
- 06
- Jun
- 2025
Selamat Bergabung drg. Poerwati Soetji Rahajoe, Sp.BMM(K), Subsp.T.M.T.M.J(K), Ph.D ✨
RSPAU dr. S. Hardjolukito kembali memperkuat layanan kesehatan dengan kehadiran Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut. Kini Sobat Hardjo dapat memperoleh penanganan terbaik untuk masalah bedah mulut secara profesional dan humanis.
???? Jadwal praktek:
???? Senin & Kamis
⏰ Pukul 08.00 – 13.00 WIB
✅️ Melayani pasien BPJS dan UMUM
Percayakan perawatan bedah mulut Anda kepada ahlinya di RSPAU dr. S. Hardjolukito ????
Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, RSPAU dr. S. Hardjolukito melaksanakan kegiatan penyerahan hewan kurban kepada Panitia Kurban RSPAU. Penyerahan dilakukan dalam suasana khidmat dan penuh kebersamaan, usai pelaksanaan apel bersama yang diikuti oleh seluruh anggota RSPAU, pada Kamis pagi (5/6/25) di lapangan RSPAU.
Satu ekor sapi yang merupakan hasil dari partisipasi anggota RSPAU diserahkan secara simbolis oleh Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Kolonel Kes dr. Dedy Afandi C. N., Sp. A., M. Sc., kepada Ketua Panitia Kurban RSPAU Letkol Adm Suryanto, S.Sos., M.Pd., sebagai wujud kepedulian sosial dan semangat berbagi keluarga besar RSPAU kepada sesama, khususnya bagi yang membutuhkan.
Dalam sambutannya, Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Kolonel Kes dr. Dedy Afandi C. N., Sp. A., M. Sc. menyampaikan bahwa pelaksanaan kurban bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai keikhlasan, gotong royong, dan kepedulian sosial antar anggota.
"Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya meneladani ketakwaan Nabi Ibrahim AS dan keikhlasan Nabi Ismail AS, tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan soliditas di lingkungan RSPAU. Kurban ini menjadi wujud nyata semangat kita dalam berbagi dan memberi manfaat bagi sesama, terutama di lingkungan sekitar rumah sakit," kata Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.
Beliau juga mengapresiasi partisipasi anggota RSPAU yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk berkurban serta kerja keras panitia dalam mempersiapkan pelaksanaan kurban tahun ini.
Adapun penyembelihan hewan kurban direncanakan akan dilaksanakan pada hari Senin, 9 Juni 2025, bertempat di RSPAU. Selanjutnya, daging kurban akan didistribusikan kepada yang berhak menerima, baik dari kalangan internal RSPAU maupun masyarakat sekitar.
Mengusung tema “Ikhlas Berkurban, Berbagi Kebahagiaan Dan Memupuk Kepedulian Untuk Merajut Kebersamaan”, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Idul Adha di RSPAU dan menjadi tradisi tahunan yang terus dijaga untuk memperkuat nilai-nilai spiritual, sosial, dan kebersamaan di lingkungan rumah sakit. Humas RSPAU
RSPAU dr. S. Hardjolukito melaksanakan kegiatan Asistensi Penilaian Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik (PEKPPP) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Pusat Reformasi Birokrasi (Pus RB) TNI. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari penunjukan RSPAU sebagai Satuan Kerja (Satker) Unit Lokus Evaluasi (ULE) PEKPPP Tahun 2025, menjadikannya salah satu satker yang dipercaya untuk menjadi contoh dalam penerapan pelayanan publik yang berkualitas di lingkungan TNI.
Tim asistensi dari Pus RB TNI hadir langsung untuk memberikan pendampingan teknis dan evaluatif yaitu Wakil Kepala Pusat Reformasi Birokrasi TNI (Wakapus RB TNI) Kolonel Inf Tyas Koesharjadi selaku pimpinan tim asistensi, Paban VI/RB Srenaau Kolonel Adm Zainal Abidin, dan Kabid yanlik Pus RB TNI Kolonel Arh Pulung Patria Daga, yang turut memberikan arahan dan masukan strategis dalam proses asistensi. Kegiatan ini diikuti oleh evaluator internal RSPAU, Ketua Pokja PEKPPP, serta seluruh anggota Kelompok Kerja (Pokja) PEKPPP, yang terdiri dari enam aspek penilaian, yaitu Aspek Pelayanan Publik, Aspek Sumber Daya Manusia (SDM), Aspek Sarana dan Prasarana, Aspek Sistem Informasi Pelayanan Publik, Aspek Pengelolaan Pengaduan, Aspek Inovasi Pelayanan Publik dan tim survei kepuasan masyarakat.
Wakapus RB TNI dalam arahannya menyampaikan bahwa asistensi ini bertujuan untuk memastikan setiap pokja memahami indikator yang dinilai dan mampu mempersiapkan data dukung sesuai dengan standar evaluasi PEKPPP. Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antar-aspek untuk mewujudkan pelayanan publik yang terintegrasi dan berorientasi pada kepuasan pengguna layanan.
Wakil kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan dan menyatakan kesiapan seluruh jajaran untuk mengikuti proses evaluasi dengan optimal.
“Kami berkomitmen penuh untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan, membangun budaya pelayanan prima, dan menjadi rumah sakit militer yang unggul dan responsif terhadap kebutuhan publik,” ungkap Waka RSPAU dr. S. Hardjolukito.
Pada kesempatan ini, Kolonel Arh Pulung Patria Daga memberikan masukan konstruktif terkait kelengkapan, konsistensi, dan relevansi dokumen pendukung yang menjadi bagian dari enam aspek penilaian PEKPPP. Beliau menekankan pentingnya setiap dokumen dapat menggambarkan capaian nyata di lapangan, sesuai dengan indikator evaluasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian PANRB.
Melalui kegiatan ini, RSPAU tidak hanya mendapatkan pembinaan langsung dari Pus RB TNI, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat kesiapan internal dalam menghadapi proses penilaian PEKPPP Tahun 2025 secara menyeluruh. Humas RSPAU
Sebagai bagian dari penguatan kualitas pelayanan rumah
sakit dalam mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS), RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito melaksanakan kegiatan Verifikasi
Trust Mark Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, pada hari
Selasa, (3/6/25) di ruang Garuda Satu RSPAU.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas registrasi dan
pengisian self-assessment Trust Mark yang telah dilakukan sebelumnya oleh
RSPAU, sebagai bentuk partisipasi aktif rumah sakit dalam implementasi
Transformasi Digital BPJS Kesehatan. Trust Mark sendiri merupakan sistem
penilaian berbasis digital yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan untuk
memastikan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) memberikan
pelayanan yang memenuhi prinsip aksesibilitas, efektivitas, efisiensi, dan
kepuasan pasien.
