Daftar Berita

Selamat Bergabung drg. Poerwati Soetji Rahajoe, Sp.BMM(K), Subsp.T.M.T.M.J(K), Ph.D

Selamat Bergabung drg. Poerwati Soetji Rahajoe, Sp.BMM(K), Subsp.T.M.T.M.J(K), Ph.D ✨

RSPAU dr. S. Hardjolukito kembali memperkuat layanan kesehatan dengan kehadiran Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut. Kini Sobat Hardjo dapat memperoleh penanganan terbaik untuk masalah bedah mulut secara profesional dan humanis.

???? Jadwal praktek:
???? Senin & Kamis
⏰ Pukul 08.00 – 13.00 WIB

✅️ Melayani pasien BPJS dan UMUM

Percayakan perawatan bedah mulut Anda kepada ahlinya di RSPAU dr. S. Hardjolukito ????

Wujud Syukur dan Kepedulian, RSPAU Serahkan Hewan Kurban kepada Panitia

Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, RSPAU dr. S. Hardjolukito melaksanakan kegiatan penyerahan hewan kurban kepada Panitia Kurban RSPAU. Penyerahan dilakukan dalam suasana khidmat dan penuh kebersamaan, usai pelaksanaan apel bersama yang diikuti oleh seluruh anggota RSPAU, pada Kamis pagi (5/6/25) di lapangan RSPAU.


Satu ekor sapi yang merupakan hasil dari partisipasi anggota RSPAU diserahkan secara simbolis oleh Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Kolonel Kes dr. Dedy Afandi C. N., Sp. A., M. Sc., kepada Ketua Panitia Kurban RSPAU Letkol Adm Suryanto, S.Sos., M.Pd., sebagai wujud kepedulian sosial dan semangat berbagi keluarga besar RSPAU kepada sesama, khususnya bagi yang membutuhkan.


Dalam sambutannya, Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Kolonel Kes dr. Dedy Afandi C. N., Sp. A., M. Sc. menyampaikan bahwa pelaksanaan kurban bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai keikhlasan, gotong royong, dan kepedulian sosial antar anggota.


"Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya meneladani ketakwaan Nabi Ibrahim AS dan keikhlasan Nabi Ismail AS, tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan soliditas di lingkungan RSPAU. Kurban ini menjadi wujud nyata semangat kita dalam berbagi dan memberi manfaat bagi sesama, terutama di lingkungan sekitar rumah sakit," kata Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.


Beliau juga mengapresiasi partisipasi anggota RSPAU yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk berkurban serta kerja keras panitia dalam mempersiapkan pelaksanaan kurban tahun ini.

Adapun penyembelihan hewan kurban direncanakan akan dilaksanakan pada hari Senin, 9 Juni 2025, bertempat di RSPAU. Selanjutnya, daging kurban akan didistribusikan kepada yang berhak menerima, baik dari kalangan internal RSPAU maupun masyarakat sekitar.


Mengusung tema “Ikhlas Berkurban, Berbagi Kebahagiaan Dan Memupuk Kepedulian Untuk Merajut Kebersamaan”, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Idul Adha di RSPAU dan menjadi tradisi tahunan yang terus dijaga untuk memperkuat nilai-nilai spiritual, sosial, dan kebersamaan di lingkungan rumah sakit. Humas RSPAU

RSPAU Laksanakan Asistensi PEKPPP Tahun 2025 oleh Pus RB TNI

RSPAU dr. S. Hardjolukito melaksanakan kegiatan Asistensi Penilaian Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik (PEKPPP) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Pusat Reformasi Birokrasi (Pus RB) TNI. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari penunjukan RSPAU sebagai Satuan Kerja (Satker) Unit Lokus Evaluasi (ULE) PEKPPP Tahun 2025, menjadikannya salah satu satker yang dipercaya untuk menjadi contoh dalam penerapan pelayanan publik yang berkualitas di lingkungan TNI.

Tim asistensi dari Pus RB TNI hadir langsung untuk memberikan pendampingan teknis dan evaluatif yaitu Wakil Kepala Pusat Reformasi Birokrasi TNI (Wakapus RB TNI) Kolonel Inf Tyas Koesharjadi selaku pimpinan tim asistensi, Paban VI/RB Srenaau Kolonel Adm Zainal Abidin, dan Kabid yanlik Pus RB TNI Kolonel Arh Pulung Patria Daga, yang turut memberikan arahan dan masukan strategis dalam proses asistensi. Kegiatan ini diikuti oleh evaluator internal RSPAU, Ketua Pokja PEKPPP, serta seluruh anggota Kelompok Kerja (Pokja) PEKPPP, yang terdiri dari enam aspek penilaian, yaitu Aspek Pelayanan Publik, Aspek Sumber Daya Manusia (SDM), Aspek Sarana dan Prasarana, Aspek Sistem Informasi Pelayanan Publik, Aspek Pengelolaan Pengaduan, Aspek Inovasi Pelayanan Publik dan tim survei kepuasan masyarakat. 

Wakapus RB TNI dalam arahannya menyampaikan bahwa asistensi ini bertujuan untuk memastikan setiap pokja memahami indikator yang dinilai dan mampu mempersiapkan data dukung sesuai dengan standar evaluasi PEKPPP. Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antar-aspek untuk mewujudkan pelayanan publik yang terintegrasi dan berorientasi pada kepuasan pengguna layanan.

Wakil kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan dan menyatakan kesiapan seluruh jajaran untuk mengikuti proses evaluasi dengan optimal. 

“Kami berkomitmen penuh untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan, membangun budaya pelayanan prima, dan menjadi rumah sakit militer yang unggul dan responsif terhadap kebutuhan publik,” ungkap Waka RSPAU dr. S. Hardjolukito.

Pada kesempatan ini, Kolonel Arh Pulung Patria Daga memberikan masukan konstruktif terkait kelengkapan, konsistensi, dan relevansi dokumen pendukung yang menjadi bagian dari enam aspek penilaian PEKPPP. Beliau menekankan pentingnya setiap dokumen dapat menggambarkan capaian nyata di lapangan, sesuai dengan indikator evaluasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian PANRB.


Melalui kegiatan ini, RSPAU tidak hanya mendapatkan pembinaan langsung dari Pus RB TNI, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat kesiapan internal dalam menghadapi proses penilaian PEKPPP Tahun 2025 secara menyeluruh. Humas RSPAU

RSPAU Laksanakan Verifikasi Trust Mark BPJS Kesehatan Tahun 2025

Sebagai bagian dari penguatan kualitas pelayanan rumah sakit dalam mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito melaksanakan kegiatan Verifikasi Trust Mark Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, pada hari Selasa, (3/6/25) di ruang Garuda Satu RSPAU.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas registrasi dan pengisian self-assessment Trust Mark yang telah dilakukan sebelumnya oleh RSPAU, sebagai bentuk partisipasi aktif rumah sakit dalam implementasi Transformasi Digital BPJS Kesehatan. Trust Mark sendiri merupakan sistem penilaian berbasis digital yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan untuk memastikan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) memberikan pelayanan yang memenuhi prinsip aksesibilitas, efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pasien.

