringat seakan menandai satu langkah menjauh dari masa lalu yang menyakitkan.

Seiring waktu, pelarian itu berubah menjadi kebiasaan. Tubuh yang dulu lelah dan rapuh mulai berubah: energi bertambah, otot terasa lebih kuat, dan postur tubuh membaik. Yang awalnya sekadar “lari dari sakit hati” kini menjadi ritual self-care yang konsisten. Hati yang dulu rapuh mulai menerima proses penyembuhan, dan tubuh ikut menyesuaikan diri, seolah ikut merayakan transformasi yang terjadi di dalam diri.

Perubahan fisik ini juga berdampak pada psikologis. Semakin tubuh sehat, semakin mental terasa tangguh. Dari sini, muncullah kesadaran bahwa self-love bukan sekadar kata, tapi praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. Memberi waktu untuk diri sendiri, merawat tubuh, dan menghargai kebutuhan emosional menjadi bentuk cinta paling tulus. Olahraga pun berperan sebagai terapi bukan hanya untuk tubuh, tapi juga untuk jiwa yang terluka.

Proses ini membawa pada pemahaman lebih luas tentang healing. Dari jogging pagi yang sederhana, muncul kesadaran untuk menjaga pola makan, tidur lebih teratur, dan menyisihkan waktu untuk kegiatan yang menenangkan pikiran. Semua hal ini saling terkait, membentuk arus self-love yang nyata. Pelarian kecil dari overthinking kini menjadi fondasi kehidupan yang lebih sehat, seimbang, dan bahagia.

Dari luka pasca-putus, lahirlah transformasi menyeluruh. Setiap pagi yang dimulai dengan olahraga menjadi simbol: hari ini adalah kesempatan untuk menjadi versi diri yang lebih baik, untuk “level up” dalam kehidupan. Life After Breakup bukan sekadar fase pasca-patah hati; ia menjadi momen penting untuk membangun diri, memperkuat tubuh, dan menata hati.

Kini, ketika menatap cermin, yang terlihat bukan hanya tubuh yang lebih fit, tetapi seseorang yang belajar mencintai diri sendiri, menghargai proses, dan menemukan kekuatan dalam konsistensi. Dari pelarian kecil lahirlah kekuatan besar: bukan hanya untuk bertahan, tapi untuk tumbuh, untuk menghadapi dunia dengan percaya diri.

Cerita ini menjadi pengingat bagi siapa pun yang sedang dalam masa sulit: jalan keluar tidak selalu berupa keputusan besar, kadang cukup langkah kecil yang konsisten—jalan pagi, napas dalam, dan waktu untuk menyembuhkan diri sendiri. Pelarian dari sakit hati bisa menjadi awal dari transformasi yang utuh. Setiap luka bisa menjadi batu loncatan untuk menjadi versi diri yang lebih kuat, sehat, dan bahagia.

Life After Breakup adalah kisah bahwa penyembuhan itu nyata. Bahwa luka bisa menjadi titik awal untuk perubahan. Bahwa self-love dan kebugaran fisik saling menguatkan. Dan yang terpenting, setiap orang memiliki kemampuan untuk “level up” dalam hidupnya sendiri, selama berani memulai langkah demi langkah, napas demi napas. Humas RSPAU

Baru Kali Ini Siswa SD Diperiksa dari Kepala hingga Jantung, Aksi Kolaborasi RSPAU dan Pemkot Jogja Tuai Pujian

Pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi anak-anak usia sekolah semakin menjadi kebutuhan mendesak di tengah meningkatnya berbagai kasus gangguan kesehatan yang ditemukan pada anak-anak di Indonesia. Belakangan ini, sejumlah laporan mengungkapkan tingginya angka kelainan jantung bawaan, gangguan penglihatan, masalah gizi, serta kesehatan mental yang kurang diperhatikan sejak dini. Kasus-kasus tersebut, jika tidak terdeteksi dan ditangani secara tepat, berpotensi menghambat tumbuh kembang dan prestasi anak di masa depan. Hal ini menjadi perhatian serius karena kesehatan anak merupakan fondasi utama dalam mencetak generasi unggul yang sehat dan produktif.

Melihat kondisi tersebut, RSPAU dr. S. Hardjolukito bekerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta melaksanakan Bakti Sosial Pemeriksaan Kesehatan Gratis di SDN Lempuyangwangi. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi sejak dini masalah kesehatan yang mungkin dialami oleh anak-anak, sehingga dapat segera ditangani dan mencegah dampak jangka panjang terhadap kesehatan mereka.

Tawa riang para siswa SDN Lempuyangwangi Yogyakarta menggema di sela-sela pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar di lingkungan sekolah mereka. Bukan hari belajar biasa, pada hari Kamis (31/7/25) para siswa mendapat layanan istimewa dari tim medis profesional dalam rangkaian kegiatan Bakti Sosial Pemeriksaan Kesehatan Gratis ini.

Tak kurang dari 168 siswa mendapatkan pemeriksaan kesehatan menyeluruh, mulai dari pemeriksaan Kesehatan THT, mata, gigi, status gizi, hingga kesehatan mental. Khusus untuk siswa kelas 1, sebanyak 84 anak juga menjalani skrining kelainan jantung bawaan, sebagai bentuk deteksi dini terhadap penyakit yang bisa memengaruhi tumbuh kembang anak jika tidak terdeteksi sejak dini. Skrining jantung ini dilakukan menggunakan teknologi elektrokardiogram (EKG) portabel, alat medis canggih yang dibawa langsung oleh tim dokter RSPAU ke lokasi pemeriksaan. Alat ini memungkinkan pengambilan data rekam jantung secara cepat dan akurat tanpa harus membawa siswa ke rumah sakit, sehingga proses skrining berjalan lebih efisien dan minim gangguan bagi anak-anak.