Dalam pelaksanaan verifikasi, BPJS Kesehatan menurunkan
tim verifikator dari Kedeputian Wilayah VI, yang dipimpin oleh Kepala Bagian IT
Wilayah VI BPJS Kesehatan, Bapak Bonaventura Andry Sigmada. Verifikasi ini
melibatkan diskusi, penilaian dokumen, dan tinjauan terhadap implementasi
pelayanan berbasis transformasi digital di lingkungan RSPAU.
Personel yang turut terlibat dalam kegiatan verifikasi
ini berasal dari unsur manajemen rumah sakit, serta perwakilan dari Bagian SDM,
Bagian Pengadaan dan Umum, serta Bagian Teknologi Informasi. Masing-masing
bagian diminta untuk menyiapkan dokumen dan bukti pendukung sesuai dengan isian
self-assessment yang telah dilaporkan sebelumnya melalui portal Trust Mark.
Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito Kolonel Kes dr.
Dedy Afandi C. N., Sp. A., M. Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa
kegiatan ini merupakan bentuk keseriusan RSPAU dalam menyelaraskan diri dengan
kebijakan nasional dan meningkatkan mutu pelayanan kepada peserta JKN-KIS.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, program BPJS
Kesehatan Trust Mark adalah bagian dari strategi besar transformasi mutu
layanan yang dicanangkan oleh BPJS Kesehatan untuk memastikan bahwa rumah sakit
mitra dapat menyediakan layanan yang cepat, tepat, akurat, dan memuaskan bagi
peserta JKN-KIS. RSPAU menyambut baik proses verifikasi ini sebagai sarana
refleksi dan evaluasi demi mewujudkan layanan yang semakin akuntabel, efisien,
dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” ungkap
Wakil Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.
Dengan mengikuti verifikasi Trust Mark, RSPAU berharap
dapat memperoleh penguatan tata kelola mutu dan masukan strategis dari BPJS
Kesehatan, agar terus mampu menjadi rumah sakit rujukan yang unggul,
profesional, dan terpercaya—baik bagi prajurit TNI AU maupun masyarakat umum.
Humas RSPAU
RSPAU dr. S.
Hardjolukito melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari
Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 pada Selasa pagi (20/5/25) di Lapangan
RSPAU. Upacara ini dipimpin langsung oleh Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito,
Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., dan diikuti oleh seluruh civitas
hospitalia RSPAU dengan khidmat dan semangat nasionalisme yang tinggi.
Mengusung tema "Bangkit
Bersama Wujudkan Indonesia Kuat", upacara ini menjadi momentum
reflektif bagi seluruh angota RSPAU untuk meneladani semangat persatuan dan
kebangkitan bangsa yang telah digelorakan sejak berdirinya Budi Utomo pada 20
Mei 1908 silam.
Dalam amanatnya,
Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito membacakan sambutan resmi dari Menteri
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Dalam sambutan tersebut
disampaikan bahwa peringatan Harkitnas bukan sekedar mengenang tanggal dalam
kalender nasional, namun merupakan pengingat akan semangat kebangkitan kesadaran
nasional, keberanian, dan semangat untuk menolak penjajahan serta membangun
bangsa dengan kekuatan sendiri.
“117 tahun yang
lalu, di tengah tekanan kolonialisme, lahir kesadaran baru yang menyulut api
perubahan. Melalui Budi Utomo, bangsa ini membangun keyakinan bahwa kemajuan
harus bersumber dari kekuatan sendiri,” kata Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito
saat membacakan sambutan.
Sambutan tersebut
juga menyoroti tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari disrupsi
teknologi, krisis pangan global, hingga ketegangan geopolitik dan ancaman
terhadap kedaulatan digital. Dalam menghadapi semua itu, Indonesia diharapkan
mampu tampil sebagai trusted partner di kancah global dengan tetap
berpegang pada prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Tak hanya di
tingkat global, semangat kebangkitan juga terlihat dalam pembangunan nasional,
termasuk di bidang kesejahteraan sosial, kesehatan, ekonomi, dan pengembangan
sumber daya manusia. Program-program seperti makan bergizi gratis, layanan
pemeriksaan kesehatan gratis, hingga penguatan pelatihan vokasi dan talenta
digital disebut sebagai fondasi dasar untuk membangun kebangkitan nasional yang
berkelanjutan.
Di akhir
sambutan, ditekankan pentingnya kontribusi seluruh elemen bangsa untuk
bersama-sama mewujudkan Indonesia yang kuat dan mandiri, termasuk di antaranya
institusi pelayanan publik seperti rumah sakit TNI yang berperan dalam menjaga
kesehatan masyarakat dan prajurit.
Upacara
berlangsung dengan tertib dan penuh makna. Semangat kebangkitan nasional yang
tercermin dalam amanat dan kehadiran seluruh civitas hospitalia menjadi
pengingat bahwa RSPAU sebagai institusi di bidang kesehatan militer dan publik,
turut berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia yang kuat, sehat, dan
berdaulat. Humas RSPAU
Pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral yang bukan
hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua latar belakang kesehatan, dua
silsilah genetik, serta dua harapan untuk melahirkan keturunan yang sehat dan
bahagia. Sayangnya, banyak pasangan muda yang terlalu fokus pada aspek teknis
dan seremonial pernikahan, namun mengabaikan satu hal yang sangat penting: screening
kesehatan pranikah. Menyikapi hal tersebut, Rumah Sakit Pusat Angkatan
Udara (RSPAU) dr. Suhardi Hardjolukito meluncurkan kampanye edukatif bertajuk
“Mau Nikah Tapi Belum Screening Kesehatan? Jangan Ya Dek Ya...”, yang bertujuan
membangun kesadaran publik, khususnya generasi muda, akan pentingnya deteksi
dini kesehatan sebelum menikah.
Screening kesehatan pranikah adalah langkah preventif
yang penting dilakukan oleh calon pengantin untuk memastikan kondisi kesehatan
masing-masing dalam keadaan optimal. Pemeriksaan ini biasanya mencakup tes
darah lengkap, golongan darah dan rhesus, deteksi penyakit menular seperti HIV,
hepatitis B dan C, serta skrining genetik untuk mendeteksi kemungkinan penyakit
bawaan seperti thalassemia. Pemeriksaan kesuburan dan kesehatan organ
reproduksi juga sering disertakan sebagai bagian dari paket layanan. Tujuan
utamanya adalah mencegah penularan penyakit kepada pasangan maupun calon bayi
kelak, serta membantu pasangan menyiapkan langkah antisipasi medis bila
ditemukan kondisi yang memerlukan perhatian khusus.