Dalam pelaksanaan verifikasi, BPJS Kesehatan menurunkan tim verifikator dari Kedeputian Wilayah VI, yang dipimpin oleh Kepala Bagian IT Wilayah VI BPJS Kesehatan, Bapak Bonaventura Andry Sigmada. Verifikasi ini melibatkan diskusi, penilaian dokumen, dan tinjauan terhadap implementasi pelayanan berbasis transformasi digital di lingkungan RSPAU.

Personel yang turut terlibat dalam kegiatan verifikasi ini berasal dari unsur manajemen rumah sakit, serta perwakilan dari Bagian SDM, Bagian Pengadaan dan Umum, serta Bagian Teknologi Informasi. Masing-masing bagian diminta untuk menyiapkan dokumen dan bukti pendukung sesuai dengan isian self-assessment yang telah dilaporkan sebelumnya melalui portal Trust Mark.

Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Kolonel Kes dr. Dedy Afandi C. N., Sp. A., M. Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk keseriusan RSPAU dalam menyelaraskan diri dengan kebijakan nasional dan meningkatkan mutu pelayanan kepada peserta JKN-KIS.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, program BPJS Kesehatan Trust Mark adalah bagian dari strategi besar transformasi mutu layanan yang dicanangkan oleh BPJS Kesehatan untuk memastikan bahwa rumah sakit mitra dapat menyediakan layanan yang cepat, tepat, akurat, dan memuaskan bagi peserta JKN-KIS. RSPAU menyambut baik proses verifikasi ini sebagai sarana refleksi dan evaluasi demi mewujudkan layanan yang semakin akuntabel, efisien, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” ungkap Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.

Dengan mengikuti verifikasi Trust Mark, RSPAU berharap dapat memperoleh penguatan tata kelola mutu dan masukan strategis dari BPJS Kesehatan, agar terus mampu menjadi rumah sakit rujukan yang unggul, profesional, dan terpercaya—baik bagi prajurit TNI AU maupun masyarakat umum. Humas RSPAU

 

RSPAU Gelar Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117

RSPAU dr. S. Hardjolukito melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 pada Selasa pagi (20/5/25) di Lapangan RSPAU. Upacara ini dipimpin langsung oleh Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito, Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., dan diikuti oleh seluruh civitas hospitalia RSPAU dengan khidmat dan semangat nasionalisme yang tinggi.

Mengusung tema "Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat", upacara ini menjadi momentum reflektif bagi seluruh angota RSPAU untuk meneladani semangat persatuan dan kebangkitan bangsa yang telah digelorakan sejak berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 silam.

Dalam amanatnya, Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito membacakan sambutan resmi dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Dalam sambutan tersebut disampaikan bahwa peringatan Harkitnas bukan sekedar mengenang tanggal dalam kalender nasional, namun merupakan pengingat akan semangat kebangkitan kesadaran nasional, keberanian, dan semangat untuk menolak penjajahan serta membangun bangsa dengan kekuatan sendiri.

“117 tahun yang lalu, di tengah tekanan kolonialisme, lahir kesadaran baru yang menyulut api perubahan. Melalui Budi Utomo, bangsa ini membangun keyakinan bahwa kemajuan harus bersumber dari kekuatan sendiri,” kata Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito saat membacakan sambutan.

Sambutan tersebut juga menyoroti tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari disrupsi teknologi, krisis pangan global, hingga ketegangan geopolitik dan ancaman terhadap kedaulatan digital. Dalam menghadapi semua itu, Indonesia diharapkan mampu tampil sebagai trusted partner di kancah global dengan tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif.

Tak hanya di tingkat global, semangat kebangkitan juga terlihat dalam pembangunan nasional, termasuk di bidang kesejahteraan sosial, kesehatan, ekonomi, dan pengembangan sumber daya manusia. Program-program seperti makan bergizi gratis, layanan pemeriksaan kesehatan gratis, hingga penguatan pelatihan vokasi dan talenta digital disebut sebagai fondasi dasar untuk membangun kebangkitan nasional yang berkelanjutan.

Di akhir sambutan, ditekankan pentingnya kontribusi seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia yang kuat dan mandiri, termasuk di antaranya institusi pelayanan publik seperti rumah sakit TNI yang berperan dalam menjaga kesehatan masyarakat dan prajurit.

Upacara berlangsung dengan tertib dan penuh makna. Semangat kebangkitan nasional yang tercermin dalam amanat dan kehadiran seluruh civitas hospitalia menjadi pengingat bahwa RSPAU sebagai institusi di bidang kesehatan militer dan publik, turut berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia yang kuat, sehat, dan berdaulat. Humas RSPAU

 

 

Edukasi Pranikah untuk generasi sehat

Pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral yang bukan hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua latar belakang kesehatan, dua silsilah genetik, serta dua harapan untuk melahirkan keturunan yang sehat dan bahagia. Sayangnya, banyak pasangan muda yang terlalu fokus pada aspek teknis dan seremonial pernikahan, namun mengabaikan satu hal yang sangat penting: screening kesehatan pranikah. Menyikapi hal tersebut, Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) dr. Suhardi Hardjolukito meluncurkan kampanye edukatif bertajuk “Mau Nikah Tapi Belum Screening Kesehatan? Jangan Ya Dek Ya...”, yang bertujuan membangun kesadaran publik, khususnya generasi muda, akan pentingnya deteksi dini kesehatan sebelum menikah.

Screening kesehatan pranikah adalah langkah preventif yang penting dilakukan oleh calon pengantin untuk memastikan kondisi kesehatan masing-masing dalam keadaan optimal. Pemeriksaan ini biasanya mencakup tes darah lengkap, golongan darah dan rhesus, deteksi penyakit menular seperti HIV, hepatitis B dan C, serta skrining genetik untuk mendeteksi kemungkinan penyakit bawaan seperti thalassemia. Pemeriksaan kesuburan dan kesehatan organ reproduksi juga sering disertakan sebagai bagian dari paket layanan. Tujuan utamanya adalah mencegah penularan penyakit kepada pasangan maupun calon bayi kelak, serta membantu pasangan menyiapkan langkah antisipasi medis bila ditemukan kondisi yang memerlukan perhatian khusus.