Lebih dari sekedar aksi sosial, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya bersama mendukung program pemerintah di bidang kesehatan anak dan pencegahan penyakit tidak menular. Pemeriksaan dini yang menyasar usia sekolah seperti ini terbukti efektif sebagai langkah preventif dalam pembangunan sumber daya manusia yang sehat, unggul, dan siap menghadapi masa depan.

Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Marsma TNI dr. Margono Gatot S, Sp.JP., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud pengabdian nyata TNI AU dalam mendukung pembangunan kesehatan nasional.

“Melalui bakti sosial ini, kami ingin hadir lebih dekat dengan masyarakat, khususnya anak-anak, yang merupakan masa depan bangsa. Kolaborasi seperti ini menjadi kunci dalam memperkuat sistem kesehatan preventif di Indonesia,” ungkapnya.

Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), yang hadir langsung dalam kegiatan ini, menyambut positif inisiatif yang diinisiasi bersama RSPAU. Beliau menekankan bahwa kegiatan ini sangat selaras dengan visi pemerintah kota dalam mewujudkan masyarakat yang sehat sejak dini.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Pemeriksaan rutin di sekolah adalah langkah nyata dalam membangun generasi yang sehat jiwa dan raganya,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Kepala Mantri Pamong Praja, Kepala SDN Lempuyangwangi, serta jajaran kepala puskesmas di wilayah kerja Kecamatan Danurejan.

Dengan antusiasme tinggi dari siswa dan dukungan penuh dari berbagai pihak, kegiatan ini menjadi contoh konkret sinergi antara institusi militer dan pemerintah daerah dalam mendukung transformasi layanan kesehatan nasional, sekaligus mengingatkan bahwa membangun bangsa dimulai dari menjaga senyum sehat anak-anak Indonesia. Humas RSPAU

 

Meski Si Manis Menggoda, Tapi Gula Darah Tetap Harus Dijaga

Manis selalu punya cara untuk membuat kita tersenyum. Sekilas, sepotong cokelat di sela kesibukan, segelas kopi hangat dengan gula tambahan, atau kue di meja rapat tampak seperti teman setia yang bisa mengusir penat. Rasanya seperti pelukan kecil untuk hati yang lelah, memberikan kenyamanan sejenak di tengah hiruk-pikuk hari. Tapi, di balik sensasi manis itu, tubuh kita diam-diam mengirim sinyal peringatan. Setiap gula yang masuk, jika tak dijaga, bisa mengintai kesehatan dan mengganggu keseimbangan tubuh kita.

Gula memang sumber energi penting bagi tubuh, tapi konsumsi berlebihan bisa menjadi “musuh tersembunyi”. Setiap kali kita menelan camilan manis, pankreas bekerja keras memproduksi insulin untuk menormalkan kadar gula. Lama-lama, kerja keras ini bisa melelahkan tubuh dan membuka jalan bagi penyakit seperti diabetes. Tantangannya, godaan itu ada di mana-mana, dari minuman manis yang selalu tersedia, kue di meja rapat, hingga perayaan keluarga dengan berbagai hidangan manis menggoda.

Tetapi menjaga gula darah tidak berarti harus menjauh sepenuhnya dari manis. Kuncinya ada pada kesadaran, kontrol porsi, dan keseimbangan. Misalnya, menyeimbangkan camilan manis dengan buah, sayur, atau makanan tinggi serat. Atau menambahkan aktivitas fisik sederhana, seperti jalan kaki sejenak setelah makan. Langkah-langkah kecil ini bisa membuat perbedaan besar dalam jangka panjang.

Memantau gula darah juga penting, bukan hanya bagi penderita diabetes. Alat ukur gula darah kini mudah digunakan di rumah, memberikan informasi yang berharga untuk menyesuaikan pola makan dan aktivitas harian. Dengan mengetahui kondisi tubuh, kita bisa lebih bijak dalam memilih makanan dan mengatur kebiasaan sehari-hari.

Perlu diingat, setiap orang berbeda. Toleransi tubuh terhadap gula dipengaruhi oleh genetik, usia, berat badan, dan gaya hidup. Jadi, tidak ada ukuran satu untuk semua. Yang penting adalah mengenali tubuh sendiri, membaca sinyalnya, dan membuat keputusan yang mendukung kesehatan.

Mengganti sebagian camilan manis dengan alternatif sehat seperti buah segar, kacang-kacangan, atau yogurt rendah gula, tidak membuat hidup kehilangan kenikmatan. Justru, tubuh akan lebih bersyukur, energi stabil, mood lebih baik, dan aktivitas sehari-hari terasa lebih ringan. Menjaga gula darah bukan sekadar soal menghindari penyakit, tapi tentang mencintai tubuh sendiri dan memberikan yang terbaik untuk masa depan.

Jadi, saat godaan manis datang, nikmati dengan bijak. Rasakan setiap rasa manisnya, tapi jangan lupa untuk menjaga keseimbangan. Tubuh yang sehat adalah hadiah terbesar yang bisa kita berikan pada diri sendiri. Setiap pilihan kecil hari ini adalah langkah menuju hidup lebih bugar, lebih ceria, dan lebih lama menikmati momen manis tanpa risiko. Humas RSPAU