Sayangnya, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan
pranikah di Indonesia masih tergolong rendah. Banyak calon pengantin merasa hal
tersebut tidak penting, malu untuk membahasnya, atau bahkan tidak mengetahui
sama sekali tentang manfaatnya. Di sinilah peran edukasi publik menjadi
krusial. RSPAU mengambil langkah strategis dengan menghadirkan kampanye yang
komunikatif, segar, dan menyentuh kalangan muda. RSPAU menyediakan layanan
pemeriksaan pranikah yang komprehensif dan terpercaya, ditunjang oleh fasilitas
laboratorium modern dan tenaga kesehatan berkompeten.
Tak dapat dipungkiri, banyak kasus kesehatan rumah
tangga di kemudian hari yang sebenarnya bisa dicegah lebih awal jika calon
pasangan melakukan pemeriksaan pranikah. Beberapa pasangan mendapati
ketidakcocokan rhesus darah yang bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Ada
pula yang baru mengetahui bahwa salah satu pasangan mengidap penyakit menular
kronis, atau memiliki riwayat penyakit genetik yang berpotensi diturunkan.
Tanpa kesiapan dan pengetahuan yang cukup, kondisi tersebut bisa memicu
ketegangan dalam pernikahan, gangguan kesehatan pada keturunan, hingga masalah
sosial yang serius.
Melalui program edukasi ini, RSPAU tidak hanya
menyampaikan pesan kesehatan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak
dalam merencanakan masa depan keluarga. Karena keluarga yang sehat dimulai dari
pernikahan yang direncanakan dengan baik—tidak hanya dari sisi logistik dan
spiritual, tetapi juga dari aspek kesehatan jasmani dan genetik. Maka, sebelum
mengikat janji suci di pelaminan, pastikan tubuh dan pikiran berada dalam
kondisi terbaik. Jadikan screening kesehatan pranikah sebagai bentuk
cinta dan tanggung jawab, bukan hanya untuk pasangan, tetapi juga untuk
anak-anak dan generasi selanjutnya.
RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito hadir sebagai mitra kesehatam
terpercaya bagi para calon pengantin dalam mewujudkan pernikahan yang sehat dan
berkualitas. Dengan semangat pelayanan yang tulus, adaptif terhadap perubahan
zaman, serta komitmen pada pelayanan yang profesional dan humanis, RSPAU terus
berinovasi menghadirkan layanan yang tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga
mencegah dan melindungi. Mari menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih
sehat, sadar akan pentingnya pencegahan, dan siap membangun keluarga masa depan
yang bahagia tanpa dibayangi masalah kesehatan yang bisa dicegah sejak awal.
Humas RSPAU
Pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral yang bukan hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua latar belakang kesehatan, dua silsilah genetik, serta dua harapan untuk melahirkan keturunan yang sehat dan bahagia. Sayangnya, banyak pasangan muda yang terlalu fokus pada aspek teknis dan seremonial pernikahan, namun mengabaikan satu hal yang sangat penting: screening kesehatan pranikah. Menyikapi hal tersebut, Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) dr. Suhardi Hardjolukito meluncurkan kampanye edukatif bertajuk “Mau Nikah Tapi Belum Screening Kesehatan? Jangan Ya Dek Ya...”, yang bertujuan membangun kesadaran publik, khususnya generasi muda, akan pentingnya deteksi dini kesehatan sebelum menikah.
Screening kesehatan pranikah adalah langkah preventif
yang penting dilakukan oleh calon pengantin untuk memastikan kondisi kesehatan
masing-masing dalam keadaan optimal. Pemeriksaan ini biasanya mencakup tes
darah lengkap, golongan darah dan rhesus, deteksi penyakit menular seperti HIV,
hepatitis B dan C, serta skrining genetik untuk mendeteksi kemungkinan penyakit
bawaan seperti thalassemia. Pemeriksaan kesuburan dan kesehatan organ
reproduksi juga sering disertakan sebagai bagian dari paket layanan. Tujuan
utamanya adalah mencegah penularan penyakit kepada pasangan maupun calon bayi
kelak, serta membantu pasangan menyiapkan langkah antisipasi medis bila
ditemukan kondisi yang memerlukan perhatian khusus.
Sayangnya, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan
pranikah di Indonesia masih tergolong rendah. Banyak calon pengantin merasa hal
tersebut tidak penting, malu untuk membahasnya, atau bahkan tidak mengetahui
sama sekali tentang manfaatnya. Di sinilah peran edukasi publik menjadi
krusial. RSPAU mengambil langkah strategis dengan menghadirkan kampanye yang
komunikatif, segar, dan menyentuh kalangan muda. RSPAU menyediakan layanan
pemeriksaan pranikah yang komprehensif dan terpercaya, ditunjang oleh fasilitas
laboratorium modern dan tenaga kesehatan berkompeten.
Tak dapat dipungkiri, banyak kasus kesehatan rumah
tangga di kemudian hari yang sebenarnya bisa dicegah lebih awal jika calon
pasangan melakukan pemeriksaan pranikah. Beberapa pasangan mendapati
ketidakcocokan rhesus darah yang bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Ada
pula yang baru mengetahui bahwa salah satu pasangan mengidap penyakit menular
kronis, atau memiliki riwayat penyakit genetik yang berpotensi diturunkan.
Tanpa kesiapan dan pengetahuan yang cukup, kondisi tersebut bisa memicu
ketegangan dalam pernikahan, gangguan kesehatan pada keturunan, hingga masalah
sosial yang serius.
Melalui program edukasi ini, RSPAU tidak hanya
menyampaikan pesan kesehatan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak
dalam merencanakan masa depan keluarga. Karena keluarga yang sehat dimulai dari
pernikahan yang direncanakan dengan baik—tidak hanya dari sisi logistik dan
spiritual, tetapi juga dari aspek kesehatan jasmani dan genetik. Maka, sebelum
mengikat janji suci di pelaminan, pastikan tubuh dan pikiran berada dalam
kondisi terbaik. Jadikan screening kesehatan pranikah sebagai bentuk
cinta dan tanggung jawab, bukan hanya untuk pasangan, tetapi juga untuk
anak-anak dan generasi selanjutnya.
RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito hadir sebagai mitra kesehatam
terpercaya bagi para calon pengantin dalam mewujudkan pernikahan yang sehat dan
berkualitas. Dengan semangat pelayanan yang tulus, adaptif terhadap perubahan
zaman, serta komitmen pada pelayanan yang profesional dan humanis, RSPAU terus
berinovasi menghadirkan layanan yang tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga
mencegah dan melindungi. Mari menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih
sehat, sadar akan pentingnya pencegahan, dan siap membangun keluarga masa depan
yang bahagia tanpa dibayangi masalah kesehatan yang bisa dicegah sejak awal.