Sayangnya, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan pranikah di Indonesia masih tergolong rendah. Banyak calon pengantin merasa hal tersebut tidak penting, malu untuk membahasnya, atau bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang manfaatnya. Di sinilah peran edukasi publik menjadi krusial. RSPAU mengambil langkah strategis dengan menghadirkan kampanye yang komunikatif, segar, dan menyentuh kalangan muda. RSPAU menyediakan layanan pemeriksaan pranikah yang komprehensif dan terpercaya, ditunjang oleh fasilitas laboratorium modern dan tenaga kesehatan berkompeten.

Tak dapat dipungkiri, banyak kasus kesehatan rumah tangga di kemudian hari yang sebenarnya bisa dicegah lebih awal jika calon pasangan melakukan pemeriksaan pranikah. Beberapa pasangan mendapati ketidakcocokan rhesus darah yang bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Ada pula yang baru mengetahui bahwa salah satu pasangan mengidap penyakit menular kronis, atau memiliki riwayat penyakit genetik yang berpotensi diturunkan. Tanpa kesiapan dan pengetahuan yang cukup, kondisi tersebut bisa memicu ketegangan dalam pernikahan, gangguan kesehatan pada keturunan, hingga masalah sosial yang serius.

Melalui program edukasi ini, RSPAU tidak hanya menyampaikan pesan kesehatan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam merencanakan masa depan keluarga. Karena keluarga yang sehat dimulai dari pernikahan yang direncanakan dengan baik—tidak hanya dari sisi logistik dan spiritual, tetapi juga dari aspek kesehatan jasmani dan genetik. Maka, sebelum mengikat janji suci di pelaminan, pastikan tubuh dan pikiran berada dalam kondisi terbaik. Jadikan screening kesehatan pranikah sebagai bentuk cinta dan tanggung jawab, bukan hanya untuk pasangan, tetapi juga untuk anak-anak dan generasi selanjutnya.

RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito hadir sebagai mitra kesehatam terpercaya bagi para calon pengantin dalam mewujudkan pernikahan yang sehat dan berkualitas. Dengan semangat pelayanan yang tulus, adaptif terhadap perubahan zaman, serta komitmen pada pelayanan yang profesional dan humanis, RSPAU terus berinovasi menghadirkan layanan yang tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga mencegah dan melindungi. Mari menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, sadar akan pentingnya pencegahan, dan siap membangun keluarga masa depan yang bahagia tanpa dibayangi masalah kesehatan yang bisa dicegah sejak awal. Humas RSPAU

 Pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral yang bukan hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua latar belakang kesehatan, dua silsilah genetik, serta dua harapan untuk melahirkan keturunan yang sehat dan bahagia. Sayangnya, banyak pasangan muda yang terlalu fokus pada aspek teknis dan seremonial pernikahan, namun mengabaikan satu hal yang sangat penting: screening kesehatan pranikah. Menyikapi hal tersebut, Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) dr. Suhardi Hardjolukito meluncurkan kampanye edukatif bertajuk “Mau Nikah Tapi Belum Screening Kesehatan? Jangan Ya Dek Ya...”, yang bertujuan membangun kesadaran publik, khususnya generasi muda, akan pentingnya deteksi dini kesehatan sebelum menikah.

Screening kesehatan pranikah adalah langkah preventif yang penting dilakukan oleh calon pengantin untuk memastikan kondisi kesehatan masing-masing dalam keadaan optimal. Pemeriksaan ini biasanya mencakup tes darah lengkap, golongan darah dan rhesus, deteksi penyakit menular seperti HIV, hepatitis B dan C, serta skrining genetik untuk mendeteksi kemungkinan penyakit bawaan seperti thalassemia. Pemeriksaan kesuburan dan kesehatan organ reproduksi juga sering disertakan sebagai bagian dari paket layanan. Tujuan utamanya adalah mencegah penularan penyakit kepada pasangan maupun calon bayi kelak, serta membantu pasangan menyiapkan langkah antisipasi medis bila ditemukan kondisi yang memerlukan perhatian khusus.

Sayangnya, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan pranikah di Indonesia masih tergolong rendah. Banyak calon pengantin merasa hal tersebut tidak penting, malu untuk membahasnya, atau bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang manfaatnya. Di sinilah peran edukasi publik menjadi krusial. RSPAU mengambil langkah strategis dengan menghadirkan kampanye yang komunikatif, segar, dan menyentuh kalangan muda. RSPAU menyediakan layanan pemeriksaan pranikah yang komprehensif dan terpercaya, ditunjang oleh fasilitas laboratorium modern dan tenaga kesehatan berkompeten.

Tak dapat dipungkiri, banyak kasus kesehatan rumah tangga di kemudian hari yang sebenarnya bisa dicegah lebih awal jika calon pasangan melakukan pemeriksaan pranikah. Beberapa pasangan mendapati ketidakcocokan rhesus darah yang bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Ada pula yang baru mengetahui bahwa salah satu pasangan mengidap penyakit menular kronis, atau memiliki riwayat penyakit genetik yang berpotensi diturunkan. Tanpa kesiapan dan pengetahuan yang cukup, kondisi tersebut bisa memicu ketegangan dalam pernikahan, gangguan kesehatan pada keturunan, hingga masalah sosial yang serius.

Melalui program edukasi ini, RSPAU tidak hanya menyampaikan pesan kesehatan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam merencanakan masa depan keluarga. Karena keluarga yang sehat dimulai dari pernikahan yang direncanakan dengan baik—tidak hanya dari sisi logistik dan spiritual, tetapi juga dari aspek kesehatan jasmani dan genetik. Maka, sebelum mengikat janji suci di pelaminan, pastikan tubuh dan pikiran berada dalam kondisi terbaik. Jadikan screening kesehatan pranikah sebagai bentuk cinta dan tanggung jawab, bukan hanya untuk pasangan, tetapi juga untuk anak-anak dan generasi selanjutnya.

RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito hadir sebagai mitra kesehatam terpercaya bagi para calon pengantin dalam mewujudkan pernikahan yang sehat dan berkualitas. Dengan semangat pelayanan yang tulus, adaptif terhadap perubahan zaman, serta komitmen pada pelayanan yang profesional dan humanis, RSPAU terus berinovasi menghadirkan layanan yang tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga mencegah dan melindungi. Mari menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, sadar akan pentingnya pencegahan, dan siap membangun keluarga masa depan yang bahagia tanpa dibayangi masalah kesehatan yang bisa dicegah sejak awal. Humas RSPAU

 

 

 

 

 

 

 

 

 

<!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--[if !vml]-->

<!--[endif]--> 

 

 

 

 

 

 

 

Saatnya Menghentikan Hubungan Toksik dengan Rokok

Rokok bukanlah sekadar lintingan tembakau yang dibakar. Rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, dan di antaranya lebih dari 70 zat bersifat karsinogenik atau penyebab kanker. Ketika seseorang merokok, ia tidak hanya menghisap nikotin untuk memuaskan kecanduan, tetapi juga menelan perlahan ancaman terhadap paru-paru, jantung, otak, bahkan sistem reproduksi. Merokok bukan hanya kebiasaan, tapi bentuk perlahan-lahan menyakiti tubuh sendiri, tanpa terasa hingga akhirnya tubuh tak lagi mampu bertahan.