Humas RSPAU
<!--[if gte vml 1]>
![]() |
Rokok bukanlah
sekadar lintingan tembakau yang dibakar. Rokok mengandung lebih dari 7.000
bahan kimia berbahaya, dan di antaranya lebih dari 70 zat bersifat
karsinogenik atau penyebab kanker. Ketika seseorang merokok, ia tidak hanya
menghisap nikotin untuk memuaskan kecanduan, tetapi juga menelan perlahan
ancaman terhadap paru-paru, jantung, otak, bahkan sistem reproduksi. Merokok
bukan hanya kebiasaan, tapi bentuk perlahan-lahan menyakiti tubuh sendiri,
tanpa terasa hingga akhirnya tubuh tak lagi mampu bertahan.
Data dari WHO
(World Health Organization)
menunjukkan bahwa merokok membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun
di seluruh dunia. Dari angka itu, sekitar 1,2 juta adalah perokok pasif—orang-orang
yang tidak merokok, namun menghirup asap rokok orang lain. Artinya, rokok tak
hanya menyakiti diri sendiri, tapi juga orang-orang terdekat: pasangan,
anak-anak, orang tua, teman kerja, bahkan masyarakat umum. Jadi, ketika
seseorang memilih untuk berhenti merokok, ia tidak hanya menyelamatkan dirinya,
tapi juga menyelamatkan orang lain.
Berhenti merokok
bukan hal yang mudah, apalagi jika sudah menjadi kebiasaan bertahun-tahun.
Namun, bukan berarti mustahil. Langkah awalnya adalah kesadaran bahwa
merokok bukanlah bagian dari gaya hidup sehat, dan bahwa tubuh kita layak untuk
dicintai dan dijaga. Tubuh yang bebas dari nikotin memiliki kemampuan luar
biasa untuk memulihkan diri. Dalam waktu 20 menit setelah berhenti merokok,
denyut jantung mulai kembali normal. Dalam 12 jam, kadar karbon monoksida dalam
darah turun. Dalam waktu beberapa minggu, fungsi paru-paru membaik, dan risiko
serangan jantung mulai menurun.
Berhenti merokok
adalah bentuk self-love. Sama seperti ketika kita meninggalkan hubungan
toksik yang merusak jiwa, meninggalkan rokok adalah cara kita mengatakan: “Saya
layak hidup sehat.” Ini bukan soal larangan, bukan pula sekadar tuntutan
kesehatan, melainkan sebuah keputusan penuh cinta kepada tubuh yang telah
bekerja keras setiap hari menopang aktivitas kita.
Sayangnya, banyak orang masih terjebak dalam persepsi bahwa merokok adalah cara menghilangkan stres, bersosialisasi, atau bahkan terlihat “dewasa.”
Quality of life adalah suatu terminologi yang menunjukkan tentang kesehatan, fisik, sosial dan emosi seseorang serta kemampuannya melaksanakan tugas sehari-hari (Cummins dalam Imanda, 2016). Kualitas hidup didefinisikan sebagai kondisi hidup yang baik yang bersama-sama dengan kesejahteraan subjektif positif (Zapf dalam Noll, 2012). Kualitas hidup didefinisikan sebagai hubungan antara dua elemen subjektif atau berbasis manusia dan satu set keadaan obyektif (Noll, 2012). Jadi kualitas hidup adalah persepsi atau pandangan subjektif individu terhadap kehidupannya dalam konteks budaya dan nilai yang dianut oleh individu dalam hubungannya dengan tujuan personal, harapan, standar hidup dan perhatian yang mempengaruhi kemampuan fisik, psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial dan lingkungan
Lansia
Lansia
(lanjut usia) adalah proses alamiah yang terjadi pada seseorang karena telah
memasuki tahap akhir dari siklus hidupnya. Fase ini ditandai dengan
perubahan-perubahan yang memengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan, yang dikenal sebagai proses penuaan atau aging process.
Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, lansia adalah seseorang yang, karena usianya, mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, termasuk kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan lansia
memerlukan perhatian khusus agar mereka dapat terus hidup secara produktif dan
berperan aktif dalam pembangunan, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Menurut Fatmah (2010), lansia merupakan proses
alamiah yang terjadi secara berkesinambungan pada manusia dimana ketika menua
seseorang akan mengalami beberapa perubahan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan seluruh tubuh. Sedangkan menurut
Wahyudi (2008), lansia adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.
Menurut Maryam (2008), terdapat beberapa istilah
lanjut usia, antara lain manusia lanjut usia (manula), manusia usia lanjut
(lansia), usia lanjut (usila), serta ada yang menyebut golongan lanjut umur
(glamur). Menurut Undang-undang No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia, seseorang dikatakan lanjut usia apabila telah mencapai usia 60 (enam
puluh tahun) ke atas. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa masa
lansia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (Middle Age),
yaitu kelompok dengan rentang usia 45-59 tahun, usia lanjut (Elderly),
yaitu kelompok dengan rentang usia antara 60-70 tahun, lanjut usia tua (Old),
yaitu kelompok dengan rentang usia antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very
Old) kelompok dengan rentang usia 90 tahun ke atas.
Adanya peningkatan
populasi lanjut usia (lansia) dikarenakan menurunnya angka kematian serta
penurunan jumlah kelahiran, menyebabkan terjadinya perubahan struktur
demografi. Seperti Negara-negara lain dikawasan Asia Pasifik, Indonesia akan
mengalami penuaan penduduk dengan amat sangat cepat. Populasi lansia yang
meningkat menuntut pemerintah untuk mengambil kebijakan dan program yang
ditujukan kepada lansia, agar mereka tetap dapat memiliki peran dalam
masyarakat. Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
lansia sehingga mereka dapat menjalani masa tua dengan sehat dan bahagia.
Upaya kesehatan lansia
dimulai sejak seseorang mencapai usia 60 tahun, dengan tujuan menjaga kesehatan
agar tetap hidup sehat, berkualitas, dan produktif. Upaya ini mencakup
pemeliharaan kebersihan diri, konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik rutin,
kehidupan sosial yang aktif, kesempatan berkarya, serta lingkungan yang ramah
bagi lansia.
Hal penting lainnya adalah
imunisasi untuk mencegah penyakit dan deteksi dini termasuk skrining. Upaya
rehabilitatif, seperti fisioterapi, psikoterapi, dan pemberian obat-obatan,
juga diberikan sebagai lanjutan dari pelayanan kuratif. Sementara itu, upaya
paliatif bertujuan mengurangi keluhan yang dialami lansia, agar mereka dapat
menjalani akhir kehidupan dengan bermartabat.
Kesehatan fisik dan mental
menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan pada lansia. Orang yang sudah
memasuki masa lansia perlu memperhatikan asupan makanan yang sehat dan seimbang
serta menjaga berat badan agar tidak terlalu tinggi atau rendah. Selain itu,
lansia juga perlu melakukan aktivitas fisik yang teratur, seperti jalan kaki
atau olahraga ringan, untuk menjaga kesehatan jantung, paru-paru, otot, dan
tulang.
Pencegahan penyakit juga
krusial pada lansia, mengingat risiko terhadap penyakit jantung, diabetes, dan
stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, lansia perlu
menghindari faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pola makan
tidak sehat. Pemeriksaan kesehatan berkala juga penting untuk mendeteksi dini
kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus seperti pemeriksaan
kesehatan mata, gigi, dan telinga.
Kesehatan mental tidak
kalah pentingnya. Lansia harus waspada terhadap tanda-tanda depresi dan segera
mencari dukungan jika diperlukan. Kesehatan fisik dan mental yang terjaga akan
meningkatkan kualitas hidup lansia dan memperpanjang harapan hidup mereka.
Perawatan jangka panjang diperlukan bagi lansia yang
membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat keterbatasan
fisik, mental, atau intelektual. Peran keluarga sangat penting dalam mendukung
lansia untuk tetap sehat, aktif, dan terlibat dalam kegiatan sosial, serta
dalam memberikan pendampingan bagi mereka yang membutuhkan perawatan jangka
panjang.
Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Lansia
Peningkatan kualitas hidup lansia dapat dicapai dengan
menerapkan tujuh dimensi lansia tangguh, yang diharapkan dapat mencegah
kerentanan lansia yang ditimbulkan oleh berbagai perubahan yang dialami,
meliputi:
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]--> Dimensi Spiritual Melalui pembinaan dimensi spiritual,
diharapkan akan mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh lansia. Melalui
bimbingan agama, Lansia melatih diri untuk bisa mengetahui arti dan tujuan
hidupnya, mencintai dan merasa dicintai serta memiliki rasa keterikatan dengan
Tuhan, dan pemenuhan kebutuhan
untuk mendapatkan aman.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Dimensi Intelektual
memberi dan Lansia harus terus menstimulasi kerja otak untuk mengantisipasi
melambatnya kerja otak, serta meminimalisir timbulnya gangguan karena
menurunnya fungsi intelektual. Dengan menjaga dimensi intelektual diharapkan
lansia terhindar dari macam-macam penurunan fungsi intelektual. Menstimulasi
kerja otak bisa dilakukan dengan menulis, membaca, bermain alat musik,
dll.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Dimensi fisik Peningkatan populasi lansia tentunya juga akan
diikuti dengan peningkatan risiko menderita berbagai penyakit kronis.
Adanya penyakit kronis pada
lansia dapat menurunkan kualitas
hidup khususnya dimensi kesehatan
fisik, oleh karena itu, menjaga kesehatan lansia sangat penting
dilakukan, seperti menjaga pola makan dan sesuai keadaannya. Kontrol monitor
rutin kesehatannya
4.
Asupan gizi, istirahat yang
cukup, dan olahraga ringan seperti jalan-jalan sore.
5. Dimensi
Emosional Kondisi emosional Lansia merupakan keadaan psikologis Lansia meliputi
aspek kemampuan berpikir, perasaan, maupun sikap yang tampak melalui perilaku
yang dapat dilihat. lansia dibantu dengan keluarga untuk menstabilkan emosinya,
dihrapkan agar lansia mampu memahami emosi, mengontrol emosi diri, serta mampu
melakuakan hubungan sosial yang baik.
6. Sosial
Kemasyarakatan Pembangunan dimensi sosial kemasyarakatan dimaksutkan untuk
membangun keluarga yang bisa mendampingi, dan merawat lansia, karena tempat terbaik
bagi Lansia adalah keluarga. Diharapkan keluarga dan masyarakat mampu
memperhatikan, memberikan pelayanan, memberikan bantuan sosial, da pemberdayaan
lansia. Dimensi Profesional Vokasional Merupakan kondisi kemampuan lansia dalam
mengembangkan dirinya. Bertujuan untuk mencapai derajat kemandirian dan
kualitas hidup yang prima. Indikator dari dimensi profesional vokasional adalah
pengembangan usaha ekonomi oleh lansia. Usaha ekonomi produktif yang bisa
dilakukan seperti membatik, bidang kuliner, dan bidang industri rumah tangga
7.
Dimensi Lingkungan kondisi lansia dalam berpartisipasi di lingkungan
sekitarnya. Indikator dari dimensi
lingkungan berupa partisipasi lansia dalam kegiatan lingkungan fisik dan non fisik.
Bertujuan agar terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif di lingkungan
sekitar lansia meliputi: lingkungan beraktivitas, lingkungan bersih dan sehat,
lingkungan mental spiritual dan lingkungan sosial budaya
Kesehatan mental atau yang juga dikenal dengan istilah mental
health adalah kondisi kesehatan yang berkaitan dengan aspek kejiwaan,
psikis, dan emosional seseorang. Mental Health mencerminkan keadaan
kesehatan mental seseorang, termasuk tingkat keseimbangan emosional, kemampuan
mengatasi tekanan dan kualitas hubungan interpersonal. Seseorang dapat
dikatakan memiliki good mental health adalah apabila memiliki ketenangan
jiwa dalam menjalani hidupnya. Sebaliknya seseorang yang kesehatan mentalnya
terganggu akan merasa kesulitan dalam mengendalikan emosinya bahkan dapat
mempengaruhi hubungan dengan orang lain, kemampuan dalam berfikir atau bahkan
memicu munculnya keinginan untuk melukai diri. Oleh karena itu betapa
pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan sehari – hari.
Fenomena
saat ini banyak meningkatnya stresor dalam kehidupan sehari – hari sehingga
berdampak yang sebelumnya banyak penyakit
fisik menjadi bergeser ke penyakit jiwa. Saat ini banyak orang yang sudah
pandai untuk menjaga kesehatan fisiknya dengan berolahraga (lari, bersepeda,
renang, dll) secara mandiri. Banyak
fasilitas tempat kesehatan dibangun yang bisa dipakai untuk sarana olah raga
seperti sarana jogging track, tempat nge-gym, kolam renang untuk
umum, persewaan tempat olahraga sudah ada dimana - mana sehingga banyak orang
yang sudah bisa menjaga kesehatan fisiknya secara mandiri. Hal ini berbanding
terbalik dengan stresor yang dihadapi dalam kehidupan sehari - hari. Kita lihat
di medsos, berita televisi, dll dari pagi sampai malam menampilkan banyak sekali
informasi yang membuat kita semua menjadi stres. Belum masalah kehidupan yang
lain misalnya biaya hidup mahal, biaya sekolah mahal, sulitnya mencari
pekerjaan,dll yang semuanya bisa menjadi pencetus timbulnya stres. Oleh karena
itu saat ini banyak penyakit fisik yang bergeser menjadi penyakit jiwa (potensi
timbulnya penyakit jiwa lebih banyak daripada penyakit fisik).