Data dari WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa merokok membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun di seluruh dunia. Dari angka itu, sekitar 1,2 juta adalah perokok pasif—orang-orang yang tidak merokok, namun menghirup asap rokok orang lain. Artinya, rokok tak hanya menyakiti diri sendiri, tapi juga orang-orang terdekat: pasangan, anak-anak, orang tua, teman kerja, bahkan masyarakat umum. Jadi, ketika seseorang memilih untuk berhenti merokok, ia tidak hanya menyelamatkan dirinya, tapi juga menyelamatkan orang lain.

Berhenti merokok bukan hal yang mudah, apalagi jika sudah menjadi kebiasaan bertahun-tahun. Namun, bukan berarti mustahil. Langkah awalnya adalah kesadaran bahwa merokok bukanlah bagian dari gaya hidup sehat, dan bahwa tubuh kita layak untuk dicintai dan dijaga. Tubuh yang bebas dari nikotin memiliki kemampuan luar biasa untuk memulihkan diri. Dalam waktu 20 menit setelah berhenti merokok, denyut jantung mulai kembali normal. Dalam 12 jam, kadar karbon monoksida dalam darah turun. Dalam waktu beberapa minggu, fungsi paru-paru membaik, dan risiko serangan jantung mulai menurun.

Berhenti merokok adalah bentuk self-love. Sama seperti ketika kita meninggalkan hubungan toksik yang merusak jiwa, meninggalkan rokok adalah cara kita mengatakan: “Saya layak hidup sehat.” Ini bukan soal larangan, bukan pula sekadar tuntutan kesehatan, melainkan sebuah keputusan penuh cinta kepada tubuh yang telah bekerja keras setiap hari menopang aktivitas kita.

Sayangnya, banyak orang masih terjebak dalam persepsi bahwa merokok adalah cara menghilangkan stres, bersosialisasi, atau bahkan terlihat “dewasa.” 

Lansia Sehat, Lansia Bahagia: Membangun Kualitas Hidup di Usia Senja

Kualitas Hidup

Quality of life adalah suatu terminologi yang menunjukkan tentang kesehatan, fisik, sosial dan emosi seseorang serta kemampuannya melaksanakan tugas sehari-hari (Cummins dalam Imanda, 2016). Kualitas hidup didefinisikan sebagai kondisi hidup yang baik yang bersama-sama dengan kesejahteraan subjektif positif (Zapf dalam Noll, 2012). Kualitas hidup didefinisikan sebagai hubungan antara dua elemen subjektif atau berbasis manusia dan satu set keadaan obyektif (Noll, 2012). Jadi kualitas hidup adalah persepsi atau pandangan subjektif individu terhadap kehidupannya dalam konteks budaya dan nilai yang dianut oleh individu dalam hubungannya dengan tujuan personal, harapan, standar hidup dan perhatian yang mempengaruhi kemampuan fisik, psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial dan lingkungan   

Lansia

Lansia (lanjut usia) adalah proses alamiah yang terjadi pada seseorang karena telah memasuki tahap akhir dari siklus hidupnya. Fase ini ditandai dengan perubahan-perubahan yang memengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan, yang dikenal sebagai proses penuaan atau aging process.

 

Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, lansia adalah seseorang yang, karena usianya, mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan lansia memerlukan perhatian khusus agar mereka dapat terus hidup secara produktif dan berperan aktif dalam pembangunan, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

 

Menurut Fatmah (2010), lansia merupakan proses alamiah yang terjadi secara berkesinambungan pada manusia dimana ketika menua seseorang akan mengalami beberapa perubahan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan seluruh tubuh. Sedangkan menurut Wahyudi (2008), lansia adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.

 

Menurut Maryam (2008), terdapat beberapa istilah lanjut usia, antara lain manusia lanjut usia (manula), manusia usia lanjut (lansia), usia lanjut (usila), serta ada yang menyebut golongan lanjut umur (glamur). Menurut Undang-undang No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, seseorang dikatakan lanjut usia apabila telah mencapai usia 60 (enam puluh tahun) ke atas. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa masa lansia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (Middle Age), yaitu kelompok dengan rentang usia 45-59 tahun, usia lanjut (Elderly), yaitu kelompok dengan rentang usia antara 60-70 tahun, lanjut usia tua (Old), yaitu kelompok dengan rentang usia antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very Old) kelompok dengan rentang usia 90 tahun ke atas.

Adanya peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dikarenakan menurunnya angka kematian serta penurunan jumlah kelahiran, menyebabkan terjadinya perubahan struktur demografi. Seperti Negara-negara lain dikawasan Asia Pasifik, Indonesia akan mengalami penuaan penduduk dengan amat sangat cepat. Populasi lansia yang meningkat menuntut pemerintah untuk mengambil kebijakan dan program yang ditujukan kepada lansia, agar mereka tetap dapat memiliki peran dalam masyarakat. Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga mereka dapat menjalani masa tua dengan sehat dan bahagia.

Upaya kesehatan lansia dimulai sejak seseorang mencapai usia 60 tahun, dengan tujuan menjaga kesehatan agar tetap hidup sehat, berkualitas, dan produktif. Upaya ini mencakup pemeliharaan kebersihan diri, konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik rutin, kehidupan sosial yang aktif, kesempatan berkarya, serta lingkungan yang ramah bagi lansia.

Hal penting lainnya adalah imunisasi untuk mencegah penyakit dan deteksi dini termasuk skrining. Upaya rehabilitatif, seperti fisioterapi, psikoterapi, dan pemberian obat-obatan, juga diberikan sebagai lanjutan dari pelayanan kuratif. Sementara itu, upaya paliatif bertujuan mengurangi keluhan yang dialami lansia, agar mereka dapat menjalani akhir kehidupan dengan bermartabat.

Kesehatan fisik dan mental menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan pada lansia. Orang yang sudah memasuki masa lansia perlu memperhatikan asupan makanan yang sehat dan seimbang serta menjaga berat badan agar tidak terlalu tinggi atau rendah. Selain itu, lansia juga perlu melakukan aktivitas fisik yang teratur, seperti jalan kaki atau olahraga ringan, untuk menjaga kesehatan jantung, paru-paru, otot, dan tulang.

Pencegahan penyakit juga krusial pada lansia, mengingat risiko terhadap penyakit jantung, diabetes, dan stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, lansia perlu menghindari faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan tidak sehat. Pemeriksaan kesehatan berkala juga penting untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus seperti pemeriksaan kesehatan mata, gigi, dan telinga.