Angka Kejadian / Prevalesi gangguan jiwa
sebenarnya tinggi di masyarakat. Kasus yang paling trend di masyarakat yaitu Skizofrenia
(Gila) mengenai sekitar 5% populasi di Indonesia. Kasus yang tidak kalah juga
yang sering datang berobat ke dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam,
dokter spesialis saraf dan psikiater adalah gangguan cemas dan depresi yang
prevalensinya sekitar 10 – 15?ri populasi global. Sehingga sejak tahun 2020 WHO
menetapkan gangguan depresi menempati penyakit peringkat ke 2 dunia setelah
gangguan jantung dan pembuluh darah. Hampir semua penyakit fisik ujung –
ujungnya bermuara menjadi sakit jiwa. Apalagi kalau penyakit fisik tersebut
harus menjalani terapi seumur hidup misalnya Kencing manis, darah tinggi, gagal
ginjal, stroke, kanker dan lain – lain. Hal tersebut semuanya membutuhkan
Psikiater dalam kolaborasi terapi dengan spesialis dibidang lain.
Mungkin kita sering mendengar di lingkungan
kita orang yang mengeluh penyakit yang bermacam – macam dan berpindah – pindah
seperti maag yang hilang timbul, sering kepala pusing, pegal – pegal, badan
terasa tidak enak, sampai sering lemes dan keluar keringat dingin sampai susah
tidur tetapi saat periksa ke dokter dan sudah dilakukan bermacam – macam
pemeriksaan penunjang semua hasilnya normal sehingga dokter mengatakan tidak
sakit. Pasti pasiennya jengkel dan tidak percaya sehingga pasien akan berpindah
– pindah dokter untuk periksa (shooping dokter).
Hal
tersebut di atas yang disebut psikosomatis atau dalam bidang kesehatan jiwa
disebut gangguan somatoform. Psikosomatis / gangguan somatoform
sebenarnya disebabkan oleh gangguan cemas dan depresi (stres). Gangguan ini ditandai
dengan adanya suatu keluhan fisik yang berulang yang disertai dengan permintaan
pemeriksaan medis meskipun sudah berkali – kali dilakukan hasilnya normal
tetapi pasien tetap saja minta dilakukan pemeriksaan penunjang. Kalaupun
kebetulan ada kelainan yang bissa diketemukan saat dilakukan pemeriksaan
penunjang tetapi hasil tersebut tidak bisa menjelaskan hubungannya dengan keluhan
yang dikemukakan pasien. Mengapa bisa seperti itu? karena gangguan psikosomatis
atau gangguan somatoform penyebabnya adalah gangguan pikiran / psikis ( cemas
dan depresi ) atau dalam bahasa awam sering disebut stres bukan karena kelainan
di organ / fisiknya, jadi kelainannya ada di program pikirannya ( Mind Set
) yang dimanifestasikan ke badan makanya disebut Psikosomatis. Psiko artinya
psikis, Somatis artinya badan. Jadi Psikosomatis artinya gangguan dipsikis yang
manifestasi sakitnya dirasakan dibadan. Karena penyebabnya psikis sehingga saat
dilakukan pemeriksaan penunjang misalnya laboratorium, EKG, USG, ronsen, CT
Scan, MRI, dll semuanya normal.
Mengapa saat terjadi psikosomatis keluhannya
bisa bermacam-macam ?
Di saat orang mengalami gangguan cemas
dan depresi (stres) maka ada 3 sistem tubuh yang merespon dan masing – masing
respon akan menimbulkan manifestasi keluhan yang berbeda – beda di badan yaitu
:
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Ketegangan motorik
Manifestasi keluhan di badan berupa :
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Otot
sering kedutan / otot seperti bergerak - gerak sendiri
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Otot
tegang dari tengkuk sampai kepala ( nyeri kepala )
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Cemas
/ gelisah
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Mudah
lelah walau sedang tidak bekerja berat
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Hiperaktivitas saraf otonom
Manifestasi keluhan di badan berupa :
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Nafas
pendek dan berat ( nyesek )
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Jantung
berdebar / sering deg deg an
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Telapak
tangan basah dan dingin
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Mulut
kering ( sering haus )
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Pusing
melayang / vertigo
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Maag
yang tidak sembuh – sembuh kadang sampai sering diare ( lebih banyak dikenal di
masyarakat dengan nama GERD )
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Sering
kencing walau tidak banyak minum dan tidak memiliki rawat diabet
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Sukar
menelan padahal tidak sedang radang tenggorokan
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Kewaspadaan berlebihan dan
penangkapan yang berkurang
Manifestasi keluhan di badan berupa :
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Badan
sering sakit – sakit semua sehingga penginnya dipijit terus
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Mudah
kaget
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Sulit
konsentrasi / mudah lupa
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Sulit
tidur / insomnia
<!--[if !supportLists]-->-
<!--[endif]-->Mudah
tersinggung / sering marah - marah
Semuanya apabila ditotal ada 17 keluhan,
banyaknya keluhannya tergantung dari derajatnya apakah ringan atau sedang atau
berat psikosomatinya. Semakin berat
psikosomatis maka semakin banyak keluhan yang muncul ( jadi indikator di atas
bisa dijadikan cek lis untuk mengetahui berat ringannya keluhan, semakin berat
berarti semakin banyak cek lis yang positif / muncul dirasakan oleh pasien
sehingga itu akan mencerminkan berat ringannya gangguan cemas dan depresi /
stres yang diderita oleh pasien )
Apa yang harus dilakukan ?
Pasien yang mengalami psikosomatis dapat
segera datang ke poli psikiatri. Mengapa tidak ke poli umum atau poli penyakit
dalam atau poli saraf ? karena pasien psikosomatis memerlukan penegakan
diagnosa dengan tes psikometri bukan pemeriksaan penunjang dengan mengguanakan alat
medis saja, juga pasien psikosomatis memerlukan konseling telaah penyebab cemas
dan depresi / stres bukan hanya sekedar di anamnesa biasa, juga pasien
psikosomatis tidak cukup dengan menggunakan obat saja tetapi memerlukan
pengobatan dengan pendekatan psikoterapi yang tentunya semua itu hanya bisa
dilakukan oleh Psikiater.
Selama ini kebanyakan orang akan merasa
tidak nyaman bila berobat ke dokter jiwa atau sering di sebut Psikiater. Hal
ini disebabkan karena prasangka dan stigma dari masyarakat terhadap orang –
orang yang berobat ke dokter jiwa / Psikiater. Masyarakat kita kebanyakan
menganggap orang sakit jiwa berat alias Gila yang datang ke dokter jiwa /
psikiater. Pendapat ini tentunya salah besar. Tidak salah memang dokter jiwa /
psikiater dikatakan mengobati pasien sakit jiwa berat alias Gila atau dalam
bahasa kedokterannya Skizofrenia. Tetapi pasien skizofrenia hanyalah sebagian kecil
dari pasien yang datang ke dokter jiwa / psikiater. Selebihnya adalah pasien –
pasien yang mengalami gangguan cemas, depresi / stres, masalah pribadi /
sosial, pasien – pasien sakit fisik yang mengalami gangguan psikologis akibat
sakit kronik yang dideritanya, termasuk juga pasien dengan Psikosomatis adalah
ranah terapinya dokter jiwa / Psikiater.
Cobalah mulai sekarang memakai panduan
17 keluhan di atas apabila ada pasien dengan keluhan mulai dari 1 keluhan yang
paling ringan sampai 17 keluhan yang paling berat dan saat dilakukan pemeriksaan dengan alat medis ( pemeriksaan
penunjang ) normal semua maka pasien tersebut masuk katagori menderita
PSIKOSOMATIS yang disebabkan oleh gangguan cemas dan depresi / stres serta
jangan malu / takut untuk berobat ke Psikiater. Karena untuk menyembuhkan
gangguan jiwa tidak cukup hanya dengan meningkatkan ibadah ( mendekatkan diri
kepada Allah ), rekreasi, berolah raga, meditasi dan lain – lain.
Departemen Jiwa RSPAU dr. S.
Hardjolukito mempunyai sarana dan prasarana yang cukup lengkap serta representatif
dalam penanganan penyakit – penyakit dengan gangguan jiwa maupun penyakit –
penyakit fisik yang kombinasi ke gangguan jiwa juga. Di Poli Psikiatri melayani
mulai dari pelayanan Tes Psikometri ( untuk mendukung penegakan diagnosa
gangguan jiwa dan men skor berat ringannya penyakit jiwa, MMPI tes ( tes untuk
masuk TNI / POLRI / PNS atau jabatan – jabatan strategis lainnya ), surat
keterangan bebas narkoba, surat keterangan sehat mental dan konseling. Poli
Psikiatri RSPAU dr. S. Hardjolukito mempunyai fasilitas yang sangat nyaman dan exclusive
dan menerapkan sistem pelayanan One Top Service ( semua proses pelayanan
dari mulai pendaftaran, konseling, apotik dan pembayaran berada dalam satu
tempat pelayanan) sehingga pasien tidak perlu mondar mandir kemana – mana.
Untuk pasien yang harus rawat inap karena kondisi gangguan jiwa yang berat,
Paviliun Psikiatri RSPAU dr. S. Hardjolukito juga bisa merawat dengan fasilitas
yang cukup nyaman dan lengkap karena di Paviliun Psikiatri mempunyai bangunan yang
masih baru, bagus, minimalis modern sehingga tidak terkesan angker dengan
demikian pasien tidak merasa dikucilkan atau diisolasi selama dalam perawatan.
RSPAU dr. S. Hardjolukito menggelar acara pengantar purna tugas bagi Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., yang telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Kepala RSPAU ke-11. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (28/5/25), dalam suasana khidmat dan penuh penghormatan sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dan kontribusi beliau. Acara diawali dengan Apel Luar Biasa Undur Diri yang diikuti oleh seluruh anggota rumah sakit, di mana beliau menyampaikan salam perpisahan dan rasa terima kasih atas kebersamaan yang terjalin selama masa tugasnya.
Rangkaian acara dilanjutkan di Ruang Garuda Satu, yang dihadiri oleh pejabat rumah sakit serta pengurus PIA Ardhya Garini 001-05-3 RSPAU dr. S. Hardjolukito. Dalam sambutannya, Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan memimpin RSPAU, meskipun dalam waktu singkat sejak Maret hingga Mei 2025. Beliau menitipkan harapan besar agar transformasi dan inovasi yang telah dimulai terus dilanjutkan oleh generasi penerus dengan semangat profesionalisme dan pengabdian tulus kepada bangsa dan negara.
Meski hanya menjabat selama dua bulan, Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto Sp.B., telah menunjukkan komitmen tinggi dalam memajukan RSPAU. Beliau aktif mendorong peningkatan tata kelola rumah sakit, memperkuat koordinasi lintas bidang, serta mendukung program-program unggulan termasuk pengembangan sarana dan prasarana medis. Acara juga diwarnai pemberian cinderamata, sesi foto bersama, serta ramah tamah yang menggambarkan kehangatan dan kedekatan antara beliau dan seluruh civitas hospitalia.
Sebagai simbol penghormatan, foto Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., dipasang di Galeri Kepala RSPAU, menandai estafet kepemimpinan dalam sejarah rumah sakit. Prosesi jajar pengantar pun dilaksanakan untuk mengiringi kepergian beliau secara resmi. Sebelumnya, penyerahan jabatan kepada Kadiskesau telah dilangsungkan secara resmi di Jakarta, didahului exit briefing dan laporan akhir masa jabatan. Seluruh keluarga besar RSPAU menyampaikan terima kasih dan doa terbaik, mengenang beliau sebagai pemimpin yang bersahaja, berdedikasi, dan menjadi bagian penting dalam perjalanan RSPAU menuju pelayanan yang terbaik.
Di tengah kemajuan teknologi informasi yang semakin
pesat, kemudahan akses internet telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan
sehari-hari, termasuk dalam dunia militer. Namun, di balik manfaat tersebut,
terselip ancaman serius yang dapat merusak tatanan disiplin dan moral seorang
prajurit, salah satunya adalah judi online. Fenomena ini tidak hanya
mengganggu stabilitas ekonomi dan psikologis individu, tetapi juga dapat
menghancurkan karier dan kehidupan seorang anggota militer. RSPAU dr. Suhardi
Hardjolukito sebagai bagian dari TNI AU berkomitmen untuk turut memberikan
sosialisasi tentang bahaya judi online, terutama bagi para prajurit TNI
yang memiliki tanggung jawab dan kehormatan untuk dijaga.
Judi online bukan sekadar hiburan digital. Di balik
kemasannya yang menarik dan menjanjikan keuntungan cepat, tersimpan risiko
kecanduan yang tinggi. Seorang prajurit yang terjerat judi online perlahan akan
kehilangan fokus, loyalitas, dan kedisiplinan, yang notabene adalah fondasi
utama dalam kehidupan militer. Seperti yang disampaikan oleh Kababinkum TNI
Laksamana Muda Kresno Buntoro, sanksi tegas berupa pemecatan akan
dijatuhkan kepada prajurit TNI yang terbukti terlibat dalam aktivitas ini. Ini
bukan sekadar ancaman, melainkan bentuk nyata dari komitmen TNI dalam menjaga
integritas dan kehormatan institusi.
Dampak negatif dari judi online sangat luas dan serius. Pertama,
kecanduan adalah konsekuensi utama yang sering terjadi. Kecanduan ini bersifat
psikologis dan dapat memengaruhi perilaku serta pengambilan keputusan seorang
prajurit, sehingga berisiko menurunkan kinerja dan semangat juang. Dalam jangka
panjang, kecanduan judi online juga dapat menimbulkan gangguan kejiwaan seperti
kecemasan berlebihan, depresi, bahkan dorongan untuk menyakiti diri sendiri.