Kesehatan mental tidak kalah pentingnya. Lansia harus waspada terhadap tanda-tanda depresi dan segera mencari dukungan jika diperlukan. Kesehatan fisik dan mental yang terjaga akan meningkatkan kualitas hidup lansia dan memperpanjang harapan hidup mereka.

Perawatan jangka panjang diperlukan bagi lansia yang membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat keterbatasan fisik, mental, atau intelektual. Peran keluarga sangat penting dalam mendukung lansia untuk tetap sehat, aktif, dan terlibat dalam kegiatan sosial, serta dalam memberikan pendampingan bagi mereka yang membutuhkan perawatan jangka panjang.

Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Lansia

      Peningkatan kualitas hidup lansia dapat dicapai dengan menerapkan tujuh dimensi lansia tangguh, yang diharapkan dapat mencegah kerentanan lansia yang ditimbulkan oleh berbagai perubahan yang dialami, meliputi:

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]--> Dimensi Spiritual Melalui pembinaan dimensi spiritual, diharapkan akan mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh lansia. Melalui bimbingan agama, Lansia melatih diri untuk bisa mengetahui arti dan tujuan hidupnya, mencintai dan merasa dicintai serta memiliki rasa keterikatan dengan Tuhan, dan pemenuhan kebutuhan    untuk    mendapatkan aman.

<!--[if !supportLists]-->2.    <!--[endif]-->Dimensi Intelektual memberi dan Lansia harus terus menstimulasi kerja otak untuk mengantisipasi melambatnya kerja otak, serta meminimalisir timbulnya gangguan karena menurunnya fungsi intelektual. Dengan menjaga dimensi intelektual diharapkan lansia terhindar dari macam-macam penurunan fungsi intelektual. Menstimulasi kerja otak bisa dilakukan dengan menulis, membaca, bermain alat musik, dll. 
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->

<!--[if !supportLists]-->3.      <!--[endif]-->Dimensi fisik Peningkatan populasi lansia tentunya juga akan diikuti dengan peningkatan risiko menderita berbagai penyakit kronis. Adanya   penyakit   kronis pada   lansia dapat    menurunkan    kualitas    hidup    khususnya dimensi   kesehatan   fisik, oleh karena itu, menjaga kesehatan lansia sangat penting dilakukan, seperti menjaga pola makan dan sesuai keadaannya. Kontrol monitor rutin kesehatannya

4.  Asupan gizi, istirahat yang cukup, dan olahraga ringan seperti jalan-jalan sore.

5. Dimensi Emosional Kondisi emosional Lansia merupakan keadaan psikologis Lansia meliputi aspek kemampuan berpikir, perasaan, maupun sikap yang tampak melalui perilaku yang dapat dilihat. lansia dibantu dengan keluarga untuk menstabilkan emosinya, dihrapkan agar lansia mampu memahami emosi, mengontrol emosi diri, serta mampu melakuakan hubungan sosial yang baik.

6. Sosial Kemasyarakatan Pembangunan dimensi sosial kemasyarakatan dimaksutkan untuk membangun keluarga yang bisa mendampingi, dan merawat lansia, karena tempat terbaik bagi Lansia adalah keluarga. Diharapkan keluarga dan masyarakat mampu memperhatikan, memberikan pelayanan, memberikan bantuan sosial, da pemberdayaan lansia. Dimensi Profesional Vokasional Merupakan kondisi kemampuan lansia dalam mengembangkan dirinya. Bertujuan untuk mencapai derajat kemandirian dan kualitas hidup yang prima. Indikator dari dimensi profesional vokasional adalah pengembangan usaha ekonomi oleh lansia. Usaha ekonomi produktif yang bisa dilakukan seperti membatik, bidang kuliner, dan bidang industri rumah tangga

7. Dimensi Lingkungan kondisi lansia dalam berpartisipasi di lingkungan sekitarnya. Indikator dari dimensi   lingkungan berupa partisipasi lansia dalam  kegiatan lingkungan fisik dan non fisik. Bertujuan agar terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif di lingkungan sekitar lansia meliputi: lingkungan beraktivitas, lingkungan bersih dan sehat, lingkungan mental spiritual dan lingkungan sosial budaya

Daftar Pustaka

  • Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.
  • Wahyudi, Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.
  • Maryam, Siti. 2008. Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
  • Stanley, M., dan Patricia, G.B. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
  • Imanda, Raisa. N. (2016). Strategi Peningkatan Quality of Urban Life (QoUL) dengan Pertimbangan Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kota Tempat Tinggal. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016.
  • Juczynski, Zygfryd. (2016). Health Related Quality Of Life: Theory And Measurement. Acta Universitatis Lodziensis Folia Psychologica. Health Psychology Department.
  • Noll, Heinz-Herbert. (2012). Social Indicators And Quality Of Life Research: Background, Achievements And Current Trends. Advances In Sociological Knowledge Over Half A Century. Paris: International Social Science Council. Published In: Genov, Nicolai Ed 2012.

 

 

Mengatasi Stres Dan Kecemasan : Panduan Kesehatan Mental Untuk Semua Usia

            Kesehatan mental atau yang juga dikenal dengan istilah mental health adalah kondisi kesehatan yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, psikis, dan emosional seseorang. Mental Health mencerminkan keadaan kesehatan mental seseorang, termasuk tingkat keseimbangan emosional, kemampuan mengatasi tekanan dan kualitas hubungan interpersonal. Seseorang dapat dikatakan memiliki good mental health adalah apabila memiliki ketenangan jiwa dalam menjalani hidupnya. Sebaliknya seseorang yang kesehatan mentalnya terganggu akan merasa kesulitan dalam mengendalikan emosinya bahkan dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain, kemampuan dalam berfikir atau bahkan memicu munculnya keinginan untuk melukai diri. Oleh karena itu betapa pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan sehari – hari.

            Fenomena saat ini banyak meningkatnya stresor dalam kehidupan sehari – hari sehingga berdampak  yang sebelumnya banyak penyakit fisik menjadi bergeser ke penyakit jiwa. Saat ini banyak orang yang sudah pandai untuk menjaga kesehatan fisiknya dengan berolahraga (lari, bersepeda, renang, dll)  secara mandiri. Banyak fasilitas tempat kesehatan dibangun yang bisa dipakai untuk sarana olah raga seperti sarana jogging track, tempat nge-gym, kolam renang untuk umum, persewaan tempat olahraga sudah ada dimana - mana sehingga banyak orang yang sudah bisa menjaga kesehatan fisiknya secara mandiri. Hal ini berbanding terbalik dengan stresor yang dihadapi dalam kehidupan sehari - hari. Kita lihat di medsos, berita televisi, dll dari pagi sampai malam menampilkan banyak sekali informasi yang membuat kita semua menjadi stres. Belum masalah kehidupan yang lain misalnya biaya hidup mahal, biaya sekolah mahal, sulitnya mencari pekerjaan,dll yang semuanya bisa menjadi pencetus timbulnya stres. Oleh karena itu saat ini banyak penyakit fisik yang bergeser menjadi penyakit jiwa (potensi timbulnya penyakit jiwa lebih banyak daripada penyakit fisik).

Angka Kejadian / Prevalesi gangguan jiwa sebenarnya tinggi di masyarakat. Kasus yang paling trend di masyarakat yaitu Skizofrenia (Gila) mengenai sekitar 5% populasi di Indonesia. Kasus yang tidak kalah juga yang sering datang berobat ke dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis saraf dan psikiater adalah gangguan cemas dan depresi yang prevalensinya sekitar 10 – 15?ri populasi global. Sehingga sejak tahun 2020 WHO menetapkan gangguan depresi menempati penyakit peringkat ke 2 dunia setelah gangguan jantung dan pembuluh darah. Hampir semua penyakit fisik ujung – ujungnya bermuara menjadi sakit jiwa. Apalagi kalau penyakit fisik tersebut harus menjalani terapi seumur hidup misalnya Kencing manis, darah tinggi, gagal ginjal, stroke, kanker dan lain – lain. Hal tersebut semuanya membutuhkan Psikiater dalam kolaborasi terapi dengan spesialis dibidang lain.

Mungkin kita sering mendengar di lingkungan kita orang yang mengeluh penyakit yang bermacam – macam dan berpindah – pindah seperti maag yang hilang timbul, sering kepala pusing, pegal – pegal, badan terasa tidak enak, sampai sering lemes dan keluar keringat dingin sampai susah tidur tetapi saat periksa ke dokter dan sudah dilakukan bermacam – macam pemeriksaan penunjang semua hasilnya normal sehingga dokter mengatakan tidak sakit. Pasti pasiennya jengkel dan tidak percaya sehingga pasien akan berpindah – pindah dokter untuk periksa (shooping dokter).

            Hal tersebut di atas yang disebut psikosomatis atau dalam bidang kesehatan jiwa disebut gangguan somatoform. Psikosomatis / gangguan somatoform sebenarnya disebabkan oleh gangguan cemas dan depresi (stres). Gangguan ini ditandai dengan adanya suatu keluhan fisik yang berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis meskipun sudah berkali – kali dilakukan hasilnya normal tetapi pasien tetap saja minta dilakukan pemeriksaan penunjang. Kalaupun kebetulan ada kelainan yang bissa diketemukan saat dilakukan pemeriksaan penunjang tetapi hasil tersebut tidak bisa menjelaskan hubungannya dengan keluhan yang dikemukakan pasien. Mengapa bisa seperti itu? karena gangguan psikosomatis atau gangguan somatoform penyebabnya adalah gangguan pikiran / psikis ( cemas dan depresi ) atau dalam bahasa awam sering disebut stres bukan karena kelainan di organ / fisiknya, jadi kelainannya ada di program pikirannya ( Mind Set ) yang dimanifestasikan ke badan makanya disebut Psikosomatis. Psiko artinya psikis, Somatis artinya badan. Jadi Psikosomatis artinya gangguan dipsikis yang manifestasi sakitnya dirasakan dibadan. Karena penyebabnya psikis sehingga saat dilakukan pemeriksaan penunjang misalnya laboratorium, EKG, USG, ronsen, CT Scan, MRI, dll semuanya normal.

Mengapa saat terjadi psikosomatis keluhannya bisa bermacam-macam ?

Di saat orang mengalami gangguan cemas dan depresi (stres) maka ada 3 sistem tubuh yang merespon dan masing – masing respon akan menimbulkan manifestasi keluhan yang berbeda – beda di badan yaitu :

<!--[if !supportLists]-->1.    <!--[endif]-->Ketegangan motorik

Manifestasi keluhan di badan berupa :

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Otot sering kedutan / otot seperti bergerak - gerak sendiri

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Otot tegang dari tengkuk sampai kepala ( nyeri kepala )

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Cemas / gelisah

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Mudah lelah walau sedang tidak bekerja berat

<!--[if !supportLists]-->2.    <!--[endif]-->Hiperaktivitas saraf otonom

Manifestasi keluhan di badan berupa :

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Nafas pendek dan berat ( nyesek )

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Jantung berdebar / sering deg deg an

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Telapak tangan basah dan dingin

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Mulut kering ( sering haus )

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Pusing melayang / vertigo

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Maag yang tidak sembuh – sembuh kadang sampai sering diare ( lebih banyak dikenal di masyarakat dengan nama GERD )

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Sering kencing walau tidak banyak minum dan tidak memiliki rawat diabet

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Sukar menelan padahal tidak sedang radang tenggorokan

<!--[if !supportLists]-->3.    <!--[endif]-->Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan yang berkurang

Manifestasi keluhan di badan berupa :

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Badan sering sakit – sakit semua sehingga penginnya dipijit terus

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Mudah kaget

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Sulit konsentrasi / mudah lupa

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Sulit tidur / insomnia

<!--[if !supportLists]-->-       <!--[endif]-->Mudah tersinggung / sering marah - marah

Semuanya apabila ditotal ada 17 keluhan, banyaknya keluhannya tergantung dari derajatnya apakah ringan atau sedang atau berat  psikosomatinya. Semakin berat psikosomatis maka semakin banyak keluhan yang muncul ( jadi indikator di atas bisa dijadikan cek lis untuk mengetahui berat ringannya keluhan, semakin berat berarti semakin banyak cek lis yang positif / muncul dirasakan oleh pasien sehingga itu akan mencerminkan berat ringannya gangguan cemas dan depresi / stres yang diderita oleh pasien )

Apa yang harus dilakukan ?

Pasien yang mengalami psikosomatis dapat segera datang ke poli psikiatri. Mengapa tidak ke poli umum atau poli penyakit dalam atau poli saraf ? karena pasien psikosomatis memerlukan penegakan diagnosa dengan tes psikometri bukan pemeriksaan penunjang dengan mengguanakan alat medis saja, juga pasien psikosomatis memerlukan konseling telaah penyebab cemas dan depresi / stres bukan hanya sekedar di anamnesa biasa, juga pasien psikosomatis tidak cukup dengan menggunakan obat saja tetapi memerlukan pengobatan dengan pendekatan psikoterapi yang tentunya semua itu hanya bisa dilakukan oleh Psikiater.