Kedua, judi online
seringkali mendorong individu untuk melakukan tindakan kriminal. Ketika uang
habis dan kecanduan tak tertahankan, sebagian orang nekat mencari jalan pintas
dengan mencuri, menipu, atau bahkan meminjam uang dari rentenir. Hal ini tentu
bertentangan dengan nilai-nilai kejujuran dan kehormatan yang dijunjung tinggi
dalam dunia militer.
Ketiga, risiko terhadap
keamanan siber juga menjadi perhatian serius. Situs judi online ilegal kerap
menjadi pintu masuk bagi malware dan peretasan data pribadi. Informasi sensitif
yang mungkin dimiliki oleh seorang prajurit, jika jatuh ke tangan yang salah,
bisa menjadi ancaman terhadap keamanan negara.
Keempat, dampak finansial
dari judi online sangat destruktif. Uang gaji yang seharusnya digunakan untuk
kebutuhan keluarga dan masa depan malah dihabiskan untuk taruhan yang tidak
pasti. Akibatnya, kondisi ekonomi keluarga terganggu, bahkan bisa menyebabkan
konflik rumah tangga yang berujung pada perceraian atau keretakan hubungan
sosial.
Kelima, selain dampak
keuangan, judi online juga berpengaruh terhadap kesehatan mental. Perasaan
bersalah, tekanan karena hutang, dan rasa malu karena ketergantungan terhadap
judi dapat menyebabkan gangguan psikologis berat. Dalam kondisi tertentu,
prajurit yang tertekan bisa kehilangan kendali, bahkan mengancam keselamatan
diri dan orang lain.
Yang paling fatal, terlibat dalam judi online dapat
mengakibatkan pemecatan dari dinas militer. Hal ini bukan hanya mengakhiri
karier seorang prajurit, tetapi juga mencoreng nama baik pribadi, keluarga, dan
satuan tempatnya bertugas. TNI sebagai institusi pertahanan negara tidak
mentolerir segala bentuk pelanggaran moral dan hukum, termasuk keterlibatan
dalam praktik judi online.
RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito bersama TNI AU terus
berkomitmen dalam memberikan edukasi, pencegahan, serta pendampingan bagi
prajurit yang berpotensi atau telah terpapar bahaya judi online. Kami mengajak
seluruh elemen TNI dan masyarakat untuk bersama-sama memerangi bahaya judi
online. Lindungi diri, keluarga, dan institusi dari kehancuran yang disebabkan
oleh kebiasaan berjudi. Bangun kesadaran, mulai dari lingkungan terkecil, untuk
menciptakan budaya digital yang sehat dan bertanggung jawab.
Ingatlah, kehormatan seorang prajurit adalah
segala-galanya. Jangan gadaikan masa depan demi kesenangan sesaat. Judi online
bukan solusi, melainkan jebakan yang siap menghancurkan. Mari kita jaga
komitmen, integritas, dan semangat juang dalam bingkai disiplin dan tanggung
jawab. Karena satu langkah salah hari ini, bisa jadi menghapus seluruh prestasi
yang telah diperjuangkan selama ini. Humas RSPAU
Kepala RSPAU dr.
S. Hardjolukito melaksanakan acara penyerahan jabatan Kepala RSPAU dr. S.
Hardjolukito kepada Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Udara (Kadiskesau) dalam
sebuah upacara resmi yang berlangsung di Diskesau, Jakarta, pada Senin
(26/5/25). Penyerahan jabatan ini dilakukan seiring berakhirnya masa pengabdian
Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B yang akan memasuki masa purna tugas.
Hingga saat ini, belum ada penunjukan resmi pejabat baru sebagai Kepala RSPAU
dr. S. Hardjolukito. Oleh karena itu, untuk menjaga kesinambungan tugas dan
fungsi kepemimpinan di RSPAU dr. S. Hardjolukito, tanggung jawab jabatan
sementara diserahkan kepada Kadiskesau.
Kadiskesau Marsma
TNI dr. Agung Maryanto, SpB., SubspBD(K)., FINACS, FICS., FISA., dalam
sambutannya menegaskan pentingnya kesinambungan kepemimpinan dalam menjaga mutu
layanan kesehatan di lingkungan TNI AU. Beliau juga menyampaikan apresiasi atas
kepemimpinan Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., selama menjabat sebagai
Kepala RSPAU dr. S. Hardjolukito.
“Saya mengucapkan
terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Marsma TNI dr. Aplin
Ismunanto, Sp.B., atas segala bentuk dedikasi, komitmen, dan pengabdian yang
luar biasa selama menjabat sebagai Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito.,”
ungkap Kadiskesau.
Dalam suasana
haru dan penuh kekeluargaan, Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., bersama Ibu
Liliek Aplin Ismunanto turut menyampaikan pamit purna tugas kepada segenap
jajaran Diskesau dan keluarga besar kesehatan TNI AU. Dalam sambutannya, beliau
mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan selama menjalankan
amanah sebagai Kepala RSPAU.
Pada kesempatan
ini Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B., menyampaikan rasa syukur atas
kesempatan yang diberikan untuk memimpin RSPAU serta menyampaikan terima kasih
kepada seluruh jajaran Diskesau, civitas hospitalia RSPAU, dan mitra kerja atas
dukungan dan sinergi selama masa jabatannya.
“Saya mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Kadiskesau atas kepercayaan, bimbingan, serta arahan
yang senantiasa diberikan selama saya menjalankan tugas. Dukungan dari
Kadiskesau beserta jajaran menjadi kekuatan tersendiri bagi saya dan seluruh
civitas hospitalia RSPAU dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan kesehatan
terbaik bagi keluarga besar TNI AU maupun masyarakat umum. Saya mohon doa restu
dari Kadiskesau, seluruh pimpinan, rekan-rekan, dan keluarga besar Diskesau,
karena mulai saat ini saya akan memasuki masa purna tugas dan kembali ke
masyarakat. Namun begitu, hati saya akan tetap bersama TNI Angkatan Udara,
terutama keluarga besar Diskesau yang telah menjadi bagian dari hidup dan
pengabdian saya selama ini,” kata Marsma TNI dr. Aplin Ismunanto, Sp.B.
Pada kesempatan
ini juga dilaksanakan penyerahan jabatan Ketua PIA Ardhya Garini Anak Ranting
001-05-3 RSPAU dr. S. Hardjolukito kepada Ketua PIA Ardhya Garini Ranting 05-3
Diskesau Gabungan Mabesau, sebagai bagian dari rangkaian serah terima jabatan.
Acara berlangsung
dengan khidmat dan diakhiri dengan jabat tangan dan foto bersama sebagai bentuk
penghormatan dan kenangan atas dedikasi Marsma dr. Aplin, Sp.B selama memimpin
RSPAU dr. S. Hardjolukito. Humas RSPAU