Selama ini kebanyakan orang akan merasa tidak nyaman bila berobat ke dokter jiwa atau sering di sebut Psikiater. Hal ini disebabkan karena prasangka dan stigma dari masyarakat terhadap orang – orang yang berobat ke dokter jiwa / Psikiater. Masyarakat kita kebanyakan menganggap orang sakit jiwa berat alias Gila yang datang ke dokter jiwa / psikiater. Pendapat ini tentunya salah besar. Tidak salah memang dokter jiwa / psikiater dikatakan mengobati pasien sakit jiwa berat alias Gila atau dalam bahasa kedokterannya Skizofrenia. Tetapi pasien skizofrenia hanyalah sebagian kecil dari pasien yang datang ke dokter jiwa / psikiater. Selebihnya adalah pasien – pasien yang mengalami gangguan cemas, depresi / stres, masalah pribadi / sosial, pasien – pasien sakit fisik yang mengalami gangguan psikologis akibat sakit kronik yang dideritanya, termasuk juga pasien dengan Psikosomatis adalah ranah terapinya dokter jiwa / Psikiater.

Cobalah mulai sekarang memakai panduan 17 keluhan di atas apabila ada pasien dengan keluhan mulai dari 1 keluhan yang paling ringan sampai 17 keluhan yang paling berat dan saat dilakukan  pemeriksaan dengan alat medis ( pemeriksaan penunjang ) normal semua maka pasien tersebut masuk katagori menderita PSIKOSOMATIS yang disebabkan oleh gangguan cemas dan depresi / stres serta jangan malu / takut untuk berobat ke Psikiater. Karena untuk menyembuhkan gangguan jiwa tidak cukup hanya dengan meningkatkan ibadah ( mendekatkan diri kepada Allah ), rekreasi, berolah raga, meditasi dan lain – lain.

Departemen Jiwa RSPAU dr. S. Hardjolukito mempunyai sarana dan prasarana yang cukup lengkap serta representatif dalam penanganan penyakit – penyakit  dengan gangguan jiwa maupun penyakit – penyakit fisik yang kombinasi ke gangguan jiwa juga. Di Poli Psikiatri melayani mulai dari pelayanan Tes Psikometri ( untuk mendukung penegakan diagnosa gangguan jiwa dan men skor berat ringannya penyakit jiwa, MMPI tes ( tes untuk masuk TNI / POLRI / PNS atau jabatan – jabatan strategis lainnya ), surat keterangan bebas narkoba, surat keterangan sehat mental dan konseling. Poli Psikiatri RSPAU dr. S. Hardjolukito mempunyai fasilitas yang sangat nyaman dan exclusive dan menerapkan sistem pelayanan One Top Service ( semua proses pelayanan dari mulai pendaftaran, konseling, apotik dan pembayaran berada dalam satu tempat pelayanan) sehingga pasien tidak perlu mondar mandir kemana – mana. Untuk pasien yang harus rawat inap karena kondisi gangguan jiwa yang berat, Paviliun Psikiatri RSPAU dr. S. Hardjolukito juga bisa merawat dengan fasilitas yang cukup nyaman dan lengkap karena di Paviliun Psikiatri mempunyai bangunan yang masih baru, bagus, minimalis modern sehingga tidak terkesan angker dengan demikian pasien tidak merasa dikucilkan atau diisolasi selama dalam perawatan.

 

 

RSPAU Gelar Pengantar Purna Tugas Ka RSPAU ke 11

RSPAU dr. S. Hardjolukito menggelar acara pengantar purna tugas bagi Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., yang telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Kepala RSPAU ke-11. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (28/5/25), dalam suasana khidmat dan penuh penghormatan sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dan kontribusi beliau. Acara diawali dengan Apel Luar Biasa Undur Diri yang diikuti oleh seluruh anggota rumah sakit, di mana beliau menyampaikan salam perpisahan dan rasa terima kasih atas kebersamaan yang terjalin selama masa tugasnya.

Rangkaian acara dilanjutkan di Ruang Garuda Satu, yang dihadiri oleh pejabat rumah sakit serta pengurus PIA Ardhya Garini 001-05-3 RSPAU dr. S. Hardjolukito. Dalam sambutannya, Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan memimpin RSPAU, meskipun dalam waktu singkat sejak Maret hingga Mei 2025. Beliau menitipkan harapan besar agar transformasi dan inovasi yang telah dimulai terus dilanjutkan oleh generasi penerus dengan semangat profesionalisme dan pengabdian tulus kepada bangsa dan negara.

Meski hanya menjabat selama dua bulan, Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto Sp.B., telah menunjukkan komitmen tinggi dalam memajukan RSPAU. Beliau aktif mendorong peningkatan tata kelola rumah sakit, memperkuat koordinasi lintas bidang, serta mendukung program-program unggulan termasuk pengembangan sarana dan prasarana medis. Acara juga diwarnai pemberian cinderamata, sesi foto bersama, serta ramah tamah yang menggambarkan kehangatan dan kedekatan antara beliau dan seluruh civitas hospitalia.

Sebagai simbol penghormatan, foto Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., dipasang di Galeri Kepala RSPAU, menandai estafet kepemimpinan dalam sejarah rumah sakit. Prosesi jajar pengantar pun dilaksanakan untuk mengiringi kepergian beliau secara resmi. Sebelumnya, penyerahan jabatan kepada Kadiskesau telah dilangsungkan secara resmi di Jakarta, didahului exit briefing dan laporan akhir masa jabatan. Seluruh keluarga besar RSPAU menyampaikan terima kasih dan doa terbaik, mengenang beliau sebagai pemimpin yang bersahaja, berdedikasi, dan menjadi bagian penting dalam perjalanan RSPAU menuju pelayanan yang terbaik.

Bahaya Judi Online: Ancaman Nyata Bagi Prajurit TNI dan Masa Depan Bangsa

Di tengah kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat, kemudahan akses internet telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia militer. Namun, di balik manfaat tersebut, terselip ancaman serius yang dapat merusak tatanan disiplin dan moral seorang prajurit, salah satunya adalah judi online. Fenomena ini tidak hanya mengganggu stabilitas ekonomi dan psikologis individu, tetapi juga dapat menghancurkan karier dan kehidupan seorang anggota militer. RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito sebagai bagian dari TNI AU berkomitmen untuk turut memberikan sosialisasi tentang bahaya judi online, terutama bagi para prajurit TNI yang memiliki tanggung jawab dan kehormatan untuk dijaga.

Judi online bukan sekadar hiburan digital. Di balik kemasannya yang menarik dan menjanjikan keuntungan cepat, tersimpan risiko kecanduan yang tinggi. Seorang prajurit yang terjerat judi online perlahan akan kehilangan fokus, loyalitas, dan kedisiplinan, yang notabene adalah fondasi utama dalam kehidupan militer. Seperti yang disampaikan oleh Kababinkum TNI Laksamana Muda Kresno Buntoro, sanksi tegas berupa pemecatan akan dijatuhkan kepada prajurit TNI yang terbukti terlibat dalam aktivitas ini. Ini bukan sekadar ancaman, melainkan bentuk nyata dari komitmen TNI dalam menjaga integritas dan kehormatan institusi.

Dampak negatif dari judi online sangat luas dan serius. Pertama, kecanduan adalah konsekuensi utama yang sering terjadi. Kecanduan ini bersifat psikologis dan dapat memengaruhi perilaku serta pengambilan keputusan seorang prajurit, sehingga berisiko menurunkan kinerja dan semangat juang. Dalam jangka panjang, kecanduan judi online juga dapat menimbulkan gangguan kejiwaan seperti kecemasan berlebihan, depresi, bahkan dorongan untuk menyakiti diri sendiri.

Kedua, judi online seringkali mendorong individu untuk melakukan tindakan kriminal. Ketika uang habis dan kecanduan tak tertahankan, sebagian orang nekat mencari jalan pintas dengan mencuri, menipu, atau bahkan meminjam uang dari rentenir. Hal ini tentu bertentangan dengan nilai-nilai kejujuran dan kehormatan yang dijunjung tinggi dalam dunia militer.

Ketiga, risiko terhadap keamanan siber juga menjadi perhatian serius. Situs judi online ilegal kerap menjadi pintu masuk bagi malware dan peretasan data pribadi. Informasi sensitif yang mungkin dimiliki oleh seorang prajurit, jika jatuh ke tangan yang salah, bisa menjadi ancaman terhadap keamanan negara.

Keempat, dampak finansial dari judi online sangat destruktif. Uang gaji yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan keluarga dan masa depan malah dihabiskan untuk taruhan yang tidak pasti. Akibatnya, kondisi ekonomi keluarga terganggu, bahkan bisa menyebabkan konflik rumah tangga yang berujung pada perceraian atau keretakan hubungan sosial.

Kelima, selain dampak keuangan, judi online juga berpengaruh terhadap kesehatan mental. Perasaan bersalah, tekanan karena hutang, dan rasa malu karena ketergantungan terhadap judi dapat menyebabkan gangguan psikologis berat. Dalam kondisi tertentu, prajurit yang tertekan bisa kehilangan kendali, bahkan mengancam keselamatan diri dan orang lain.

Yang paling fatal, terlibat dalam judi online dapat mengakibatkan pemecatan dari dinas militer. Hal ini bukan hanya mengakhiri karier seorang prajurit, tetapi juga mencoreng nama baik pribadi, keluarga, dan satuan tempatnya bertugas. TNI sebagai institusi pertahanan negara tidak mentolerir segala bentuk pelanggaran moral dan hukum, termasuk keterlibatan dalam praktik judi online.

RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito bersama TNI AU terus berkomitmen dalam memberikan edukasi, pencegahan, serta pendampingan bagi prajurit yang berpotensi atau telah terpapar bahaya judi online. Kami mengajak seluruh elemen TNI dan masyarakat untuk bersama-sama memerangi bahaya judi online. Lindungi diri, keluarga, dan institusi dari kehancuran yang disebabkan oleh kebiasaan berjudi. Bangun kesadaran, mulai dari lingkungan terkecil, untuk menciptakan budaya digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Ingatlah, kehormatan seorang prajurit adalah segala-galanya. Jangan gadaikan masa depan demi kesenangan sesaat. Judi online bukan solusi, melainkan jebakan yang siap menghancurkan. Mari kita jaga komitmen, integritas, dan semangat juang dalam bingkai disiplin dan tanggung jawab. Karena satu langkah salah hari ini, bisa jadi menghapus seluruh prestasi yang telah diperjuangkan selama ini. Humas RSPAU

Akhiri Masa Jabatan, Kepala RSPAU Serahkan Tugas Kepada Kadiskesau

Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito melaksanakan acara penyerahan jabatan Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito kepada Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Udara (Kadiskesau) dalam sebuah upacara resmi yang berlangsung di Diskesau, Jakarta, pada Senin (26/5/25). Penyerahan jabatan ini dilakukan seiring berakhirnya masa pengabdian Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B yang akan memasuki masa purna tugas. Hingga saat ini, belum ada penunjukan resmi pejabat baru sebagai Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito. Oleh karena itu, untuk menjaga kesinambungan tugas dan fungsi kepemimpinan di RSPAU dr. S. Hardjolukito, tanggung jawab jabatan sementara diserahkan kepada Kadiskesau.

Kadiskesau Marsma TNI dr. Agung Maryanto, SpB., SubspBD(K)., FINACS, FICS., FISA., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kesinambungan kepemimpinan dalam menjaga mutu layanan kesehatan di lingkungan TNI AU. Beliau juga menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., selama menjabat sebagai Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.

“Saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., atas segala bentuk dedikasi, komitmen, dan pengabdian yang luar biasa selama menjabat sebagai Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito.,” ungkap Kadiskesau.

Dalam suasana haru dan penuh kekeluargaan, Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., bersama Ibu Liliek Aplin Ismunanto turut menyampaikan pamit purna tugas kepada segenap jajaran Diskesau dan keluarga besar kesehatan TNI AU. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan selama menjalankan amanah sebagai Kepala RSPAU.

Pada kesempatan ini Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., menyampaikan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan untuk memimpin RSPAU serta menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Diskesau, civitas hospitalia RSPAU, dan mitra kerja atas dukungan dan sinergi selama masa jabatannya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kadiskesau atas kepercayaan, bimbingan, serta arahan yang senantiasa diberikan selama saya menjalankan tugas. Dukungan dari Kadiskesau beserta jajaran menjadi kekuatan tersendiri bagi saya dan seluruh civitas hospitalia RSPAU dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan kesehatan terbaik bagi keluarga besar TNI AU maupun masyarakat umum. Saya mohon doa restu dari Kadiskesau, seluruh pimpinan, rekan-rekan, dan keluarga besar Diskesau, karena mulai saat ini saya akan memasuki masa purna tugas dan kembali ke masyarakat. Namun begitu, hati saya akan tetap bersama TNI Angkatan Udara, terutama keluarga besar Diskesau yang telah menjadi bagian dari hidup dan pengabdian saya selama ini,” kata Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B.

Pada kesempatan ini juga dilaksanakan penyerahan jabatan Ketua PIA Ardhya Garini Anak Ranting 001-05-3 RSPAU dr. S. Hardjolukito kepada Ketua PIA Ardhya Garini Ranting 05-3 Diskesau Gabungan Mabesau, sebagai bagian dari rangkaian serah terima jabatan.

Acara berlangsung dengan khidmat dan diakhiri dengan jabat tangan dan foto bersama sebagai bentuk penghormatan dan kenangan atas dedikasi Marsma dr. Aplin, Sp.B selama memimpin RSPAU dr. S. Hardjolukito. Humas RSPAU